TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tak Cuma Migas, Pariwisata Juga Bisa Menyokong Perekonomian Kaltim

Kaltim memiliki objek wisata yang bisa gaet wisatawan asing

Irwan Legislative Club (ILC) bertema ‘Politik Ekonomi Kita Hari Ini dan Nanti’ di Hotel Harris, Jalan Untung Suropati, Sungai Kunjang (IDN Times/Yuda Almerio)

Samarinda, IDN Times – Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur masih bertumpu pada minyak dan gas (migas). Sektor pertambangan dan penggalian hingga kini masih menjadi motor utama penggerak ekonomi Kaltim dengan sumbangan pendapatan 46 persen lebih.

Sayangnya, ketergantungan itu juga membawa dampak tak baik. Bayangkan saja jika sektor ekstraksi ini habis dikeruk dari Bumi Mulawarman—sebutan lain Kaltim? Lalu sektor apa yang hendak menjadi pamungkas baru, menggantikan kekosongan sumbangan pertumbuhan ekonomi dari migas. Sederhana saja, Kaltim harus mencari sektor lain.

“Potensi (sebagai sektor pengganti) pariwisata Kaltim itu tinggi,” terang Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono dalam gelaran Irwan Legislative Club (ILC) bertema ‘Politik Ekonomi Kita Hari Ini dan Nanti’ di Hotel Harris, Jalan Untung Suropati, Sungai Kunjang pada Ahad (1/3) malam.

1. Kaltim punya segudang objek wisata yang bisa menggaet wisatawan lokal dan asing

Pulau Derawan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Kaltim punya ragam objek wisata yang bisa menggaet para wisatawan lokal maupun asing. Sebut saja Kepulauan Derawan di Kabupaten Berau, kawasan ini punya empat wisata bahari, yakni Pulau Maratua, Derawan, Sangalaki, dan Kakaban. Di lokasi ini para pengunjung bakal dimanjakan dengan keindahan laut dan segala isinya. Ada pula hutan konservasi mangrove di Balikpapan, Taman Nasional Kutai di Kutai Timur, lalu Pulau Kumala di Kutai Kartanegara dan Desa Adat Pampang di Kota Samarinda. Kemudian, wisata jantur (air terjun) dan Kersik Luway di Kutai Barat. Bahkan, perjalanan riam menuju Mahakam Ulu juga bisa menarik minat para wisatawan. Namun, objek wisata tersebut belum sepenuhnya dikembangkan sehingga belum secara optimal menarik wisatawan ataupun investor.

“Sektor pariwisata memang menjadi jalan keluar tercepat bila hendak lepas dari ketergantungan migas, tapi objeknya harus dibenahi mulai dari infrastruktur penunjang seperti jalan,” sebut Tutuk.

Baca Juga: Polda Kaltim: Pertambangan di Kaltim adalah Eksploitasi Legal

2. Pariwisata punya potensi menggantikan peran sektor migas

Ilustrasi kapal tongkang (IDN Times/Yuda Almerio)

Senada, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim Slamet Brotosiswoyo juga punya pemikiran demikian. Kaltim harus bisa lepas dari sektor migas. Bayangkan saja, sumbangan dari migas terhadap pertumbuhan ekonomi begitu tinggi lantaran nyaris menyentuh angka 50 persen. Dirinya pun tak menampik, hingga saat ini belum ada sektor lain yang bisa menggantikan posisi migas.

“Tapi, jika dikelola baik sektor pariwisata ini punya potensi,” imbuhnya.

Baca Juga: Walhi Kaltim: Tak Ada Alasan Rasional Memindahkan Ibu Kota ke Kaltim

Berita Terkini Lainnya