TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Punya Niat Membangun Rukan, Penuhi Dulu Syarat Ini

Harus menjunjung tinggi profesionalitas walau kerja di rukan

Ilustrasi desain kantor (arsitag.com)

Samarinda, IDN Times - Memutuskan untuk memiliki rumah kantor atau rukan tidaklah mudah. Selain dari segi fasilitas dan kenyamanan ruangan, psikologis pekerja atau karyawan kamu juga akan memengaruhi etos kerja saat di kantor.

Jika kamu sedang berencana membangun rukan ada baiknya berkonsultasi lebih dahulu. Sebagai rujukan, berikut pengalaman Yulia Wahyu Ningrum, psikolog klinis asal Samarinda.

Sekitar empat tahun lalu, Yulia merasa sedikit kesulitan ketika berkoordinasi dengan pegawai di biro psikologinya.  Maklum saat itu dia punya dua tanggung jawab. Pertama sebagai ibu dan istri dalam keluarga kemudian kedua ialah aktivitas di luar biro tatkala bertemu klien.

Itu sebabnya Yulia membulatkan tekad untuk menyatukan kantor dengan kediamannya. Membangun rukan alias rumah kantor awalnya terasa sulit bagi ibu dua anak ini. Dia harus bisa menyeimbangkan antara urusan keluarga dan pekerjaan.

Rumah berfungsi sebagai tempat beristirahat dan bercengkerama dengan anggota keluarga, kini bertambah fungsinya sebagai tempat menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan.

Baca Juga: 5 Desain Interior Rumah Minimalis Kontemporer yang Rapi dan Menawan

1. Sekalipun kantor bersamaan dengan rumah, profesionalitas tetap dijunjung tinggi

Ilustrasi rumah dan kantor (materialicious.com)

Namun, semua itu dapat Yulia atasi untuk membuat pegawainya tetap nyaman dalam bekerja. “Hal terpenting yang patut dipegang teguh adalah profesionalitas dan job desk yang jelas,” ungkap pemilik Biro Psikologi Mata Hati yang terletak di Jalan Perjuangan Baru, Samarinda.

Pemilik rumah kantor harus menjunjung tinggi profesionalitasnya. Urusan rumah tangga tidak boleh dicampuradukkan dengan urusan pekerjaan.

“Bisa kacau nantinya. Pegawai pun jadi tidak produktif karena mood si atasan ataupun atmosfer ruang kerja tidak nyaman karena bisingnya kegiatan penghuni rumah,” terangnya.

Adanya komunikasi yang baik antar anggota keluarga agar menjaga aktivitas ruang kantor tetap kondusif.

“Kalau saya pribadi, memberi penjelasan sebaik mungkin kepada anak-anak untuk tidak bermain di kantor serta menjaga ketenangan saat client datang,” lanjut ibu dua anak itu.

2. Pembagian kerja yang jelas dan tegas untuk para karyawan

Ilustrasi pembagian tugas kantor (unsplash.com/Auston Distel)

Kemudian, perlu kepastian pembagian kerja yang jelas dari sang pimpinan untuk pegawai-pegawainya.

“Jika si pimpinan menambah  pekerjaan pegawai dengan pekerjaan rumah, maka bisa menyebabkan rasa risi dan mengendurkan semangat pegawai,” tambah Yulia.

Produktivitas pegawai terganggu saat dituntut pula membantu pekerjaan rumah. Tidak fokus dan merasa terbeban pun akan mereka rasakan.

Lantas untuk menghindarinya, Yulia menyarankan pegawai untuk bijaksana dalam bersikap. “Komunikasikan ketidaknyamanan Anda kepada sang pimpinan. Mengingat ruang kantor yang terbilang kecil kan buat komunikasi si atasan dengan bawahannya cukup erat. Nah, manfaatkan itu,” katanya.

Baca Juga: Desain Interior Rukan Bisa Kurangi Stres, Kata Ahli Begini Caranya!

Berita Terkini Lainnya