Bom Fosfor, Sejarah dan Penggunaannya yang Kontroversial

Sudah digunakan dalam perang sejak berabad-abad yang lalu

Balikpapan, IDN Times - Klaim sepihak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia menggunakan bom fosfor dalam serangan di Ukraina, tulis laporan NBC News. Hal ini menimbulkan kekhawatiran jika Rusia akan menggunakan senjata kimia dan nuklir saat perang berkecamuk. Pasalnya, bom fosfor tidak bisa dianggap enteng.

Selain itu, invasi besar-besaran Israel ke Gaza belum lama ini juga sangat menggemparkan dunia. Semua orang berduka dan mengecam Israel yang membombardir Gaza, menewaskan banyak perempuan dan anak-anak tak berdosa.

Di samping itu, Human Rights Watch meneliti sebuah video yang menggambarkan bagaimana pasukan Israel menggunakan fosfor putih dalam operasi militer di Lebanon dan Gaza pada Oktober 2023.

Sebenarnya, ada dua jenis fosfor, yakni merah dan putih. Fosfor merah tidak beracun, tetapi tidak untuk fosfor putih. Jadi, jika bom fosfor putih digunakan sebagai senjata, kerugian yang ditimbulkan pada manusia, bangunan, dan tanah sangat menyedihkan.

Sayangnya, masih ada saja negara yang melanggar dan masih menggunakan fosfor putih. Lalu, apa itu sebenarnya fosfor? Bagaimana bahan kimia ini tercipta?

1. Asal mula terciptanya fosfor

Bom Fosfor, Sejarah dan Penggunaannya yang Kontroversialilustrasi lukisan yang menggambarkan penemuan fosfor oleh Hennig Brand pada tahun 1669 (commons.wikimedia.org/Joseph Wright of Derby)

Menurut data American Chemical Society, fosfor putih ditemukan pada tahun 1669 oleh alkemis Jerman Hennig Brandt. Dia mencoba menciptakan batu bertuah dengan memanaskan campuran pasir dan arang bersama zat seperti tar yang dihasilkan dengan merebus sekitar 1.200 galon urine selama dua minggu pada suhu tinggi.

Dari sinilah dihasilkan uap putih terang yang ia sebut sebagai fosfor. Fosfor akhirnya digunakan dalam korek api, pupuk, dan sebagai racun. Namun, dalam waktu 100 tahun setelah diteliti lagi, fosfor digunakan untuk membuat bom. Jika digabungkan dengan mineral dan bukan urine, ia bisa menjadi zat pembakar. Dengan kata lain, ia berubah menjadi bahan yang sangat mudah terbakar dan mematikan.

2. Penelitian di balik terciptanya bom fosfor

Bom Fosfor, Sejarah dan Penggunaannya yang KontroversialAngkatan Udara Inggris memasang detonator dan menggabungkan tumpukan fosfor Jerman seberat 50 kg dan bom berdaya ledak tinggi di sebuah tambang bekas di Jerman, sebelum diledakkan. (commons.wikimedia.org/Clark N.S.)

The National Post menulis bahwa fosfor putih saat ini diproduksi dengan menggunakan fosfat yang ditemukan di bebatuan. Jika batuan fosfat dipanaskan dengan karbon dan silika, fosfor putih pun tercipta. Batuan fosfat dapat ditemukan di seluruh Amerika Serikat dan Rusia.

Fosfor putih sendiri mirip seperti lilin berwarna putih atau kuning yang berbau bawang putih. Dalam beberapa detik setelah bersentuhan dengan oksigen, ia bisa terbakar. Fosfor bisa menghasilkan asap yang dapat menghalangi pandangan musuh dan banyak lagi efek lainnya.

Jika digunakan sebagai bom atau amunisi lain untuk menyerang warga sipil, zat ini bisa dibilang merupakan senjata pembakar berbahaya. Bom fosfor putih dapat ditempatkan dengan berbagai cara, seperti ditempatkan pada roket dan granat. Korban yang terpapar bisa mengalami luka bakar, bahkan kematian karena menghirup asapnya. Hal ini karena partikelnya terus terbakar hingga tidak ada lagi oksigen yang tersisa. Pada akhirnya, paparan dapat menyebabkan kematian dalam waktu 24 hingga 48 jam.

Baca Juga: Rekomendasi Lokasi Ngabuburit yang Instagrammable di Balikpapan

3. Cedera mengerikan yang disebabkan oleh bom fosfor

Bom Fosfor, Sejarah dan Penggunaannya yang Kontroversialilustrasi seorang pria yang mengalami cidera (unsplash.com/Tom Jur)

Fosfor putih terkenal karena efeknya yang mampu melumpuhkan fisik dan mental pada manusia. Begitu bersentuhan dengan kulit, zat ini langsung terbakar dan dapat mengekspos tulang, karena zat tersebut larut dalam lemak. Jika semua partikel tidak dihilangkan dalam masa pengobatan, maka partikel tersebut dapat terus terbakar saat terkena oksigen.

Menurut Badan Zat Beracun dan Registrasi Penyakit, jika asap dari fosfor putih terhirup dalam waktu singkat, tenggorokan dan paru-paru akan mengalami iritasi. Jika terhirup dalam waktu lama, tulang rahang bisa mengalami kerusakan. Tentu, efeknya sangat berbahaya bagi tubuh manusia.

Cedera akibat bom fosfor pun selalu berakibat fatal. Namun jika ada yang bertahan, mereka akan menghadapi berbagai penyakit jangka panjang. Hal ini dapat mencakup rasa sakit yang kronis, bekas luka yang parah, penderitaan psikologis, dan sejumlah kecacatan parah lainnya. Singkatnya, korban tidak akan bisa hidup normal lagi.

Erik Tollefsen dari Komite Palang Merah Internasional mengatakan kepada Newsweek, "Saya telah melihat luka bakar ini secara langsung ketika mencoba membantu dan memberikan pertolongan pertama kepada para korban serangan ini dan ini sangat menghancurkan. Luka bakarnya sangat dalam dan trauma yang diakibatkannya bisa sangat parah."

4. Bom fosfor sudah digunakan selama berabad-abad

Bom Fosfor, Sejarah dan Penggunaannya yang KontroversialAngkatan Udara AS menjatuhkan bom fosfor putih di posisi Viet Cong di Vietnam Selatan pada tahun 1966 (commons.wikimedia.org/United States Air Force)

Seperti yang dilaporkan The Times of India, fosfor putih pertama kali digunakan sebagai senjata pada Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Sejak itu, telah digunakan dalam berbagai konflik, termasuk di Vietnam dan Korea. Selain itu, Rusia diyakini menggunakan fosfor putih selama perang Chechnya pertama dan kedua.

Fosfor ini juga digunakan oleh AS dan Inggris dalam beberapa tahun terakhir di Suriah dan Afghanistan. Dikenal di AS sebagai "Whiskey Pete", fosfor putih digunakan oleh marinir di Fallujah, sebuah kota di Irak, seperti yang dilaporkan Reuters pada tahun 2009.

Human Rights Watch melaporkan bahwa Israel menggunakan senjata tersebut di Gaza antara tahun 2008, 2009, dan 2023. Dikutip NBC News, Arab Saudi juga menggunakannya di Yaman pada tahun 2016. Sementara itu, Ethiopia menggunakannya untuk melawan Somalia pada tahun 2007. Selain itu, Suriah menggunakan fosfor putih untuk melawan rakyatnya sendiri selama perang saudara.

5. Penggunaan fosfor putih belum dilarang sepenuhnya

Bom Fosfor, Sejarah dan Penggunaannya yang Kontroversialbom fosfor pada Mitsubishi G4M2 Betty dan Mitsubishi A6M3 Zeke di Lapangan Lakunai saat penyerangan di Rabaul (commons.wikimedia.org/National Museum of the U.S. Air Force)

Meskipun mempunyai dampak buruk, NBC News menulis bahwa fosfor putih tidaklah ilegal. Namun, penggunaannya sebagai senjata terhadap warga sipil itu yang ilegal. Sederhananya, tidak masalah jika suatu negara memproduksi atau menggunakan fosfor putih sebagai bahan lain, bukan untuk bom. Kebijakan ini disahkan oleh Konvensi Senjata Konvensional Tertentu tahun 1983. Konvensi ini membatasi penggunaan fosfor putih tetapi tidak melarangnya.

Fosfor putih memiliki berbagai kegunaan militeristik (seperti menerangi zona perang dan digunakan sebagai sinyal asap) yang tidak dimaksudkan untuk membunuh warga sipil. Karena alasan ini, sulit untuk mengklasifikasikan penggunaan bom fosfor dan amunisi fosfor putih lainnya sebagai kejahatan perang. Celah ini memungkinkan berbagai negara lolos dari kejahatan terhadap kemanusiaan.

Sejak penggunaan fosfor putih di Fallujah oleh AS, seperti yang dilaporkan The Independent, kasus kanker dan kematian bayi mengalami peningkatan di kota ini. Contoh lainnya adalah Israel. Israel menyatakan bahwa mereka hanya menggunakan fosfor putih sebagai tabir asap tetapi justru menewaskan ribuan orang.

Meskipun demikian, pakar militer David E. Johnson mengatakan bahwa, "Mengejar sasaran sipil tanpa pandang bulu adalah kejahatan perang terbesar yang pernah ada, apa pun senjatanya.

"Pada dasarnya, senjata perang tidak boleh menyasar warga sipil. Ini merupakan tindakan memalukan, karena menyerang mereka yang bahkan tidak mengerti apa arti perang sesungguhnya. 

Baca Juga: 10 Rekomendasi Kafe yang Populer di Balikpapan

Amelia Solekha Photo Community Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya