Kualitas Udara Membaik, Kasus ISPA di Kalimantan Barat Mulai Turun

Kalbar masih berpotensi kebakaran hutan dan lahan

Pontianak, IDN Times - Kualitas udara di sejumlah daerah di Kalimantan Barat (Kalbar) saat ini sudah mulai membaik karena diguyur hujan, sebelumnya beberapa kabupaten kota di Kalbar mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Banyaknya titik api atau kebakaran lahan tersebut berdampak pada aktivitas masyarakat. Kualitas udara di Kalbar juga sempat masuk dalam kategori sangat tidak sehat, bahkan berbahaya.

Walaupun hujan turun dengan intensitas rendah, namun hujan merata hampir di seluruh wilayah Kalbar. Hal tersebut membuat kualitas udara di Kalbar, khususnya Pontianak semakin membaik.

1. BMKG Kalbar sebut kualitas udara membaik, namun masih berpotensi karhutla

Kualitas Udara Membaik, Kasus ISPA di Kalimantan Barat Mulai TurunKualitas udara di Pontianak pada malam hari, kepulan asap karhutla mulai hilang. (IDN Times/Teri).

Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio Pontianak Sutikno mengatakan ,dalam beberapa hari terakhir pantauan kualitas udara di Kalbar mulai membaik.

“Sejumlah wilayah kualitas udaranya sempat meningkat, masuk kategori sangat tidak sehat, diduga kondisi tersebut hanya lokal saja karena terjadi hanya sesaat,” jelas Sutikno, Sabtu (2/9/2023).

Walaupun sudah beberapa kali diguyur hujan, BMKG Kalbar memprediksikan bahwa dalam beberapa hari terakhir masih akan dominan panas, sehingga potensi karhutla patut diwaspadai.

“Karena diprediksikan masih akan dominan panas, sehingga berpotensi tinggi terjadi karhutla setidaknya hingga seminggu ke depan, maka konsentrasi partikulat PM2.5 dalam seminggu ke depan berpotensi naik,” ucapnya.

Baca Juga: Protes Kebakaran Hutan, Seniman Pontianak Melukis dengan Jelaga

2. Kasus ISPA di Kalbar turun dari minggu sebelumnya

Kualitas Udara Membaik, Kasus ISPA di Kalimantan Barat Mulai TurunHujan turun dengan intensitas rendah, namun merata di seluruh daerah di Kalbar. (IDN Times/Teri).

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Erna Yulianti menyebutkan, kasus infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di Kalbar terhitung bulan Agustus pada minggu ke-35, yang dilaporkan oleh kabupaten/kota setempat ada sebanyak 5.383 orang terpapar ISPA.

Angka ini menurun dibanding dengan minggu ke-34. Erna menyebutkan, pada minggu ke-34 kasus ISPA di Kalbar menyentuh angka 6.945 orang. Menurutnya dari angka ini terdapat penurunan kasus secara signifikan.

“Sudah terjadi penurunan kasus ISPA di berbagai kabupaten kota, hal ini dilihat dari intensitas hujan walaupun tidak banyak, mulai merata di 14 kabupaten kota. Artinya daerah yang ada titik hotspot-nya juga sudah terjadi penurunan polusi, atau dampak dari asap. Jadi daerah yang terdampak asap sudah mulai berkurang karena sudah mulai turun hujan,” terangnya.

3. Sempat diguyur hujan, sebaran titik panas kembali meningkat

Kualitas Udara Membaik, Kasus ISPA di Kalimantan Barat Mulai TurunSejumlah pelintas berhenti karena jalanan tak terlihat dikepung kabut asap, Ketapang, Kalbar. (IDN Times/Istimewa).

Walaupun dalam seminggu terakhir beberapa daerah di Kalbar sudah diguyur hujan, ternyata masih ada sejumlah kabupaten kota yang kembali menghirup asap kebakaran hutan dan lahan.

Titik panas di Kalbar sempat menurun di angka ratusan, namun saat ini di minggu pertama bulan September sebaran titik panas di Kalbar meningkat hingga ribuan.

Kepala Satgas Informasi Bencana (BPBD) Kalbar, Daniel menyebutkan walaupun diguyur hujan api karhutla sudah membakar tanah gambut 5 sampai 6 meter. Sehingga api tersebut sewaktu-waktu dapat kembali hidup, dan menyebabkan kebakaran.

“Pada 30 Agustus 2023 saat hujan masih merata sebaran titik panas ada 803, selanjutnya pada 1 September 2023 meningkat jadi 1.270 titik panas di Kalbar,” ungkap Daniel.

Sejumlah daerah kembali dilanda kebakaran hutan dan lahan yang berimbas pada kabut asap. Di antaranya adalah Kabupaten Mempawah, Kabupaten Ketapang, dan Kota Singkawang.

“Di Kota Singkawang ada 8 titik yang terbakar, di Kabupaten Ketapang juga ada yang sangat pekat kabutnya di Jalan Pelang Ketapang, dan juga Kabupaten Mempawah,” tukasnya.

Baca Juga: Imbas Karhutla, Pontianak Ranking 1 Paling Berpolusi di Indonesia

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya