Dewan Adat PPU Minta Diajari Modernisasi Pertanian Terkait IKN

Warga Adat Dayak tak menolak modernisasi

Penajam, IDN Times - Dewan Adat Dayak Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) minta diajari pola bercocok tanam melalui modernisasi pertanian, seiring akan menurunnya luas lahan karena digunakan untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. 

"Kehadiran IKN Nusantara di Kabupaten PPU bisa dipastikan membawa dampak signifikan bagi masyarakat adat yang selama ini dengan kearifan lokal berladang dengan cara berpindah," ujar Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten PPU Helena Lin Legi diberitakan Antara, Kamis (9/6/2022). 

1. Kearifan lokal masyarakat adat Dayak

Dewan Adat PPU Minta Diajari Modernisasi Pertanian Terkait IKNPakaian adat masyarakat suku Dayak (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Kearifan lokal lainnya adalah mencari rotan, mencari bambu, mencari madu hutan, mencari bahan obat-obatan atau herbal yang dilakukan di hutan. Kegiatan untuk ekonomi dan kesehatan dari hutan tersebut, katanya, akan kehilangan ruang gerak, bahkan bisa dipastikan kehilangan hutan dengan hadirnya pembangunan Infrastruktur perkantoran pemerintah dan swasta, kawasan niaga, pusat perbelanjaan, pemukiman penduduk, dan pembangunan lain. 

"Kami tidak akan bisa lagi berladang berpindah dan mendapatkan unsur hara dengan cara membakar dedaunan, rumput dan kayu kering, maka ajari kami modernisasi pertanian padi gunung agar bisa berladang menetap dan tetap mendapatkan unsur hara," katanya. 

Baca Juga: Jemaah Calon Haji PPU Dapat Bimbingan sebelum Berangkat ke Tanah Suci

2. Hutan yang kian habis akibat pembangunan

Dewan Adat PPU Minta Diajari Modernisasi Pertanian Terkait IKNkanalkalimantan.com

Ia melanjutkan, hutan akan habis sehingga pihaknya tidak akan bisa lagi mencari madu di hutan, maka masyarakat adat minta tolong kepada pemangku kebijakan IKN Nusantara untuk mengajari teknik budi daya madu.

Masyarakat adat juga sudah terbiasa berburu babi di hutan, ketika kelak hutan menipis, tentu ruang gerak berburu babi akan sempit, maka ia tolong dibantu bagaimana caranya beternak babi yang baik dan benar.

Rotan, bambu, bahan obat herbal di hutan pun akan lenyap, sehingga pihaknya minta dibantu menyediakan sebuah kawasan untuk budi daya rotan, bambu, daun palm yang biasa untuk membuat seraung, untuk bungkus ketan serta ekosistem hayati lainnya.

3. Warga adat tidak menolak modernisasi

Dewan Adat PPU Minta Diajari Modernisasi Pertanian Terkait IKNMasyarakat Adat Paser yang berdomisli di lokasi ibu kota Nusantara (Dok.IDN Times/Istimewa)

Ia mengaku tidak menolak modernisasi, namun ia minta tolong pemerintah untuk mengajari modernisasi sesuai dengan kearifan lokal bagi warga setempat. 

"Hadirnya berbagai perusahaan raksasa di masa lalu saja, kami sudah kehilangan hutan. Semua hutan berubah menjadi kawasan perusahaan. Bagaimana nasib kami jika tidak ada lagi hutan dengan hadirnya IKN Nusantara," ujar Helena. 

"Buka pola kemitraan pembangunan ekonomi berbasis kearifan lokal agar masyarakat adat bisa jadi tuan rumah yang baik untuk IKN Nusantara agar bisa mandiri pangan. Impian kami, masyarakat adat bisa menyuplai kebutuhan pangan bagi penduduk IKN Nusantara dengan pola kemitraan," ujarnya berharap. 

Baca Juga: Stadion Segiri di Samarinda Sudah 95 Persen Siap Gelar Piala Presiden

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya