Karhutla Kembali Makan Korban, Pria di Kalbar Tewas usai Bakar Lahan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pontianak, IDN Times - Seorang pria berinisial AS (25 tahun) tewas terpanggang kobaran api saat membakar lahan untuk berladang, di Dusun Tanjung Rambut, Desa Harapan Baru, Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar) pada Senin (21/8/2023).
Kapolres Ketapang Ajun Komisaris Besar Pol Tommy Ferdian mengungkapkan, korban meninggal dunia lantaran sesak nafas lalu pingsan ketika tengah melakukan aktivitas pembakaran lahan.
“Korban meninggal dunia saat membuka lahan bersama empat orang keluarganya. Korban diduga meninggal dunia karena sesak nafas lalu pingsan,” kata Tommy, Rabu (23/8/2023).
1. Korban bakar lahan bersama empat orang keluarganya
Sebelumnya, pada Senin (21/8/2023), korban bersama empat orang lainnya membuka lahan dengan cara membakar. Mereka berpencar saat masuk ke hutan untuk menjaga api agar tidak merembet ke lahan milik warga lainnya.
"Saat membuka lahan, korban bersama empat orang keluarganya. Mereka berpencar untuk memastikan api tidak merembet ke lahan yang lain, namun tiba-tiba arah angin berubah, membuat korban menghirup kepulan asap, lalu pingsan,” terang Tommy.
Baca Juga: Imbas Karhutla, Pontianak Ranking 1 Paling Berpolusi di Indonesia
2. Diduga pingsan terhirup asap dan terjebak kepulan api
Tommy memaparkan, korban diduga meninggal dunia karena terjebak api. Korban menghirup asap kebakaran terlalu banyak hingga pingsan dan terjebak api.
“Korban diduga pingsan terlebih dahulu karena menghirup asap kebakaran ini, dan terjebak api kebakaran hutan hingga meninggal dunia,” katanya.
3. Tubuh korban 80 persen mengalami luka bakar
Korban dinyatakan meninggal di lokasi kebakaran hutan dan lahan, dengan luka bakar hingga 80 persen. Korban ditemukan oleh empat orang keluarganya yang ikut dalam proses pembakaran lahan tersebut.
Tommy menjelaskan, pihak keluarga telah ikhlas terhadap peristiwa tersebut dan menolak untuk dilakukan visum. Korban kemudian dibawa ke rumah keluarganya untuk segera dimakamkan.
“Namun kami tetap melakukan penyelidikan, jika terpenuhinya dua unsur alat bukti akan dinaikkan menjadi penyidikan,” tegasnya.
Tommy mengimbau kepada warga untuk tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan (karhutla) meski dengan kearifan lokal, melihat kondisi di Kalbar saat ini masih kemarau dan membuat api mudah meluas.
Baca Juga: Protes Kebakaran Hutan, Seniman Pontianak Melukis dengan Jelaga