Kondisi Money Dysmorphia, Sindrom Beranggapan Selalu Kurang UangĀ

Balikpapan, IDN Times - Pernah gak sih kamu ngerasa "duit gue kayaknya gak pernah cukup", padahal saldo tabungan aman, investasi jalan, bahkan income lumayan?
Hati-hati, bisa jadi kamu mengalami money dysmorphia!
Money dysmorphia adalah kondisi psikologis ketika seseorang merasa gak pernah puas dengan keuangannya, meskipun secara objektif, dia sebenarnya punya uang yang cukup. Kondisi ini bisa bikin hidup gak tenang, penuh kecemasan, dan ujung-ujungnya ganggu kesehatan mental.
Kira-kira, kamu termasuk gak nih? Yuk, cek tanda-tanda money dysmorphia berikut!
1. Terus menerus kekurangan uang meski kindisi finansial stabil

Tabungan udah banyak, gaji lancar, tapi tetap aja mikir, "Aduh, cukup gak ya bulan ini?"
Perasaan was-was sama keuangan ini jadi ciri utama money dysmorphia.
Orang yang ngalamin kondisi ini gampang overthinking soal duit, padahal kalau dilihat, secara finansial dia baik-baik aja.
2. Sulit untuk mengeluarkan uang

Udah susah payah nabung, angka di rekening nambah, tapi hati tetap gak tenang.
Malah jadi pelit sama diri sendiri, takut jajan dikit langsung nyesel.
Padahal, self reward itu perlu, lho! Tapi sayangnya, orang dengan money dysmorphia sering banget ngerasa bersalah cuma karena beli kopi favorit atau barang impian.
3. Menghindari topik pembicaraan tentang uang

Kalau denger obrolan soal duit, langsung pusing sendiri? Orang yang mengalami money dysmorphia sering banget menghindari pembicaraan soal uang karena bikin cemas atau takut gak mampu ngatur keuangan.
Padahal, diskusi soal finansial penting banget buat masa depan. Tapi karena diliputi rasa gak aman, mereka jadi lebih milih tutup kuping.
4. Sering membandingkan kondisi finansial dengan orang lain

Sering stalking temen yang pamer liburan atau beli barang mahal? Terus, langsung insecure sama isi dompet sendiri?
Nah, sering bandingin diri sama orang lain juga jadi tanda money dysmorphia.
Padahal, hidup orang beda-beda. Yang keliatan kaya belum tentu kenyataan. Tapi perasaan gak pernah puas bikin kamu ngerasa selalu kurang.
5. Terobsesi menghemat

Hemat sih boleh, tapi kalau sampai milih gak berobat pas sakit atau makan seadanya biar irit, itu udah red flag banget. Orang dengan money dysmorphia sering banget nahan diri untuk kebutuhan penting, gara-gara takut uangnya habis.
Padahal, kesehatan fisik dan mental harus jadi prioritas, bukan dikorbanin demi nambah saldo rekening.
Kalau kamu ngerasa relate sama tanda-tanda di atas, jangan dianggap sepele!
Money dysmorphia bukan cuma soal "takut miskin", tapi bisa ngancam kesehatan mental dan bikin hidup kamu gak bahagia.
Jangan ragu cari bantuan profesional, kayak psikolog atau konselor keuangan, biar kamu bisa belajar cara sehat mengelola uang tanpa dihantui rasa cemas berlebihan.
Ingat, uang itu buat bikin hidup nyaman, bukan sumber ketakutan. Yuk, mulai berdamai sama uang dan sayangi diri sendiri!