YKAN Menambah Pendampingan Aksi Perubahan di Kutai Timur

Sebelumnya lima desa menjadi 10 desa

Balikpapan, IDN Times - Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menambah upaya pendampingan Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan (SIGAP) di Wilayah Kabupaten Kutai Timur dari lima desa menjadi 10 desa.

"Kami tandai penambahan itu dengan pelatihan fasilitator SIGAP di Desa Karangan Dalam, Kutai Timur, pada 8 November 2023," kata Spesialis Pengembangan Kapasitas Perdesaan YKAN Christianus Djoka diberitakan Antara, Rabu (15/11/2023). 

1. YKAN menggandeng Yayasan Nastari

YKAN Menambah Pendampingan Aksi Perubahan di Kutai TimurPetugas perangkat desa menutup pintu tempat karantina khusus bagi pemudik di Desa Jepangpakis, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (5/5/2021). (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Dalam penambahan lokasi pendampingan itu, YKAN menggandeng Yayasan Nastari untuk meningkatkan kapasitas fasilitator, aparat, dan pemangku kepentingan terkait. Sementara, pelatihan fasilitator itu berlangsung pada 8-11 November 2023 dan diikuti 29 peserta. Para peserta diharapkan mampu mendukung pembangunan desa melalui tiga pilar utama SIGAP.

Ketiga pilar SIGAP itu adalah (1) tata kelola pemerintahan desa; (2) pemanfaatan sumber daya alam melalui pengembangan Perhutanan Sosial dan Pengembangan Kelembagaan Ekonomi melalui Badan Usaha milik Desa (BUMDES); serta (3) mendorong proses dan inovasi yang diperlukan dalam rangka percepatan pencapaian pembangunan dan kemajuan desa.

Pemilihan desa-desa tambahan yang didampingi, menurut Chris Djoka, mempertimbangkan kondisi geografis. Kecamatan Karangan dan Kecamatan Kaubun, misalnya, berada dalam gugusan karst Sangkulirang-Mangkalihat.

Baca Juga: Kebakaran Puluhan Rumah di Kutai Barat, Ratusan Warga Mengungsi

2. Kawasan karst penting sebagai tangkapan penampung air

YKAN Menambah Pendampingan Aksi Perubahan di Kutai TimurKawasan karst di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah (Sulteng). Dok. IDN Times/JATAM Sulteng

Kawasan karst itu dinilai penting untuk dijaga sebagai tangkapan penampung air, habitat satwa unik, dan penyerap karbon.

“Kami ingin mendorong warga desa menyadari potensi dan aset yang mereka miliki, tanpa harus mengekstraksi sumber daya alam secara masif,” ujar Chris.

Sejumlah desa yang ikut pelatihan sudah memanfaatkan karst sebagai tujuan wisata seperti Gua Karst Ampanas di Desa Pengadan, Gua Lorong Air di Karangan, hingga Karst Mengkuris di Batu Lepoq.

Christ mengatakan tata kelola pemerintahan yang menjadi pilar SIGAP akan membantu penyusunan perencanaan pembangunan desa yang partisipatif.

“Diharapkan warga desa akan semakin sadar akan potensinya, terlibat aktif dalam pembangunan, sehingga tercapai desa mandiri,” katanya.

3. Para peserta pelatihan mewakili fasilitator SIGAP

YKAN Menambah Pendampingan Aksi Perubahan di Kutai TimurKantor Desa Labangka Kecamatan Babulu salah satu desa penerima ADD dan DD (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Para peserta pelatihan mewakili fasilitator SIGAP, staf pemerintah desa-desa sasaran, penggerak swadaya masyarakat, penyuluh kehutanan, pendamping lokal desa, dan Yayasan Bikal yang menjadi mitra lokal YKAN di Desa Karangan.

Para peserta mendapatkan pelajaran tentang SIGAP, mengenal potensi desa, hingga penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa. YKAN mengembangkan pendekatan sosial SIGAP yang bertumpu pada aksi kolektif warga untuk menemukan kekuatan, impian, serta solusi kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan, sekaligus menguatkan eksistensi mereka sebagai warga desa.

Sementara, Direktur Yayasan Nastari Wahono mengatakan fasilitator SIGAP adalah garda terdepan di lapangan.

4. Mitra pelatihan Pejuang SIGAP Sejahtera

YKAN Menambah Pendampingan Aksi Perubahan di Kutai TimurANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Yayasan Nastari menjadi mitra pelatihan Pejuang SIGAP Sejahtera di Kabupaten Berau. Selama lima tahun terakhir, sekira 120 generasi muda turut mendampingi kampung-kampung di Berau dalam implementasi SIGAP sebagai Pejuang SIGAP Sejahtera.

Kontribusi mereka mendukung capaian Indeks Desa Membangun pada 2022 di Berau dan hanya menyisakan satu desa tertinggal dari total 99 Kampung. Sedangkan di Kutai Timur, terdapat dua desa tertinggal dari total 139 desa.

“Antusiasme fasilitator SIGAP di Kutai Timur semakin mengukuhkan bahwa anak muda yang diberi kesempatan bisa membangun daerah asal mereka,” kata Wahono.

Kepala Bidang Pemerintahan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (DPMPD) Kabupaten Kutai Timur Yudieth berharap pelatihan itu akan terus berlanjut ke desa-desa yang lain.

“Kami harap bisa berkolaborasi, terutama dalam proses penguatan kapasitas bagi kawan-kawan fasilitator maupun pemerintah desa  di Kutai Timur,” ujar Yudieth.

Baca Juga: Pemprov Kaltim Rehabilitasi 300 Rumah Tidak Layak Huni di Kutai Timur

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya