TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Pakaian Adat Baju Takwo dari Kalimantan Timur

Pakaian adat suku kutai di kaltim

Bupati PPU, Abdul Gafur menggunakan baju Jateng didampingi sebelah kanan Ketua DPRD PPU, Jon Kenedy dan kiri Wabup PPU, Hamdam menggunakan baju adat suku Paser (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Baju takwo merupakan salah satu pakaian adat masyarakat Kutai yang ada di Kalimantan Timur. Pakaian ini biasanya digunakan dalam acara pernikahan. 

Dulu, baju takwo ini hanya digunakan oleh para bangsawan atau para penari ketika akan mengikuti upacara adat saja. Namun sekarang, masyarakat umum pun sudah bisa menggunakan baju takwo ini sebagai baju pengantin. 

Nah, untuk lebih memahami mengenai baju adat takwo ini, maka mari simak penjelasannya berikut ini.

Baca Juga: Pemda Paser Alokasikan Rp6,8 Miliar untuk Bangun RTH

1. Ditambahkan sepotong kain yang disebut jelapah

Koleksi Pribadi

Baju takwo sendiri terbuat dari kain katun, linen, maupun beludru. Baju takwo sendiri sangat mirip dengan jas yang tertutup. Namun, pada bagian lehernya tinggi.

Pada bagian depan bajunya ditambahkan dengan sepotong kain yang disebut dengan jelapah.  Jelapah ini berfungsi untuk menutup bagian tengah dada dari awah bawah leher hingga bagian pinggul.

Baju takwo ini dipadukan dengan kain panjang yang bermotif parang rusak, dan sisanya diberikan ornamen berupa rumbai-rumbai berwarna keemasan. Kain panjang ini digunakan untuk menutup mata kaki yang berumbai dan berlipat pada bagian depannya. 

Secara garis besar, baju takwo ini digunakan untuk mempelai wanita dan pria. Penggunaan baju takwo ini sama untuk kedua mempelai. Hanya saja, untuk mempelai laki-lakinya memiliki bawahan celana panjang yang ditutup sebagian dengan menggunakan kain panjang bermotitf parang rusak tersebut. 

2. Ada tiga jenis baju takwo

Bupati PPU, Abdul Gafur menggunakan baju Jateng didampingi sebelah kanan Ketua DPRD PPU, Jon Kenedy dan kiri Wabup PPU, Hamdam menggunakan baju adat suku Paser (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Baju takwo ini sendiri terbagi menjadi 3 jenis, yakni Takwo Biasa, Takwo Sebelah atau Takwo Setempik, dan Takwo Kustim. Baju Takwo Biasa ini merupakan simbol dari baju adat perempuan khas suku Kutai. 

Sementara baju Takwo Sebelah atau yang biasanya disebut dengan Takwo Setempik ini merupakan simbol dari baju adat laki-laki dari suku Kutai. 

Takwo Kustim sendiri merupakan baju yang digunakan sebagai simbol dari pasangan laki-laki dan perempuan yang berasal dari keturunan bangsawan. Namun, baju Takwo Kustim ini biasanya digunakan oleh perempuan dan laki-laki pada saat peringatan hari penobatan raja. 

Selain itu, Takwo Kustim ini juga bisa digunakan pada hari perkawinan putra putri raja. Ketiga baju ini memiliki arti yang sama, yakni baju kebesaran bangsawan dari suku Kutai. 

Baca Juga: Dua Perumda Penajam Paser Utara Rugikan Negara Rp14 Miliar

Berita Terkini Lainnya