UN Jadi Beban, Siswi di Balikpapan: Nyaris Tak Ada Waktu Luang

Alasan pelajar dukung Ujian Nasional dihapuskan

Balikpapan, IDN Times – Rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim meniadakan Ujian Nasional (UN) dan menggantikannya dengan asesmen kompetensi disambut baik beberapa pelajar di Balikpapan. 

Salah satu yang mendukung rencana tersebut adalah Sakinah Imel, siswi kelas 12 di SMA 1 Balikpapan. Namun dia menyayangkan gagasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, tersebut baru akan dilaksanakan dua tahun lagi. Artinya tahun depan ia masih harus mengikuti UN.

Menurutnya menghapus UN sebaiknya dilakukan segera. “Iya (mendukung UN dihapus). Cuma agak kesal, kenapa baru 2021, kenapa gak pas tahun depan aja,” katanya kepada IDN Times saat ditemui di sekolahnya, Kamis (19/12) siang.

1. Waktu dihabiskan untuk belajar, UN bikin beban

UN Jadi Beban, Siswi di Balikpapan: Nyaris Tak Ada Waktu LuangSiswi SMA 1 Balikpapan, Sakinah Imel. (IDN Times/Surya Aditya)

Lebih jauh, perempuan dengan panggilan Imel itu menerangkan alasannya setuju UN dihapus. Menurut dara berusia 17 tahun ini, UN hanya akan menjadi beban bagi dirinya, karena ada banyak persiapan yang harus dilakukan sebelum menghadapi UN.

Seperti yang dilakukannya saat ini, dalam menghadapi UN pada 2020 nanti, ia berkisah hari-harinya dilewatkan untuk belajar, belajar dan belajar. Nyaris tidak ada waktu yang tersisa bagi dirinya untuk bersantai.

Pagi hari, kata Imel, ia harus belajar di sekolah. Sore harinya, sepulang sekolah, dilanjutkan dengan mengikuti bimbingan belajar (bimbel) dari sekolah atau les di luar sekolah. Malamnya diisi dengan mengerjakan PR dari sekolah. Atau, jika tidak ada PR, kemungkinan ia akan mengulas kembali pelajaran.

“Ada banyak tugas-tugas sekolah. Kayak banyak dibeban-bebani gitu. Jadi enggak nyaman,” kata gadis berhijab ini.

Baca Juga: Bikin Stres, Pelajar di Penajam Paser Utara  Setuju UN Dihapuskan

2. Menjelang UN, nyaris tak ada waktu santai

UN Jadi Beban, Siswi di Balikpapan: Nyaris Tak Ada Waktu Luangilustrasi siswa ikut ujian akhir nasional (ANTARA FOTO/Jojon)

Bahkan saat liburan sekolah, lanjut Imel, ia tetap belajar. Semua ini dilakukannya agar dia bisa menjawab soal-soal UN dengan tepat. Ia rajin belajar juga untuk merealisasikan cita-citanya menempuh pendidikan di perguruan tinggi di Samarinda.

“Kalau ada waktu luang sempatin belajar. Tapi sempatin jalan (mencari hiburan) juga kalau weekend. Yang jelas, mulai sekarang fokus untuk belajar, sama ujian-ujian yang lain,” tuturnya.

3. Dukungan mahasiswi agar UN dihapuskan

UN Jadi Beban, Siswi di Balikpapan: Nyaris Tak Ada Waktu LuangMahasiswi STIE Madani Balikpapan, Rafita. (IDN Times/Surya Aditya)

Dukungan menghapus UN juga disampaikan mantan peserta UN, Rafita (18). Rafita pernah menjalani UN saat SMA dan sekarang sudah menjadi mahasiswi.

Menurutnya, menghapus UN adalah rencana terbaik yang diusulkan pemerintah saat ini. Sebab, UN dinilainya hanya membuat penderitaan, karena jauh sebelum UN berlangsung, ia sudah harus mempersiapkan UN dengan belajar.

“UN itu bikin stres. Karena ditekan, kami harus belajar, kami dituntut. Jadi kami dituntut supaya kami lulus. Karena UN adalah standar kelulusan, jadi takut nilainya jelek. Ya, kayak dihatuin gak lulus sekolah,” kata perempuan berkerudung itu kepada media ini.

4. Meski UN akan dihapus, belajar tetap utama

UN Jadi Beban, Siswi di Balikpapan: Nyaris Tak Ada Waktu Luang(Ilustrasi ujian nasional Sekolah Menengah Atas) IDN Times/Vanny El Rahman

Apalagi, sambung Rafita, semua soal UN disamakan di seluruh Tanah Air. Menurut wanita yang kini duduk di bangku Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Madani Balikpapan itu, hal tersebut salah besar. Karena materi pelajaran berbeda satu sekolah dengan sekolah lainnya.

Dia lantas mencontohkan saat ia mengikuti UN saat masih SMA. Kata dia, tak sedikit soal-soal UN berbeda dengan yang ia pelajari selama bersekolah. Hal ini membuatnya merasa kebingungan untuk menjawab soal-soal tersebut.

“Jadi jawabannya pasrah saja. Kalau enggak tahu, ya, mengarang aja jawabnya,” ungkap mahasiswi semester satu Jurusan Manajemen itu sambil tersenyum.

Meski UN hampir pasti dihapus pemerintah pada 2021 nanti, namun bukan berarti tidak lagi belajar. Rafita menuturkan, belajar tetap penting dilakukan. Karena pascalulus sekolah, ilmu pengetahuan yang bakal menjadi modal untuk terus melangsungkan kehidupan. Berdasarkan pengalamannya, ia pun memiliki pesan bijak kepada para pelajar.

“Tetap harus belajar. Kurang-kurangi gadget, kurang-kurangi main. Kenapa? Karena itu bikin kita jadi malas untuk melakukan kegiatan sehari-hari, malas untuk bersosialiasi,” tutup Rafita.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Pelajar di Balikpapan Mendukung Penghapusan Ujian Nasional

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya