Media Sosial Ramai Perang Tagar dalam Persaingan Industri Air Minum

Akun porno pun dibawa-bawa dalam perang ini

Balikpapan, IDN Times - Persaingan industri air minum dalam kemasan bisa juga mampir juga di jagat warganet Twitter dan Instagram selama sepekan ini. Seperti muncul changeorg di akun Instagram memakai tagar #tolakgalonsekalipakai. 

Mereka membawa petisi penolakan penggunaan galon sekali pakai yang dilempar ke media sosial setahun lalu. Entah sengaja atau kebetulan, waktunya kini bersamaan dengan upaya BPOM menerapkan label BPA Free pada galon berbahan plastik polikarbonat. 

"Banyak akun organik nimbrung dalam tagar itu. Melempar pesan dampak lingkungan yang ditimbulkan market leader selama ini. Pesan lain, banyak netizen memahami semaian tagar itu hasil suruhan lobi bisnis industri yang ingin tetap mempertahankan status quo. Pesan terakhir banyak terbaca di kedua tagar. Menariknya, netizen memahami dan menggugat strategi greenwashing yang diterapkan, terutama kepada market leader,” kata Pegiat Media Sosial dan Dosen Komunikasi di Bandung Cahyadi Gunawan saat dihubungi, Jumat (17/12/2021).

1. Percakapan di media sosial menyasar pada produsen air minum kemasan

Media Sosial Ramai Perang Tagar dalam Persaingan Industri Air MinumIlustrasi galon guna ulang. (Shutterstock/DedMityay)

Cahyadi mengatakan, percakapan mengarah pada kampanye hitam kepada salah satu produsen air minum kemasan. Perang pendapat di Instagram diduga digerakkan oleh akun robot dengan karakter pesan yang cenderung seragam. 

Menyoal tentang seputar sampah galon sekali pakai, dan tuduhan terhadap BPA Free adalah rekayasa yang menguntungkan satu brand air minum kemasan.

Baca Juga: Isu Label BPA, Kemenperin Enggan Dibenturkan dengan BPOM

2. Kampanye hitam digerakkan akun robot

Media Sosial Ramai Perang Tagar dalam Persaingan Industri Air Minumilustrasi wanita ingin mendapatkan persetujuan sosial dan disukai melalui media sosial (pexels.com/Tim Douglas)

Dalam kajiannya, Cahyadi menunjukkan bahwa akun-akun tagar penolakan galon sekali pakai didominasi dari Jawa Timur, Jawa Barat, dan Papua.

Data juga menunjukkan banyak digerakkan oleh akun-akun bot (robot). Ini mudah terbaca pada usia akun yang relatif baru, dengan isi percakapan yang praktis sama atau bahkan praktis tak ada kaitannya dengan tema pembicaraan.

“Tak pelak, anomali itu dengan cepat terbaca oleh warga twitter sebagai kampanye gelap," tegasnya.

Secara khusus, Cahyadi menyorot temuan temuan akun @WagimanDeep212 yang dengan jeli misalnya, menulis tentang salah satu akun yang terindikasi sebagai robot. 

Pemilik akun mencantumkan screenshot, rekam jejak salah satu akun pengusung tagar #tolakgalonsekalipakai.

3. Perang di media sosial yang merembet kemana-mana

Media Sosial Ramai Perang Tagar dalam Persaingan Industri Air Minumpixabay.com/Alexas_Fotos

Pertempuran opini berkecamuk seiring kemunculan tagar salah satu produsen minuman. Percakapan dengan tagar itu menampilkan sejumlah isu serius terkait dampak lingkungan dari besarnya operasinya. 

Sejumlah posting misalnya menyorot dampak armada truk pengangkut produk yang kerap mendominasi jalan raya dan menimbulkan kemacetan dan bahkan kecelakaan.

Posting lainnya menyoroti sisi kesehatan distribusi galon yang terpapar sinar matahari di atas truk dalam waktu yang lama sebelum akhirnya sampai ke tangan konsumen.

Dalam momen kampanye edukasi publik, BPOM meminta masyarakat berhati-hati dalam penyimpanan dan distribusi galon, khususnya menghindarkan galon dari terpaan sinar matahari langsung agar tak terjadi peluruhan polimer plastik kemasan ke dalam air minum. Peluruhan semacam itu, bisa sampai terkonsumsi dalam level tertentu, dianggap bisa memicu masalah kesehatan yang serius.

Baca Juga: Upaya Licik dalam Menjegal Pelabelan Risiko BPA 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya