Ketupat Kandangan Warisan Kuliner Suku Banjar yang Lestari

Menu kuliner diminati millennials 

Banjarmasin, IDN Times - Ketupat kandangan, kuliner asli masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan (Kalsel) merupakan salah satu menu makanan berkuah yang masih diminati masyarakat. 

Namun kuliner yang khas dengan sajian kuah santan lauk ikan haruan (gabus) itu sudah mulai berkurang penjualnya.

Kebanyakan dari penjual yang bertahan itu stagnan di lingkup masyarakat di mana ketupat kandangan dijual. Belum lagi pembuatannya yang membutuhkan waktu tak sedikit, mulai dari membuat ketupat, membakar ikan, kuah santan, membuat sambal dan lainnya. Sehingga sulit untuk berkembang bila dibanding makanan cepat saji.

1. 133 tahun menjaga usaha nenek buyut

Ketupat Kandangan Warisan Kuliner Suku Banjar yang LestariHusni Naparin, pelaku usaha kuliner Ketupat Kandangan.

Tapi tidak, ditangan Husni Nafarin, pemuda kelahiran Banjarmasin berusia 34 tahun ini menjual menu ketupat kandangan. Kuliner khas Banjar bisa dikenal hingga keluar Pulau Kalimantan dan bahkan mancanegara.

Husni Nafarin mewarisi kuliner ketupat kandangan dari orangtuanya yang secara turun menurun konsisten dengan menjaga keaslian bumbu rempah khas dari nenek moyangnya sejak tahun 1890 atau sudah 133 tahun.

"Bagi saya ini usaha ketupat kandangan wajib dilestarikan, apalagi ini usaha buyut nenek moyang dan ketupat kandangan adalah warisan kuliner banua. Menjaga resep ketupat kandangan yang mengandung rempah-rempah bermanfaat bagi kesehatan, dan ikan haruan yang kaya akan albumin serta protein tinggi, ini yang menjadi usaha kami tetap dipercaya masyarakat," ucapnya.

Baca Juga: Akhirnya! Banjarmasin Miliki Rumah Kemasan 

2. Tingkatkan penjualan dengan jasa pengiriman online

Ketupat Kandangan Warisan Kuliner Suku Banjar yang LestariKemasan ketupat kandangan yang siap antar ke rumah pelanggan.

Di tengah yang tak sedikit sudah pelaku usaha kuliner khas daerah yang terpaksa gulung tikar akibat kalah bersaing oleh kuliner kekini-kinian. 

Husni ternyata tak kehabisan akal, ia banyak belajar dengan mengambil gaya pemasaran yang tak monoton. Ia mencoba promosi yang sesuai dengan tuntutan zaman yakni membuka layanan delivery order atau pesan antar yang bekerja sama dengan Grab. Selain itu tentu soal kebersihan juga menjadi kunci pemasaran.

Kemudian, agar menambah daya tarik produknya, ia membuat kemasan yang cantik dan aman hingga sampai kepada pelanggan.

"Kita melayani pesan antar yang  menggunakan jasa Grabfood. Ini demi mengimbangi tuntutan zaman, apalagi pelanggannya banyak kaum millennials," paparnya. 

3. Millennials jadi peminat ketupat kandangan

Ketupat Kandangan Warisan Kuliner Suku Banjar yang LestariKemasan ketupat kandangan untuk pelayanan delivery.

Di tangan Husni, ketupat kandangan kini diminati kelompok anak muda. Tak heran ia bisa mempertahankan kuliner ini dengan gaya modern seperti sekarang ini. Persentase pelanggan 60 persen mayoritas anak-anak muda rentang usia 20 tahun ke atas. 

Kemudian 35 persen usia 45 ke atas, dan sisanya di bawah 20 tahun.

Dengan keberhasilannya itu, bisnis ketupat kandangan miliknya setidaknya dapat membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran dengan jalannya kuliner tradisional.

"60 persen pelanggan ketupat kandangan Kaum adalah anak muda 20 tahun ke atas," katanya.

Baca Juga: Mata Sampai Terasa Perih, Kabut Asap di Banjarmasin Semakin Parah

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya