Wajib Berkearifan Lokal, Desain IKN Baru Belum Final

Usulan Kaltim sudah disampaikan kepada para perancang IKN

Samarinda, IDN Times -Jawara desain ibu kota negara (IKN) sahih ditentukan. Sesuai keputusan juri, ada tiga pemenang dengan ragam tema. Paling menawan hati para penilai ialah rancangan dari Urban+ bernama Nagara Rimba Nusantara. Lalu ada The Infinite City di posisi kedua, dan ketiga ialah Kota Seribu Galur. Besar harapan desain bangunan IKN mewakili kearifan lokal Kalimantan Timur.

“Ya, makanya kami memberikan rekomendasi untuk menambah kearifan lokal,” kata Rektor Universitas Mulawarman, Masjaya saat dikonfirmasi pada Jumat (7/2).

Baca Juga: Warga Ibu Kota Baru Khawatir Tradisi Tanam Padi Gunung Menghilang

1. Masyarakat adat Kaltim mengusulkan IKN menyentuh kearifan lokal

Wajib Berkearifan Lokal, Desain IKN Baru Belum FinalRektor Universitas Mulawarman Samarinda Prof Masjaya (IDN Times/Yuda Almerio)

Masjaya merupakan salah satu juri dari sayembara desain IKN bersama praktisi Arsitek dan Urban Desain Ridwan Kamil yang juga Gubernur Jawa Barat. Sementara penggawa dari dewan juri adalah Ketua Satgas Perencanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Imam Santoso Ernawi, dengan wakilnya ialah praktisi Urban Desain Andy Siswanto.

Total ada 13 juri untuk kompetisi desain tersebut. Sebenarnya, lanjut Masjaya, desain jawara pertama tak seluruhnya digunakan. Nantinya tiga rancangan ini akan digabung sedemikian rupa hingga hasilkan desain apik. Itu sebab usulan kearifan lokal Kaltim bisa direkomendasikan.

“Masyarakat lokal Kaltim dari adat Dayak, Kutai, Paser dan Banjar sudah menemui tim juri untuk mengusulkan itu (memasukkan kearifan lokal Kaltim) ke dalam desain IKN,” tambahnya.

2. Tiga desain akan berkolaborasi menyusun rancangan paling wahid

Wajib Berkearifan Lokal, Desain IKN Baru Belum FinalNagara Rimba Nusa sebagai pemenang sayembara desain IKN (IDN Times/ Kemenkoinfo RI)

Menurutnya desain IKN harus bisa memberikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya kearifan lokal. Kriteria lain ialah rancangan tersebut mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi, pertahanan, sosial, keamanan hingga lingkungan.

Penilaian paling akhir ialah pemenang sayembara desain IKN tersebut bisa menerapkan desain IKN baru dalam bentuk pembiayaan, waktu pelaksanaan dan dukungan tenaga kerja saat pembangunan dimulai.

“Itu sebab, desain IKN ini belum selesai,” tuturnya. Alasannya ketiga desainer harus merumuskan rancangan pamungkas dengan kolaborasi bersama.

3. Usulan memsukkan kearifan lokal dalam desain IKN telah disampaikan

Wajib Berkearifan Lokal, Desain IKN Baru Belum FinalPara dewan juri sayembara IKN (IDN Times/Mela Hapsari)

Ketiga perancang desain ini pun sudah berkunjung ke lokasi IKN  baru pada Januari lalu. Tujuannya tentu melihat langsung kondisi lapangan, dengan demikian bisa menentukan gagasan desain akhir calon IKN baru di sebagian wilayah Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara (Kukar). Baik tata letak bangunan maupun topografi wilayahnya serta urusan transportasinya.

“Usulan kawan-kawan di Kaltim sudah saya sampaikan, kearifan lokal harus diakomodasi,” pungkasnya.

Lantaran belum selesai urusan desain, pada 2020 ini akan ada sayembara jilid dua khusus desain konstruksi atau bangunan IKN. Mulai dari bangunan eksekutif, lembaga legislatif hingga yudikatif. Misalnya saja istana negara bisa mengakomodasi bangunan adat Dayak, Paser, Banjar atau Kutai. Pun demikian dengan bangunan lainnya, seperti kantor MPR, DPR, DPD RI hingga kementerian dan lembaga.

Baca Juga: Membangun Manusia di Ibu Kota Baru, Pekerjaan Berat Pemkab Penajam 

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya