Kelurahan Petung Soroti Tiga Kasus Kekerasan Anak di Wilayahnya

Menargetkan wilayahnya bebas kasus kekerasan anak

Penajam, IDN Times - Kelurahan Petung Kecamatan Penajam, Penajam Paser Utara (PPU) di Kalimantan Timur (Kaltim) menyoroti kejahatan menimpa anak-anak usia dini. Seperti terjadi di Kelurahan Petung di mana terjadi tiga kekerasan menimpa anak selama tiga tahun terakhir.  

Seperti kasus pencabulan hingga penganiayaan anak. 

“Kejadian amoral terhadap anak di Kelurahan Petung, kita gambarkan seperti fenomena gunung es, terlihat kecil di permukaan tetapi lebar di bawah. itu jelas menjadi salah satu sorotan penting kami di tengah masyarakat Petung,” kata Lurah Petung Achmad Fitriyadi kepada IDN Times, Senin (29/5/2023).

1. Langkah preventif pencegahan

Kelurahan Petung Soroti Tiga Kasus Kekerasan Anak di WilayahnyaLurah Petung, Penajam, Achmad Fitriyadi (IDN Times/Ervan)

Achmad mengatakan, mayoritas masyarakat kurang sadar dalam perilaku kekerasan pada anak yang dianggap aib bagi keluarga. Pemerintah pun kesulitan dalam mendeteksi adanya perilaku kekerasan menimpa keluarga. 

“Oleh karena itu, hari ini kami mencoba dan berupaya melakukan langkah-langkah preventif di tingkat kelurahan untuk pencegahan,” sebutnya.

Langkah pencegahan ini dilaksanakan kerja sama dengan unsur TNI, Polri, Kejaksaan, Dinas Kesehatan, Dinas Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten PPU.

“Kerja sama dengan instansi perlu dilakukan karena mereka juga selama ini berupaya melakukan pencegahan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam perlindungan  kekerasan terhadap anak di PPU,” tukas pria yang akrab dipanggil Adi ini.

Baca Juga: Polres PPU Membekuk Kurir Sabu Lintas Provinsi Kaltim-Kalsel

2. Jadi atensi penting kelurahan

Kelurahan Petung Soroti Tiga Kasus Kekerasan Anak di WilayahnyaIlustrasi kekerasan pada perempuan. (IDN Times/Nathan Manaloe)

Kasus kekerasan pada anak, kata Achmad, menjadi perhatian penting Kelurahan Petung. Pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait guna melaksanakan kegiatan-kegiatan preventif termasuk juga dilakukannya orientasi lapangan bersama.

“Bahkan kami akan mendeklarasikan bahwa Kelurahan Petung menjadi wilayah zona bebas kekerasan terhadap perempuan dan anak,” harapnya.

Menurutnya, butuh dukungan stakeholder bukan hanya dari pemerintah daerah tetapi juga dan instansi vertikal. Seperti contohnya Kementerian Agama yang memberikan kesadaran lewat pendekatan keagamaan.

3. Kesadaran masyarakat di bawah rata-rata

Kelurahan Petung Soroti Tiga Kasus Kekerasan Anak di WilayahnyaIlustrasi anak-anak (IDN Times/Besse Fadhilah)

Achmad menyatakan, kesadaran masyarakat Petung masih di bawah rata-rata dalam perlindungan anak dan perempuan. Hal ini disebabkan karena kesibukan masyarakat di Petung berprofesi sebagai wirausaha.

Ditambahkannya, melihat fenomena kejadian akhir-akhir ini, pihaknya mencoba membuka ruang pelayanan konsultasi untuk masyarakat, sehubungan dengan perlindungan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Langkah ini juga menjadi salah satu cara upaya pencegahan dan tindakannya lebih mengarah pada mediasi. Ruang itu juga sebagai bentuk edukasi termasuk ketika mereka membutuhkan konseling psikolog yang diarahkan ke puskesmas, rumah sakit, atau ke DP3AP2KB.

“Kami berharap, pendeklarasian Kelurahan Petung sebagai daerah zona bebas tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak segera terwujud,” pungkasnya.

Baca Juga: Bocah SD di PPU Jadi Korban Penganiayaan Ayah dan Ibu Tiri 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya