Korban Kebakaran Sebatik Ditempatkan di Hotel Haji Momo

Bangunan hotel tidak terpakai

Tarakan, IDN Times - Mayoritas para korban kebakaran yang melanda pemukiman penduduk di Jembatan Perikanan lama, Desa Sei Panjang, Kecamatan Sebatik Utara, Kabupaten Nunukan, Kamis (27/4/2023) saat ini menempati bangunan bekas hotel yang tidak terpakai milik H Nuwardi atau Haji Momo.

“Pemilik hotel mempersilakan korban-korban meminjam bangunan bekas hotel, kebetulan jaraknya cukup dekat sekitar 100 meter dari lokasi kebakaran,” kata salah seorang korban kebakaran bernama Sarifuddin (51) di Sebatik, Kabupaten Nunukan dilaporkan Antara, Selasa (2/5/2023).

1. Hotel Sei Pancang sudah 20 tahun tidak terpakai

Korban Kebakaran Sebatik Ditempatkan di Hotel Haji MomoIlustrasi Penanganan Kebakaran oleh Pemadam Kebakaran. (IDN Times/Persiana Galih)

Sarifuddin bersama lima kepala keluarga (KK) lainnya dengan jumlah jiwa sebanyak 21 orang menempati bekas bangunan Hotel Sei Pancang yang sudah 20 tahun tidak terpakai.

Meski tidak terpakai, bangunan hotel berlantai dua ini sangat layak ditempati karena kondisinya masih bagus, hanya saja perlu sedikit waktu untuk membersihkan bagian kamar-kamar karena kotoran debu dan rumput.

Hotel Sei Pancang milik Haji Momo adalah hotel pertama di Pulau Sebatik yang dibangun sekitar 30 tahun lalu. Bangunan kosong ini dilengkapi WC dan kamar mandi di tiap kamar dan ruang dapur yang cukup luas.

“Ada ruangan luas di bagian belakang untuk kami jadikan dapur umum kalau mau masak bisa bergantian di sana,” kata Sarifuddin.

Baca Juga: Empat Desa di Sebakung Nunukan Terendam Banjir

2. Korban kebakaran menempati bekas hotel tanpa batasan

Korban Kebakaran Sebatik Ditempatkan di Hotel Haji MomoIlustrasi kebakaran

Dia mengatakan, Nuwardi mempersilakan korban kebakaran menempati bekas hotel tanpa batasan waktu, bahkan tanpa diminta pemilik bangunan dengan sangat baik hati memperbaiki kerusakan dan pembersihan.

Sebagai contoh, hari ini dilakukan renovasi ruang kamar di lantai satu yang mengalami kerusakan bagian plafon, perbaikan dinding di lantai dua dan pemasangan profil tank untuk penampungan air bersih.

“Tiga hari ini kita bersih-bersih bangunan bekas hotel, bagian rusak diperbaiki, untuk air bersih disiapkan profil tank besar,” ucapnya.

Tidak berbeda dengan Safaruddin, Andu (52) korban kebakaran yang juga menempati bekas bangunan hotel mengucapkan terima kasih kepada keluarga Nuwardi yang bersedia menampung warga.

“Korban-korban kebakaran itu saling berkeluarga semua, saya dengan Safaruddin juga keluarga,” katanya.

3. Korban berencana membangun rumahnya lagi

Korban Kebakaran Sebatik Ditempatkan di Hotel Haji MomoILUSTRASI kebakaran

Andu yang sehari-harinya bekerja sebagai nelayan berencana kembali membangun rumahnya di lokasi bekas kebakaran, keinginan ini tidak berbeda dengan korban lainnya yang sudah menempati pemukiman tersebut puluhan tahun.

Sementara itu, Camat Sebatik Utara, Muhammad Eko mengatakan, jumlah bangunan rumah terbakar sebanyak enam unit ditambah dua bangunan terdampak dengan 12 Kepala Keluarga (KK) dan 57 jiwa.

“Pemerintah Kabupaten bersama kecamatan mendirikan posko pendataan sekaligus tempat penerimaan bantuan,” katanya.

Sejak terjadi kebakaran, posko kebakaran menerima bantuan uang tunai Rp77 juta dari Baznas Nunukan, Unit Penerima Zakat (UPZ) Sebatik Timur, UPZ sebatik Tengah dan UPZ Sebatik Utara ditambah bantuan sembako dan lainnya dari pemerintah daerah.

Bantuan yang tunai yang diterima posko telah dibagikan kepada 12 KK dengan besaran terima Rp6,9 juta, sedangkan dua korban kebakaran terdampak yang mengalami kerusakan rumah Rp4 juta.

“Tadi ada bantuan dari UPZ Sebatik Barat dan Alumni IKA total Rp15 juta, belum lagi bantuan kelompok masyarakat yang langsung diserahkan ke korban,” katanya.

Baca Juga: Polisi Menyelidiki tentang Maraknya Karhutla di Nunukan

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya