Isu tentang Pembangunan Jalur Rel Kereta Api di Kalimantan Barat

Butuh waktu lama, dan biaya yang banyak untuk bangun rel 

Pontianak, IDN Times - Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) sampai sana ini masih belum memiliki transportasi darat berupa jalur rel kereta api, namun sejumlah wacana pembangunan jalur rel kereta api sudah sering diisukan namun tak berujung sampai sekarang.

Padahal, Provinsi Kalbar memiliki luasan wilayah yang cukup besar, yakni seluas 146.807 kilometer persegi, atau 7,53 persen dari luas Indonesia, dan 1,13 kali luas Pulau Jawa. Provinsi ini membentang lurus dari Utara ke Selatan sepanjang lebih dari 600 kilometer, dan sekitar 850 kilometer dari Barat ke Timur.

Luasan wilayah tersebut tentu akan lebih mudah dijangkau ketika ada jalur kereta api. Sebelumnya, Gubernur Kalbar periode 2018-2023 pernah menyatakan bahwa akan ada perencanaan pembangunan jalur kereta api Trans Kalimantan ke sejumlah wilayah di Kalbar dan luar Kalbar.

Saat dikonfirmasi kembali kepada Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar Harisson belum memberikan keterangan lebih lanjut soal perencanaan pembangunan jalur rel kereta api tersebut.

1. Kalbar memungkinkan untuk dibangun jaringan rel kereta api

Isu tentang Pembangunan Jalur Rel Kereta Api di Kalimantan BaratIlustrasi perbaikan jalur kereta (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)

Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Universitas Tanjungpura Pontianak Rustamaji mengungkapkan, Kalbar dimungkinkan untuk dibangun jalur rel kereta api. Namun harus dilakukan prastudi, dan studi sebelum dilakukannya perancangan teknik.

“Persoalan yang mendasar di Kalimantan Barat adalah bahwa pusat kegiatan ekonomi di Kalimantan Barat berada di daerah pesisir yang umumnya merupakan dataran rendah pantai (coastal lowland area) yang memiliki morfolpogi pedataran, dan umumnya ditutupi oleh deposit tanah lunak bahkan deposit tanah lunak dengan kandungan organik yang signifikan hingga merupakan tanah gambut (peaty soils),” ungkap Rustamaji, Sabtu (13/10/2023).

Dia menyebutkan, tanah dasar (subgrade) banyak ditemukan di daerah pesisir pantai, dan daerah delta serta di sepanjang alur sungai. Secara geoteknis, memiliki karakteristik tanah dengan konsistensi lunak hingga sangat lunak, daya dukungnya rendah bahkan sangat rendah (extremely low bearing capacity), kemampatannya tinggi, mudah mengalami deformasi oleh karena beban yang kecil sekalipun, dan kadar airnya juga tinggi.

“Karena merupakan satuan pedataran, adakalanya mudah tergenang sewaktu-waktu (inundated area). Oleh karenanya diperlukan pekerjaan khusus bagi peruntukan jalan kereta api, misalnya dengan membangunkan timbunan badan jalannya terlebih dahulu (badan bagi jalan/rel kereta api) atau biasa disebut dengan embankment, dan perlu di analisa dengan seksama dan teliti terhadap aspek-aspek stabilitas yang menjamin rel kereta dapat melayani kereta api melewatinya dengan baik,” paparnya.

Melalui pra studi dan studi sebelum perancangan, kata Rustamaji, akan diperoleh pula informasi tentang daerah dengan kualitas geoteknis yang relatif baik (jauh dari daerah pesisir), sehingga dapat dipertimbangkan untuk direncanakan sebagai trase jalan kereta api.

Baca Juga: Ngaku Khilaf, Seorang Ayah di Kalbar 2 Kali Cabuli Anak Gadisnya

2. Karena permasalahan tanah, pembangunan rel kereta dimungkinkan dengan biaya lebih mahal

Isu tentang Pembangunan Jalur Rel Kereta Api di Kalimantan Baratilustrasi rel kereta api (pexels.com/GÜRÇAY YÜRÜTEN)

Namun demikian, kata Rustamaji secara teknologi baik di daerah pesisir sekalipun perancangan rel kereta api tetap dimungkinkan untuk dilakukan, namun demikian tentu saja diperlukan pembiayaan yang lebih mahal.

