Sekolah di Banjarmasin Keluhkan Persoalan Perundungan Antar Siswa

Tindak lanjut penusukan siswa di SMAN 7 Banjarmasin

Banjarmasin, IDN Times - Kasus perundungan antar siswa menjadi perhatian sekolah-sekolah di Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel). Seperti puncaknya kasus penusukan siswa di SMAN 7 Banjarmasin yang ujung pangkalnya diduga faktor perundungan. 

Pelaku berusia 15 tahun nekat menikam korban yang diduga selama ini kerap merundungnya. Kondisi korban sendiri dilaporkan terus membaik sedangkan pelaku sendiri dalam penanganan kepolisian. 

Dalam penelusuran IDN Times di lapangan, kasus bulliying atau perundungan ternyata juga terjadi di SMA-SMA lain di Banjarmasin, Rabu (2/8/2023). 

Seperti salah satunya dari Kepala SMAN 2 Banjarmasin Mukeniansyah mengaku, beberapa kali harus bertindak tegas dalam menangani kasus perundungan antar siswanya. 

1. Perundungan di SMAN Banjarmasin

Sekolah di Banjarmasin Keluhkan Persoalan Perundungan Antar SiswaSMA Negeri 2 Banjarmasin di Jalan Mulawarman.

Mukeniansyah mengatakan, kasus perundungan di sekolahnya dianggapnya masih tergolong ringan, tidak sampai berujung peristiwa pidana pada siswa. Seperti kasus penusukan siswa di SMAN 7 Banjarmasin. 

"Bulliying ada di sekolah kami, tapi ringan saja dan segera kami atasi. Itu seperti menyebut nama orangtua dan perkataan lainnya, tapi aman saja karena tim kami sigap bergerak," bebernya.

Mukeni melanjutkan, bulliying yang mengakibatkan perubahan mental pada anak itu, telah diantisipasi pihaknya melalui acara rutinitas saat apel upacara dan acara sosialisasi lainnya. Yang intinya, pihak sekolah mewanti kepada siswanya agar tidak melakukan perundungan yang bisa membawa konflik antar siswa. 

"Kita selalu selipkan setiap pertemuan seperti upacara dan lainnya agar tidak merundung. Pihak sekolah akan menindak tegas untuk itu," bebernya.

Baca Juga: Pengunggah Video Kekerasan Pelajar Banjarmasin Bisa Terancam Pidana

2. Ini cara SMKN 5 Banjarmasin menangani siswa bandel

Sekolah di Banjarmasin Keluhkan Persoalan Perundungan Antar SiswaSMK Negeri 5 Banjarmasin.

Di tempat terpisah, SMKN 5 Banjarmasin turut mewaspadai bahaya praktik perundungan siswa di lingkungan sekolah. Meskipun fakta di lapangan, perundungan masih saja terjadi di sekolah yang berada di Jalan Soetoyo S, Banjarmasin Barat.

Kepala Sekolah SMKN 5 Banjarmasin M Syahrir mengatakan, persoalan di sekolahnya begitu kompleks termasuk bulliying. Namun pihaknya tidak tinggal diam, karena sekali saja siswa berbuat yang tidak menyenangkan, baik itu merundung teman, bolos, dan tingkah laku merugikan lainnya akan langsung menerima sanksi.

Sanksi yang dijalankan pihaknya menggunakan sistim poin 200. Misalnya siswa melakukan suatu pelanggaran, maka apabila poinnya menembus 200 poin akan dianggap nakal. Siswa bersangkutan pun akan dikirimkan ke pondok pesantren selama tiga bulan. 

"Siswa yang bermasalah dan poinnya mencapai 200 maka akan kami kirim ke ponpes. Tentu itu kesepakatan bersama orangtua siswa," bebernya.

3. Beberapa siswa SMKN 5 dikirim ke Ponpes

Sekolah di Banjarmasin Keluhkan Persoalan Perundungan Antar SiswaIlustrasi pondok pesantren. IDN Times/Galih Persiana

Syahrir menyampaikan, bahwa siswa di sekolahnya 80 persennya adalah siswa laki-laki. Tak heran, sebagai antisipasi dan bentuk ketegasan, maka dibuat aturan poin hukuman itu.

Selama berjalan ini, sekolahnya telah mengirim beberapa siswanya ke ponpes. Hasilnya positif, karena siswa yang memperoleh pembelajaran ponpes mampu berubah lebih baik, Di sana memperoleh materi pendidikan agama Islam lebih baik. 

"Ada beberapa siswa kami kirim ke ponpes, ya tadi yang poinnya mencapai 200 poin. Mudah-mudahan cara yang kami lakukan ini bisa dicontoh sekolah lain," tuturnya.

Baca Juga: Siswa SMA di Banjarmasin Tega Tusuk Teman Sekolah hingga Kritis

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya