Waspada, Ini Bahayanya Kecanduan Gawai

Bisa bikin kamu labil hingga tak bisa tidur

Samarinda, IDN Times-Tiada hari tanpa gawai. Bahkan jika boleh dipilih, lebih baik ketinggalan dompet daripada smartphone kesayangan. Saat ini segala sesuatu dapat diakses melalui gawai. Mau cari hiburan, makanan, bahkan untuk pesan tiket bioskop bisa dilakukan dengan gawai.

Sebab itu istilah generasi merunduk lekat dengan millennial, tangan seakan hampa jika tak menyentuh benda persegi panjang itu walau sebentar.

Namun, apakah hal tersebut termasuk kategori candu smartphone dan apa bahayanya?

1. Hati-hati, mungkin kamu nomophobia

Waspada, Ini Bahayanya Kecanduan Gawaiunsplash.com/robin_rednine

Nomophobia atau candu gadget mungkin terjadi pada kamu yang susah jauh dari gawai. "Pengguna handphone yang demikian dapat dikategorikan sebagai gadget freak. Nantinya dia akan memiliki kebiasaan baru yang bisa membuat fokusnya terganggu.  Kalau dibiarkan maka dapat sangat ketergantungan," ujar Ayunda Ramadhani dosen Psikologi Universitas Mulawarman, Samarinda.

Kata dia, pencandu gadget akan lebih fokus dengan gawainya, hingga interaksi dengan sesama akan berkurang. Saat bermain games, berselancar di media sosial, atau chatting dan berswafoto maka fokus hanya tertuju untuk gadget, kalau hal ini terus berlanjut maka habit baru tersebut adalah menjadi seorang yang anti sosial.

"Saat berkumpul dengan rekan, makan malam dengan keluarga, atau menghabiskan waktu dengan kekasih tidak bisa sama lagi pola interaksinya seperti sebelum kecanduan gawai karena perhatiannya tidak kepada orang-orang sekitarnya," katanya.

Baca Juga: 7 Tips Mengatasi Kecanduan Gadget pada Anak, Orangtua Wajib Tahu

2. Bisa membuat kamu jadi orang yang tertutup dan labil

Waspada, Ini Bahayanya Kecanduan GawaiPexels/Rawpixel

Dengan berkurangnya interaksi dengan sesama, pencandu gadget lambat laun akan menjadi seorang yang tertutup dan kurang berempati. "Bahkan orang tersebut akan sangat ramah dan menyenangkan di dunia maya, tetapi akan sangat pendiam kala bertemu langsung," lanjut Ayunda.

Sikap ini nantinya dapat membuat dia susah untuk mengungkapkan sesuatu kepada sesamanya dan sulit bergaul. Kemudian, emosi si pencandu ini akan mudah berubah dan kurang berempati dengan orang lain.Emosi akan sulit terkendali ketika sang gadget freak tidak sedang bersama peranti komunikasi itu atau ditegur agar bisa fokus dengan apa yang ada di depannya.

“Mereka akan mudah tersinggung karena dianggap jadi orang yang berbeda dan mudah marah kalau diingatkan. Kalau keinginannya tidak dikabulkan juga bisa mengganggu mood-nya," terang Ayunda.

Emosi labil tadi, lanjut dia, tentu tidak hanya merugikan dirinya tetapi juga orang sekitar terkena imbasnya. Akhirnya, semakin banyak yang menjauhi dia, semakin merasa kesepian pencandu tersebut.

3. Membuat badan sakit dan susah tidur

Waspada, Ini Bahayanya Kecanduan Gawaiwww.hoax-slayer.net

Aplikasi yang saat ini begitu beragam membuat pemilik gadegt terus tenggelam di dalamnya. Pemiliknya pun akhirnya sangat aktif dan lupa waktu bersama gawai kesayangannya. Sinar yang terpancar dari layar smartphone memang dapat membuat otak untuk terus aktif sekalipun mata terasa lelah dan badan pegal.

Saat bermain gadget, sistem motorik tubuh stagnan di posisi yang sama dalam waktu yang cukup lama. Kedua tangan memegang gawai, sementara kepala tertunduk dan punggung membungkuk. Hingga saat ini tidak jarang kabar tentang gangguan saraf karena terlalu lama bermain handphone tersiar.

"Kecanduan ini berpeluang besar mengganggu kesehatan tubuh. Namun sayangnya, mereka tidak peduli dan akan terus memuaskan mata dan jari mereka dengan gawai tersebut," sebutnya.

4. Jangan mau dikendalikan, tetapi mengendalikan

Waspada, Ini Bahayanya Kecanduan Gawaipixabay/Vitabello

Ayunda menyarankan untuk bisa mengendalikan hal tersebut dengan bijaksana. "Bukan dikendalikan tetapi mengendalikan pemakaian gadget secara cermat. Jika beberapa gejala di atas terjadi dalam diri, coba belajar puasa gadget," katanya.

Bukan hanya liburan untuk melepas penat, tetapi dengan berlibur, kamu bisa belajar untuk tidak terus fokus ke gawai. Kalau berlibur tidak bisa membantu, segera minta bantuan ke psikolog agar tidak kecanduan lagi.

Baca Juga: 5 Tanda Nyata Kamu Terserang 'Gadget Addicted', Bener Gak?

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya