Persaingan Industri Galon Air Kemasan Dinilai Sudah Tidak Sehat
KPPU menghukum market leader melakukan persaingan tak sehat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Persaingan industri galon air kemasan di Indonesia dinilai sudah tidak sehat. Pakar ekonomi dan bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Tjahjanto Budisatrio menyebutkan adanya market leader industri galon air kemasan yang mendominasi di antara pemain-pemain lainnya.
“Di dalam struktur pasar ini (AMDK), ada pemain yang dominan dan sisanya adalah pemain yang mengikutinya,” kata Budisatrio dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/2023).
Baca Juga: Jangkauan Irigasi Bendungan Lempake Samarinda hingga 714,56 Hektare
1. Terjadi persaingan industri galon air kemasan tidak sehat
Para ahli ekonomi mendorong terjadinya pasar persaingan sempurna di mana tidak ada halangan untuk masuk dan keluar dalam industri tersebut. Menurut Budisatrio, terjadi barriers to entry ke dalam pasar industri galon air kemasan yang menyebabkan terjadinya imperfect competition atau pasar persaingan tidak sempurna.
“Ada barriers to entry. Kalau membeli galon A, dan ternyata galon A tidak ada di toko, kita harus membawa pulang galon kosong itu. Kita tidak bisa menukarnya dengan merek galon B. Ini otomatis ada sebuah kontrak jangka panjang yang sadar atau tidak sadar terbuat dari sistem yang ada saat ini,” paparnya.
“Ini adalah barriers untuk masuk. Jadi, galon yang kita pegang tadi adalah investasi di awal, karena kita membeli dan kita tidak bisa menukarnya dengan galon lain, padahal airnya dalam galon sama. Jadi, otomatis di-lock-in (pelanggan dikunci). Switching cost-nya jadi mahal. Inilah yang membuat sebuah barrier,” katanya.
Baca Juga: Mengaku Polisi, Dua Perampok Bersenjata di Samarinda Ditangkap