TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gereja di Pontianak Membuat Pohon Natal Hidroponik dan Bungkus Apel

Perayaan Natal mengusung tema lingkungan

Hidroponik jadi bahan utama untuk membuat pohon natal. (IDN Times/Teri),

Pontianak, IDN Times - Gereja Paroki Gembala Baik Pontianak buat dua pohon Natal unik, yakni pohon Natal hidroponik dan pohon Natal dari bekas bungkus apel. Selain hemat bujet, pohon Natal ini dibuat sebagai bentuk upaya pelestarian lingkungan.

Anggota Seksi Dekorasi Gereja Paroki Gembala Baik Pontianak Lita menyebutkan, gereja ini memang sudah mencanangkan untuk upaya pelestarian lingkungan.

“Kami sudah beberapa tahun menyesuaikan kondisi yang ada. Tahun lalu pakai botol bekas, lalu melestarikan lingkungan kami tahun ini berpikir buat hidroponik sudah ada rangkanya juga, kami kondisikan kembali,” ucap Lita, Senin (25/12/2023).

1. Usung tema eco green dan daur ulang

Anggota gereja sedang mengias pohon natal hidroponik. (IDN Times/Teri).

Gereja Paroki Gembala Baik Pontianak buat dua pohon Natal dengan tema eco green yakni dari hidroponik, dan daur ulang dari bekas bungkus buah apel. Tema tersebut salah satu upaya melestarikan lingkungan.

“Tapi khusus di dalam gereja kita pakai bungkus buah apel, tahun ini keluar ide pohon Natal dari bahan ini kita langsung eksekusi dari 2 minggu sebelum ini, semua datang berpartisipasi ambil bagian,” jelas Lita.

Untuk pohon Natal hidroponik ini, mereka menanam sejumlah sayuran mulai dari sawi keriting, baby pokcoy, hingga daun selada. Tinggi pohon Natal tersebut kurang lebih empat meter.

“Mungkin kita fokuskan ke daun selada, dia keriting bentuknya dan tidak rewel, apalagi di bagian atas sekali susah dijangkau maka kami buat yang lebih mudah,” sebut Lita.

Baca Juga: Penitipan Kucing di Pontianak Banjir Order Jelang Natal dan Tahun Baru

2. Ada ratusan bibit sayuran ditanam satu bulan sebelumnya

Ada ratusan bibit sayuran yang ditanam satu bulan sebelum dihias. (IDN Times/Teri).

Lita mengatakan, mereka menyiapkan ratusan bibit sayuran satu bulan sebelum Natal. Mereka tanam di tempat lain, beberapa hari sebelum natal, bibit tersebut langsung dipindahkan ke rangka pohon Natal.

“Kesulitannya, karena ini di luar matahari gak bisa kita kontrol sedangkan tanaman butuh sinar matahari yang ideal, jadi kesulitannya lebih ke cuaca sih,” papar Lita.

Menurut Lita, selain hemat, pohon natal hidroponik ini hanya butuh tekanan listrik untuk mengaliri airnya saja sehingga tidak repot untuk menjaga tanaman tersebut.

“Kalau tanah kan lebih repot lagi mengkondisikan. Sebenarnya kita lebih mempromosikan eco green agar orang lebih tertarik dengan hidroponik ini, kemarin kita membuat workshop cara menanam hidroponik,” sebutnya.

3. Kalau sudah panen, sayuran ini dibagikan kepada umat gereja

Sayuran ini nantinya akan dibagikan ke umat yang membutuhkan. (IDN Times/Teri).

Jika sudah panen dan siap dikonsumsi, kata Lita, sayuran-sayuran tersebut nantinya akan dibagi-bagikan kepada umat gereja yang membutuhkan. Dan selanjutnya, mereka akan menambahkan kembali bibit sayuran pada rangka pohon natal itu.

“Mungkin diberikan kepada umat yang membutuhkan dan akan diganti secara berkala. Kalau memang sudah saatnya panen mungkin bisa dibagikan,” kata Lita.

4. Mereka juga buat pohon Natal dari bekas bungkus buah apel

Gereja ini juga buat pohon natal dari bekas bungkus buah apel. (IDN Times/Teri),

Tak hanya pohon Natal hidroponik, gereja tersebut juga membuat pohon Natal dari bekas bungkus buah apel. Mereka memaksimalkan sampah untuk didaur ulang dibuat menjadi pohon Natal yang apik.

Siapa sangka bekas bungkus buah apel ini dapat disulap menjadi bahan dasar pohon Natal. Lita mengatakan, mereka membutuhkan sebanyak 10 kantong besar sampah buah apel tersebut.

“Kalau pohon Natal di dalam yang dari pembungkus buah apel ini memang sudah dari tahun lalu sudah dipilih mau pakai ini, ini bisa didapatkan secara gratis kita hanya butuh mengumpulkan saja, kita hanya perlu mengusahakannya saja,” sebut Lita.

Berita Terkini Lainnya