Pelabuhan Samarinda Terapkan Layanan Online, Pantau Lalu Lintas Kapal

Samarinda, IDN Times - Pelabuhan Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) membuka layanan izin melintas secara online, melalui sebuah aplikasi Orbit Go Live System. Selain mempermudah agen kapal mengurus izin layar, aplikasi ini juga dijalankan untuk menghindari pungli di Samarinda.
Direktur Pengembangan Bisnis PT PTB Kamaruddin mengatakan, bahwa Sistem Orbit ini terhubung dan tersinkronisasi dengan Kementerian Perhubungan.
"Jadi pengguna jasa yang menggunakan layanan ini dimudahkan. Tak perlu membawa hard copy, semua pengurusan izin dan pembayaran jadi satu dan terhubung ke Kementerian Perhubungan," jelasnya dalam agenda peluncuran, Senin (21/11/2022).
1. Dapat meningkatkan pendapatan negara
Tak hanya badan pelabuhan, aplikasi ini juga menghubungkan ke Bea Cukai dan KSOP. Nantinya dari instansi-instansi tersebut setiap bulan melakukan cek list guna mengetahui jumlah kunjungan kapal.
"Tentunya ini berpengaruh baik untuk pendapatan negara," ucapnya.
Dalam catatan pelabuhan, aktivitas kapal yang berlalu-lalang di Perairan Mahakam sepanjang 2021 yakni, 257 kapal berbendera Indonesia dan 2.888 kapal asing, serta 23.760 kapal tongkang baru bara
Semua kapal itu masuk dari pelabuhan Berau setiap tahunnya.
Baca Juga: Pelabuhan Samarinda Sudah Kapalkan Ekspor Nonmigas Rp107,7 Triliun
2. Sesuai Peraturan Menteri tentang pelayanan digitalisasi
Dengan adanya aplikasi ini, kapal yang terdata tak hanya terintegrasi tapi juga pengawasannya bisa dibagi perbulan, tanpa menghitung di penghujung tahun lagi.
Hal senada juga disampaikan Kasubdit Sistem informasi dan Sarana Prasarana Direktorat Lalu Lintas Eko Sudarmanto.
Di mana sistem perizinan secara online ini justru telah menjalankan kebijakan Peraturan Menteri (PM) Nomor 8 tahun 2022.
"Sesuai kebijakan semua pelayanan nanti harus digitalisasi, hari ini aplikasi Orbit yang dibangun itu sudah terintegrasi oleh sistem Inapornet," tuturnya.
3. Optimis layanan digital sentuh semua pelabuhan di Indonesia
Sebagai informasi, saat ini sudah ada 120 pelabuhan dari 260 total pelabuhan di Indonesia yang menggunakan layanan digitalisasi ini. Eko sendiri optimis, di Tahun 2023 sistem layanan online ini sudah bisa dinikmati di seluruh pelabuhan Nusantara.
"Memang saat ini ada beberapa yang belum menerapkan, kekurangan jaringan dan sebagainya. Tetapi ke depan, khususnya pelayanan kapal dan barang jangan sampai ada lagi layanan yang tergantung oleh petugas," pungkasnya.
Baca Juga: BNN Resmikan Laboratorium Narkotika di Samarinda