Dia melanjutkan, persoalan yang dihadapi berkaitan dengan rendahnya kualitas geoteknik tanah lunak bagi konstruksi, umumnya diatasi dengan beberapa metode, misalnya dengan perbaikan tanah (ground improvement) dengan pilihan teknologi yang cukup bervariasi, dan perkuatan tanah (ground reinforcement).

“Kedua metode biasa, dan dapat dipertimbangkan untuk digunakan, namun demikian penting bagi perencana untuk mempertimbangkan cost effective dari setiap pemilihan metode tersebut,” jelasnya.

Rustamaji mengatakan, sudah saatnya pemerintah membangun jalur kereta api untuk dikaji lebih serius dan mendetail, mengingat bahwa mode transportasi kereta api memiliki beberapa keunggulan.

3. Jika dibangun jalur kereta api di Kalbar, membutuhkan waktu yang sangat lama

Isu tentang Pembangunan Jalur Rel Kereta Api di Kalimantan BaratIlustrasi kereta api. (dok. KAI)

Dalam hal ini, Rustamaji mengatakan membangun jaringan rel kereta api (jalan kereta api) bukanlah merupakan pekerjaan yang ringan dan sederhana, melainkan bisa menjadi sebuah project yang besar, melibatkan tenaga kerja yang banyak, membutuhkan material yang volumenya besar, serta metodologi penyelesaian pekerjaan.

“Juga mempengaruhi lama waktu penyelesaian suatu pekerjaan project. Untuk dapat memprakirakan waktu penyelesaian pekerjaan pembangunan jaringan rel kereta api setidaknya seorang insinyur musti mempertimbangkan beberapa faktor,” paparnya.

Sejumlah faktor yang harus dipertimbangkan di antaranya adalah melakukan identifikasi aktivitas project (Work Breakdown Structure), melakukan penyusunan proses/urutan kegiatan, perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu Technological constraints, Managerial constraints, dan External constraints. 

Melakukan perkiraan kurun waktu penyelesaian project, yaitu perkiraan banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tahapan pekerjaan yang biasanya dilakukan dengan pendekatan secara teknis dan empiris. Melakukan penyusunan jadwal (schedule), baik pada bagian utama Master Schedule, maupun Detailed Schedule.

“Dengan demikian untuk mengetahui gambaran waktu penyelesaian yang diperlukan sangat tergantung dengan berbagai faktor, baik faktor teknis dan faktor non-teknis. Semakin besar nilai suatu project, tentu akan membutuhkan waktu penyelesaian yang lebih lama dibandingkan dengan project dengan nilai yang lebih kecil,” tukasnya.

4. Ada bekas rel kereta api di Pontianak

Isu tentang Pembangunan Jalur Rel Kereta Api di Kalimantan BaratBukit rel Pontianak adalah bekas rel kereta jaman kolonial Belanda. (IDN Times/Dok Pemkot Pontianak).

Bukit Rel adalah sebuah bukit yang saat ini dijadikan sebuah tempat wisata. Sebelumnya, orang sekitar mengatakan bahwa bukit rel yang berada di Jalan Panca Bhakti, Pontianak Utara adalah jalur kereta api zaman kolonial Belanda.

Bukit ini pernah dikeruk, batunya diambil untuk pembangunan Jalan Senghie dan sepanjang Jalan Batu Layang. Berdasarkan ceritanya dulu, terdapat dua bukit berdiri di sana demi kemajuan peradaban kota, satu bukit dikeruk oleh Belanda. Jejak-jejak pengerukan batu masih bisa dilihat. Bekas rel, dan pemecah batu yang tersisa mampu membawa kita menerobos ke masa lalu.

Ketinggian Bukit Rel tersebut kurang lebih 40 meter. Di puncak bukti dapat ditemukan pantak. Tempat ritual masyarakat adat Dayak. Di sekitar Bukti Rel, juga dihuni beragam masyarakat.

Baca Juga: Dua Warga Malaysia Selundupkan Sabu di Jalur Tikus Perbatasan Kalbar 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya