Samarinda, IDN Times - Demi mempermudah akses bagi warga dan membuka kawasan yang terisolasi, jembatan kerap menjadi solusi.
Wajar demikian, sebab Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang bersandingan dengan sungai, bahkan sepertiga Nusantara ini adalah lautan.
Itu sebabnya infrastruktur jembatan itu sangat penting. Dari sekian jembatan, inilah tujuh jembatan terpanjang di Indonesia yang menghubungkan berbagai kawasan di Tanah Air. Salah satunya ada di Ibu Kota Negara (IKN) yang baru, lho!
Rekor jembatan terpanjang di Indonesia tampaknya bakal berpindah tempat ke Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Kukar).
Bahkan, sejak 2015, infrastruktur tersebut diklaim mengalahkan Jembatan Suramadu di Surabaya.
Bila Suramadu memiliki panjang 5,4 kilometer atau sekitar 13 kilometer dihitung dengan jalan pendukungnya, maka Jembatan Martadipura memiliki panjang 15,3 kilometer atau lebih panjang 9 kilometer dari Suramadu.
Data Dinas Bina Marga dan Sumber daya Air (DBMSDA) Kukar, menyebut badan dan fondasi jembatan Jembatan Martadipura dibangun hingga belasan kilometer di atas rawa dengan metode pile slab (jalan layang).
Dari permukaan tanah, pile slab itu memiliki panjang dua hingga tiga meter. Meski lokasinya berada di atas rawa dan berfungsi sebagai penghubung, konstruksi tersebut termasuk kategori jembatan.
Jembatan yang menghubungkan Surabaya-Madura ini membelah Selat Madura dan punya panjang 5,4 kilometer atau sekitar 13 kilometer dihitung dengan jalan pendukungnya dan lebar 30 meter. Jembatan itu diresmikan pada Juni 2009 dan perlu waktu 6 tahun untuk pembangunannya.
Jembatan utama memakai konstruksi cable stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter. Untuk mengakomodasi pelayaran kapal laut yang melintasi Selat Madura, jembatan tersebut memberikan ruang setinggi 35 meter dari laut. Dengan demikian kapal bebas melintas tanpa takut.
Jembatan ini menghubungkan terusan Pasteur dengan Jalan Suropati, Bandung. Pasupati merupakan kepanjangan dari Pasteur-Surapati.
Jembatan Pasupati memiliki panjang 2,1 kilometer dan lebar 21,53 meter. Jembatan ini mulai dioperasikan pada Juni 2005.
Jembatan ini menjadi pelepas dahaga bagi warga Kota Kembang sebab jalur utara dan timur kota Bandung hanya dipertemukan oleh beberapa titik jembatan kecil seperti Jembatan Wastu Kencana, Siliwangi, Padjadjaran, dan Viaduct.
Tapi pertemuan arus lalu lintas itu tidak berjalan baik mengingat keempat titik tersebut mengalami kemacetan setiap harinya.
Jembatan Pasupati disebut tak hanya istimewa karena konstruksinya tapi juga selalu disertai sarana keamanan seperti, rambu lalu-lintas sepanjang jalan, sistem drainase kecil per tiga meter di ruas kanan dan kiri jalan, dilengkapi dengan kamera pengawas di 12 titik lengkap dengan sensor malam hari, dan aparat kepolisian yang siap sedia di beberapa titik jalan layang Pasupati.
Jembatan ini terletak di Siak Sri Indrapura yang menghubungkan Siak dengan Kecamatan Mempura. Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah ini menghubungkan kabupaten Siak dan jalan lintas Pekanbaru.
Jembatan ini mulai diresmikan pada 2007, adapun jembatan ini dibangun selama lima tahun. Panjangnya 1,19 kilometer dan lebar 16,95 meter ditambah trotoar selebar 2,25 meter.
Dari Sungai Siak, jembatan ini punya tinggi 23 meter, tak hanya itu jembatan tersebut juga punya dua lift untuk menuju puncak di dua menara yang tingginya 80 meter. Menara ini terletak di bagian kiri dan kanan jembatan. Sebagai informasi, nama jembatan ini diambil dari nama gelar permaisuri sultan terakhir Kerajaan Siak yang mengakhiri masa pemerintahan pada tahun 1946.
Jembatan Merah Putih adalah jembatan yang memakai kabel pancang, terletak di Ambon, Provinsi Maluku.
Jembatan ini membelah Teluk Dalam Pulau Ambon menghubungkan Desa Rumah Tiga (Poka), Kecamatan Sirimau dan Desa Hative Kecil/Galala di Kecamatan Teluk Ambon.
Jembatan kebanggaan Ambon ini punya panjang 1,14 kilometer dan merupakan jembatan terpanjang di wilayah Indonesia Timur.
Dibangun sejak 17 Juli 2011, digunakan pada 2014 dan diresmikan oleh Presiden Joko 'Jokowi' Widodo dua tahun setelahnya. Biaya pembangunan jembatan mencapai Rp416,75 miliar.
Sebelum ada Jembatan Merah Putih, jarak Bandara Internasional Pattimura ke Kota Ambon 35 kilometer, cukup lama bila hendak ke bandar udara karena harus menempuh waktu 60 menit dengan memutari Teluk Ambon.
Akses lainnya adalah dengan menggunakan kapal penyeberangan antara Desa Rumah Tiga (Poka) dan Galala dengan waktu tempuh sekitar 20 menit.
Jembatan ini menjadi salah satu destinasi wisata di Sumatera Selatan atau Palembang. Dengan panjang 1,11 kilometer dan lebar 22 meter jembatan ini membelah Sungai Musi.
Menjadi salah satu jembatan tertua karena diresmikan saat Soekarno masih berkuasa, bahkan sebelum menjadi Ampera, jembatan ini bernama Bung Karno.
Jembatan Ampera memerlukan waktu pembangunan selama 3 tahun dan Pemerintah Jepang punya andil dalam ongkos pembangunan.
Uniknya, bagian tengah jembatan bisa terangkat untuk memudahkan kapal melintas. Tapi metode itu dihapus karena bikin macet.
Jembatan Barito diresmikan pada 24 April 1997 pada saat Presiden Soeharto berkuasa. Ketika itu tak ada yang menandingi panjang dari jembatan ini.
Namun kini tak lagi sebab pesaingnya banyak. Jembatan yang membelah Sungai Barito ini memiliki panjang 1,08 kilometer dan lebar 10,37 meter.
Jembatan ini masuk dalam akses jalan Trans Kalimantan dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan menuju ke Palangkaraya, Kalimatan Tengah maupun sebaliknya.
Nama lain dari Jembatan Barito adalah Jembatan Pulau Bakut sebab melewati Pulau Bakut. Dari sungai tinggi jembatan 15 meter.
Karena bentuknya senada dengan Jembatan Gerbang Emas (Golden Gate Bridge) di San Fransisco, jembatan gantung ini kerap dijadikan sebagai objek kamera dan wisata.