Fenomena Klitih di Banjarmasin, Tiga Remaja Bacok Pria Paruh Baya

Para pelaku mencari korban secara acak

Banjarmasin, IDN Times - Fenomena klitih marak terjadi di Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) selama bulan Juli 2023 lalu. Ketiga tiga remaja laki-laki membacok pria paruh baya inisial NF (43) dengan celurit tanpa alasan jelas. 

Istilah klitih sendiri sempat marak di Yogyakarta beberapa waktu lalu di mana gerombolan remaja menganiaya orang lain di jalanan menggunakan senjata tajam tanpa alasan jelas. Pakar sosialogi setempat menyebut, klitih bermakna kegiatan malam hari yang dimaksudkan untuk mengusir kepenatan. 

Meskipun akhirnya pengartiannya bergeser negatif seperti terjadi di Yogyakarta dan Banjarmasin ini. 

“Korban mengalami luka robekan pada bagian punggung, namun sudah menjalani perawatan medis,” kata Kapolsek Banjarmasin Tengah Komisaris Polisi Pujie Firmansyah dilaporkan Antara di Banjarmasin, Senin (7/8/2023). 

1. Tiga remaja menganiaya korban tanpa alasan jelas

Fenomena Klitih di Banjarmasin, Tiga Remaja Bacok Pria Paruh BayaIlustrasi remaja diamankan karena diduga akan lakukan klitih. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Pujie mengatakan, tiga remaja menganiaya korban menggunakan senjata tajam usai menenggak minuman keras. Mereka kemudian mencari korban dengan alasan pelampiasan emosi akibat memiliki masalah keluarga.

Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (13/7/2023) sekitar pukul 06.45 Wita, ketiga remaja itu bonceng tiga menggunakan sepeda motor sambil membawa senjata tajam dan mencari korban secara acak di Jalan Cempaka Besar, Kelurahan Mawar, Kecamatan Banjarmasin Tengah.

Polisi pun membekuk dua orang remaja berinisial MM (17) dan MRC (14) di Jalan Sutoyo S, Kelurahan Teluk Dalam, Kecamatan Banjarmasin Tengah pada Minggu (16/8) sekitar pukul 20.00 Wita. Sedangkan, seorang pelaku lainnya berinisial TN (17) berstatus daftar pencarian orang (DPO) karena melarikan diri ke luar pulau dengan dalih pelaku tersebut ikut keluarga pindah domisili.

“Tindakan petugas terhadap DPO dengan pendekatan keluarga, jika keluarga tidak menyerahkan maka kita bertindak tegas,” tegas Pujie. 

Baca Juga: Sekolah di Banjarmasin Keluhkan Persoalan Perundungan Antar Siswa

2. Warga Banjarmasin sempat resah dengan praktik pembacokan ini

Fenomena Klitih di Banjarmasin, Tiga Remaja Bacok Pria Paruh BayaIlustrasi Pembacokan (IDN Times/Mardya Shakti)

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin Komisaris Polisi Thomas Afrian menyebutkan, sebelumnya marak opini masyarakat yang beranggapan di Banjarmasin Tengah terjadi pembegalan usai peristiwa pembacokan yang dilakukan tiga remaja tersebut ramai melalui media sosial.

“Personel mengembangkan penyelidikan, ternyata bukan begal,” ujarnya. 

Thomas menegaskan tidak ada kejadian pembegalan di Kelurahan Banjarmasin Tengah, seperti informasi yang sempat tersebar melalui media sosial. Dia mengajak para orang tua lebih waspada terhadap aktivitas anak akibat kenakalan remaja yang cukup marak terjadi.

3. Peran orangtua mengatasi kenakalan remaja

Fenomena Klitih di Banjarmasin, Tiga Remaja Bacok Pria Paruh BayaIlustrasi warga yang menjadi korban klitih. IDN Times/Daruwaskita

Menurut Thomas, orangtua memiliki peran penting menjalin komunikasi dengan anak agar tidak terjerumus dan terpengaruh dengan pergaulan yang berdampak buruk.

Ia mengimbau jika menemukan sekumpulan anak-anak nongkrong di luar rumah melebihi pukul 22.00 Wita agar segera dibubarkan. “Kita harus wujudkan suasana keamanan dan ketertiban masyarakat tetap kondusif,” tutur  Thomas.

Baca Juga: Puluhan Caleg di Banjarmasin Terancam Dicoret

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya