TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga TBS Kelapa Sawit Terjun Bebas, Petani PPU "Menjerit"

Negara harus konsisten dengan kebijakannya

ilustrasi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Penajam, IDN Times - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit terjun bebas hingga Rp700 dari sebelumnya Rp3 ribu per kg. Para petani kelapa sawit di Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim) pun "menjerit" dengan harga ini. 

“Harga TBS yang hanya mencapai Rp700 itu merupakan fluktuasi harga, sehingga makin terpuruknya penghasilan petani kelapa sawit di PPU,” ujar seorang petani kelapa sawit di Kecamatan Babulu PPU Anwar Sanusi kepada IDN Times, Kamis (7/7/2022).

Baca Juga: Pemprov Kaltim Meminta Sinergi di Antara DPRD dan Pemkab PPU

1. Yakin APKASINDO dan GAPKI di pusat berjuang mati-matian

ilustrasi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Anwar mengatakan, para petani kelapa sawit sudah berjuang guna mendongkrak harga TBS di pasaran. Terutama mereka yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) agar harganya tidak semakin terpuruk.

“Saya juga yakni teman-teman di pusat seperti APKASINDO dan GAPKI mati-matian berjuang. tetapi ini kebijakan negara yang konsistesinya perlu dijaga, seperti kemarin berjanji ada perbaikan dalam waktu dua pekan, faktanya tidak terlihat,” tegas mantan anggota DPRD PPU selama dua periode ini.

Tetapi anehnya, lanjut Anwar mempertanyakan informasi di mana Malaysia disebutkan bisa membeli TBS kelapa sawit seharga Rp4.500 hingga Rp5 ribu per kg. Menurutnya, negara yang patut disalahkan bila akhirnya banyak pabrik crude palm oil (CPO) yang tutup. 

2. Harga TBS berada pada titik terendah

Anwar Sanusi (IDN Times/Ervan)

Anwar mengatakan, kondisi sekarang menjadi titik terendah petani kelapa sawit.

“Saat ini harga TBS kelapa sawit betul-betul pada titik terendah, jelas berdampak kepada penghasilan kami sebagai petani. Sementara kita punya utang di bank dan cicilan di beberapa tempat,” ungkapnya.

Menurutnya, kini masyarakat menunggu keseriusan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Atau kata lainnya, harus konsisten dengan kebijakannya, jangan membuat program dan aturan saja, namun implementasi di lapangan tidak berhasil.

Dibeberkannya, harga minyak kelapa sawit di Indonesia termasuk petani PPU khususnya mengacu pada bursa komoditas di Rotterdam, Belanda sebagai barometer. Tetapi faktanya kenapa harga sangat murah di Indonesia berimbas pada TBS di PPU pula.

3. Program biosolar kelapa sawit dari pemerintah tak terwujud

ilustrasi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Program biosolar yang belum terealisasi. 

“Seperti program yang akan dilakukan pemerintah kemarin, yakni akuisisi D100, D30 dan D40 sebagai program mengganti impor solar dengan biosolar dari minyak kelapa sawit. Kalau itu berjalan tentu harga TBS petani juga naik. Tetapi faktanya itu tidak terwujud, sementara kami petani menunggu itu,” sebutnya.

Jelas harga sawit akan terangkat di saat kebutuhan nasional untuk mengganti beberapa kebutuhan D30 dan D100 tadi. Kabar program ini sudah Ini sudah didengar bertahun-tahun lalu tapi pertanyaannya sekarang kan tidak jelas pemerintah membuktikan itu.

Baca Juga: Persoalan Penyakit Malaria di PPU yang Berada dalam Zona Merah

Berita Terkini Lainnya