Gokil! Ada Temuan Industri Logam pada Zaman Kuno di Kaltim 

Ini bukti temuan peradaban sudah ada di Kalimantan

Balikpapan, IDN Times - Terpilihnya Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai lokasi berdirinya ibu kota negara (IKN) masih mengundang rasa penasaran masyarakat. Label pemilik hutan terluas kedua di Pulau Kalimantan dengan luas 147,3 Km2 atau 14.651.053 hektar, dengan 60 persen lahannya merupakan hutan produksi, membuat banyak orang berpikir kehidupan Kaltim masih jauh dari kata modernisasi.

Padahal itu salah!

Dari hasil penelitian Tim Arkeologi Nasional, Kaltim  di masa lampau dihuni kelompok masyarakat yang cukup kreatif. Mereka cukup terampil memanfaatkan alam sekitar. Terbukti dengan ditemukannya teknologi sederhana peleburan logam berikut perkakasnya di Maridan, sekitar 10 kilometer dari lokasi IKN di Sepaku. 

“Industrinya sebenarnya cukup luas, minimal radius 3 kilometer sudah teridentifikasi. Namun belum diketahui industri itu berkembang sejak kapan,” kata Ketua Tim Arkeologi Nasional Profesor Harry Truman Simanjuntak, saat ditemui IDN Times di Grand Senyiur Hotel Balikpapan, Sabtu (30/5/2021).

Dugaan sementara ini, temuan tersebut bisa jadi merupakan teknologi logam zaman kuno di Kalimantan. 

1. Peneliti juga temukan gua masa lampau

Gokil! Ada Temuan Industri Logam pada Zaman Kuno di Kaltim Penemuan benda-benda kuno di Kalimantan Timur. Foto Tim Arkeolog Nasional

Bukti-bukti sejarah ditemukan di salah satu gua masa lampau tempat manusia kuno  ini bertempat tinggal. Tempat tinggal manusia kuno yang akhirnya disebut gua panglima di mana mereka sudah ribuan tahun menguasai kawasan ini. 

Di gua ini, Harry menemukan pelbagai artefak penting berupa peralatan terbuat dari batu, tulang hewan, hingga cangkang kerang. Khususnya soal cangkang kerang ini, ia punya teori bahwa manusia kuno di Kalimantan pun memiliki kemampuan menjelajah. 

“Ada juga sisa temuan berupa fragmen-fragmen, berupa gigi, tulang, lengan, dan ada beberapa lagi yang masih perlu dianalisis bagian dari manusia,” terangnya.

Terakhir, Harry juga menunjukkan temuan batu sungai yang tersimpan di dalam gua ini. Penemuan ini unik mengingat lokasi gua yang terletak cukup jauh dari area sungai maupun lautan. 

Dugaan sementara, batu sungai tersebut dipergunakan manusia kuno di Kalimantan untuk membuat api untuk keperluan mengolah makanan, menghangatkan tubuh, hingga mengusir hewan buas. 

Baca Juga: Misteri Surut Mendadak Waduk Balikpapan Terungkap, Berpotensi Bencana

2. Jadikan masa lampau untuk penyempurna masa sekarang

Gokil! Ada Temuan Industri Logam pada Zaman Kuno di Kaltim Penemuan benda-benda kuno di Kalimantan Timur. Foto Tim Arkeolog Nasional

Adanya penemuan benda-benda purba ini, Harry berpendapat ada dugaan kuat peradaban masa lampau di Kalimantan. Penemuan ini bisa menjadi terobosan bagi ilmu arkeologi serta sejarah peradaban masyarakat kuno di Indonesia. 

Selama ini, para arkeolog masih meyakini sejarah manusia pertama di Indonesia ditemukan di Sangiran Jawa Tengah. 

“Jadi titik berangkatnya masa lampau, dibawa ke masa sekarang, kemudian di masyarakat. Jadi itu istilahnya belajar dari masa lampau,” kata dia.

Perkembangan dunia juga, lanjut dia, menjadi saksi bahwa penyempurnaan kekurangan yang ada di masa lalu berdampak besar pada peradaban dunia.

“Yang dulunya ditemukan di masa silam dia hadirkan, kekurangan-kekurangan dan hal-hal negatif dahulu jangan sampai terulang,” ujarnya.

3. Arkeolog untuk perkembangan IKN

Gokil! Ada Temuan Industri Logam pada Zaman Kuno di Kaltim Tim terus melakukan penggalian di lokasi penemuan benda kuno di Kalimantan Timur. Foto Tim Arkeolog Nasional

Lebih lanjut, Harry penemuan ini akan menjadi rekomendasi bagi pemerintah dalam menentukan road map pembangunan IKN ke depan. Ia berharap, pembangunannya tidak merusak nilai-nilai sejarah masa lampau di Kalimantan. 

Titik-titik ditemukannya peradaban masa prasejarah dan lingkup hutan yang besar, juga menjadi perhatian pihaknya dan nantinya akan disampaikan kepada tim pembangunan IKN agar bisa menjaga penemuan-penemuan tersebut.

Bahkan, pemerintah bisa memaksimalkan penemuan tersebut sebagai objek wisata yang berdampingan dengan pembangunan IKN. Menurut Harry, pengembangan lokasi ini akan menarik para peneliti arkeolog serta wisatawan tentang sejarah masa lampau masyarakat di Kalimantan. 

“Tentu dengan penataan yang profesional, ya. Jadi bagaimana cara mengemas suatu objek itu hingga menarik pengunjung tanpa merusak lingkungan dan isinya,” ujarnya. 

Baca Juga: Masa Jabatan Wali Kota Balikpapan Usai, Rizal Didorong ke Legislatif

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya