Cara Unik Kontrol Hama di Perkebunan Sawit dengan Burung Hantu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Paser, IDN Times - PT Borneo Indah Marjaya (BIM) dan PT Palma Plantasindo (PPS), anak perusahaan kelapa sawit Astra Agro Lestari di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, memanfaatkan ratusan burung hantu sebagai solusi alami untuk mengendalikan hama di area perkebunan sawit mereka.
"Satu burung hantu digunakan untuk mengawasi 20 hektare. Saat ini, kami memiliki 720 burung hantu yang ditempatkan di seluruh area perkebunan," ujar Administratur PT BIM-PPS Pulung Iman Santoso diberitakan Antara di Tanah Grogot, Jumat (13/9/2024).
1. Perusahaan memiliki 490 burung hantu
Pulung merinci bahwa PT BIM memiliki 490 burung hantu yang ditempatkan dalam 286 sangkar yang tersebar di berbagai blok perkebunan. Sementara itu, PT PPS memelihara 230 burung hantu dengan 188 sangkar.
Ia menambahkan, pemanfaatan burung hantu—yang memiliki nama latin Tyto alba—efektif dalam mengatasi hama tikus, sekaligus mengurangi penggunaan racun yang berpotensi berdampak negatif pada lingkungan.
"Penggunaan burung hantu ini belum banyak diterapkan oleh perusahaan perkebunan lain di Kabupaten Paser, sehingga kami berharap ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan lainnya," kata Pulung.
Baca Juga: 5 Desa Wisata di Penajam Paser Utara, Tempat Liburan Dekat IKN
2. Predator alami hama tikus
Lebih lanjut, Pulung menjelaskan bahwa burung hantu merupakan predator alami tikus yang sangat efektif dan ramah lingkungan. Setiap burung hantu mampu memangsa lebih dari 100 tikus dalam sebulan, atau sekitar 3.600 tikus dalam setahun.
Sangkar burung hantu ditempatkan di area perkebunan, jauh dari pemukiman karyawan, dan di lokasi yang mudah dipantau, khususnya di wilayah dengan populasi tikus tinggi.
3. Predator alam untuk mengurangi kerugian perusahaan
Dengan menggunakan burung hantu sebagai pembasmi hama alami, perusahaan berharap dapat mengurangi risiko kerugian akibat hama tikus, yang dapat berdampak pada penurunan produktivitas sawit.
"Upaya ini diharapkan mampu menekan kerugian akibat hama tikus, sehingga perusahaan dapat mempertahankan hasil produksi yang optimal," tutup Pulung.
Baca Juga: 10 Tempat Wisata Alam di Penajam Paser Utara, Lokasi Ibu Kota Baru