Kecamatan Penajam dan Babulu di PPU Ditetapkan Zona Merah COVID-19

Satu pasien positif baru menjalani karantina mandiri

Penajam, IDN Times – Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Abdul Gafur Mas’ud mengatakan, Kecamatan Penajam dan Kecamatan Babulu ditetapkan sebagai zona merah penyebaran corona atau COVID-19 di PPU.

“Kecamatan Penajam dan Babulu saya tetapkan sebagai zona merah karena karena dua kecamatan ini terbanyak kasus corona, sementara Kecamatan Sepaku dan Waru masih zona oranye. Tetapi saya nilai semua sudah tidak aman lagi karena kini di PPU sudah ada pasien positif corona,” ujar bupati kepada awak media ketika menyampaikan siaran persnya, Selasa (28/4) di Penajam.

1. Penyebaran COVID-19 diantisipasi di semua wilayah kecamatan di PPU

Kecamatan Penajam dan Babulu di PPU Ditetapkan Zona Merah COVID-19Pemeriksaan suhu banda para pendatang di Pos Pengetatan Pengawasan mobilisasi masyarakat ke PPU (IDN Times/Ervan Masbanjasr)

Bupati Gafur lebih jauh mengatakan, saat ini, seluruh kecamatan di wilayahnya perlu diwaspadai dari ancaman penyebaran virus corona. Sebab, kata dia, penularan virus ini tidak diketahui dan tidak bisa terlihat.

Ia juga menuturkan, meskipun pasien 04 telah dinyatakan sembuh, namun PPU kembali mendapatkan satu orang perempuan berusia 22 tahun terkonfirmasi positif corona. Pasien itu disebut memiliki anak bayi berusia 14 hari yakni pasien ke 15. Kini pasien positif tersebut harus menjalani isolasi mandiri di rumahnya.

2. Pasien positif baru ini telah diajarkan cara merawat anaknya sesuai dengan protokol kesehatan

Kecamatan Penajam dan Babulu di PPU Ditetapkan Zona Merah COVID-19Ilustrasi virus corona. (IDN Times/Mia Amalia)

“Pasien positif ini telah diajarkan bagaimana cara merawat anaknya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Dinas Kesehatan dan RSUD PPU. Tentunya masyarakat dan rekan–rekan wartawan harus menjadi contoh bagi masyarakat, kita juga sering mensosialisasikannya agar penyebaran corona ini bisa terputus. Masyarakat harus jujur jika mengalami gejala COVID-19,” tegasnya.

Diakui Gafur, dirinya masih sering melihat masyarakat yang keluyuran dan nongkrong di luar rumahnya. Menurutnya, hal tersebut sangat berbahaya karena risiko penularan corona sangat besar di wilayah PPU. 

“Kalau bertambah (kasus) tidak usah heran, coba kita lihat masyarakat kita saat ini. Langkah pertama yang dilakukan pemerintah sudah dilaksanakan untuk menekan penyebaran COVID-19 tersebut adalah memberikan fasilitas kesehatan dan kedua pembagian sembako gratis agar warga tidak keluar rumah selama 14 hari,” kata Gafur.

Baca Juga: Cegah COVID-19, Rumah ODP dari Klaster Gowa di PPU Ditempeli Stiker

3. Sebanyak 50 persen masyarakat PPU masih tidak mengikuti anjuran pemerintah

Kecamatan Penajam dan Babulu di PPU Ditetapkan Zona Merah COVID-19Bupati PPU Abdul Gafur Mas'ud (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Namun lanjutnya, bisa dilihat apa yang dirasakan hari ini,  mungkin ada pengaruhnya sekitar 50 persen tapi 50 persen lagi masyarakat PPU masih ngeyel tidak mengikuti anjuran pemerintah. Coba  seandainya masyarakat semua kompak 10 hari saja di rumah penyebaran corona ini tidak menambah pasein positif lagi, mungkin yang ada malah pasein yang dinyatakan negatif dan sembuh.

“Kita harus kampanyekan dan sosialiasaikan kepada masyarakat luas agar tidak ada lagi penambahan pasein positif corona lagi. Kita tidak punya wewenang untuk menutup akses masuk dan keluar PPU, sedari awal ingin menutupnya. Jika kita tutup akan berdampak besa bagi perekonomian kita,” tandas Gafur.

4. Pasien positif baru di PPU tertular dari transmisi lokal

Kecamatan Penajam dan Babulu di PPU Ditetapkan Zona Merah COVID-19Unsplash/CDC

Di tempat yang sama, Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara terkait penanganan COVID-19 PPU, dr. Arnold Wayong, menuturkan pasien 15 merupakan transmisi lokal kedua dan baru saja melahirkan seorang bayi berusia 14 hari. Awalnya bayi yang telah diperiksa dalam rapid test sempat positif, tetapi hasil selanjutnya negatif melalui uji swab.

Ia membeberkan, pasien 15 tidak memiliki gejala tetapi hasil swabnya positif, sehingga masih dibolehkan isolasi mandiri dengan pengawasan tim dari Puskesmas Babulu.    

“Pasien melakukan kontak erat dengan pasein 06 merupakan adik iparnya dan juga kontak dengan pasein 07 dan 11. Jadi dia tidak memiliki jejak perjalanan dari luar daerah, namun terpapar oleh pasien dari klater Gowa, salah satunya adalah adik iparnya,” jelasnya Arnold.

Baca Juga: Satu Pasien Positif COVID-19 di Penajam Kaltim Dinyatakan Sembuh

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya