TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sosok Veddriq Leonardo di Mata sang Ibu: Gigih saat Ada Kemauan

Veddriq wakili Indonesia bertanding di Olimpiade Paris 2024

Veddriq Leonardo atlet cabor panjat tebing. (IDN Times/ig@veddriq).

Pontianak, IDN Times - Veddriq Leonardo, namanya kembali menghebohkan dunia olahraga karena dirinya sempat meraih rekor dunia dalam Olimpiade Paris 2024, hingga berhasil maju ke babak perempat final.

Veddriq adalah atlet asal Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar). Lewat olahraga panjat tebing ini, ia mampu membawa namanya dan membuat Kota Pontianak bangga dengan segudang prestasinya.

Tak jarang Veddriq dijuluki dengan manusia ‘spidermen’ karena kemampuan dan kecepatannya di bidang panjat tebing. Segudang prestasi telah ditorehkan Veddriq lewat panjat tebing.

Lalu bagaimana keseharian Veddriq di mata keluarga? Ini kisah Veddriq Leonardo dari kaca mata ibunya.

1. Veddriq sosok pendiam dan gigih

Di mata keluarga, atlet kelahiran 11 Maret 1997 di Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) ini merupakan sosok yang pendiam, namun gigih saat ada kemauan.

“Veddriq itu seorang pendiam, tapi kalau ada kemauan dia gigih memperjuangkannya. Dia akan mencoba dengan keras jika ingin sesuatu,” ungkap ibu kandung Veddriq, Rosita Hamzah, Kamis (8/8/2024).

Rosita menceritakan, sebenarnya Veddriq baru mengenal cabang olahraga panjat tebing pada kelas 1 sekolah menengah atas (SMA). Semester pertama di SMA, Veddriq sering melihat teman-temannya manjat tebing di pusat latihan panjat tebing Pontianak.

“Awal kenal panjat tebing saat SMA, baru semester pertama, dia sering lihat teman manjat tebing,” papar Rosita.

Baca Juga: 3 Pekerja Bangunan di Pontianak Tertimbun Reruntuhan, 1 Korban Hilang

2. Pernah lirik cabor badminton

Namun, kata Rosita, pada saat itu, Veddriq justru lebih rutin berlatih badminton. Ketertarikan Veddriq pada panjat tebing baru muncul ketika dia merasa kemampuannya main badminton tidak berkembang.

“Dia orangnya suka tantangan. Awalnya sering latihan badminton, tapi merasa tidak ada kemajuan,” sebut Rosita.

Akhirnya Veddriq mulai tekun berlatih panjat tebing, khususnya pada bagian boulder. Namun, lagi-lagi tidak ada kemajuan. Sehingga Veddriq berpindah ke speed.

“Saat di speed itulah mulai ada perubahaan. Dia pun semakin rutin latihan. Dan bilang, kalau cabang ini menjanjikan,” jelas Rosita.

Berita Terkini Lainnya