Probable COVID-19, Kepala DPKP dan Pendeta di PPU Meninggal Dunia  

Terdapat tambahan tiga konfirmasi positif COVID-19 di PPU

Penajam,IDN Times - Berita duka datang dari Penajam Paser Utara. Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 PPU, dr. Arnold Wayong mengatakan, dua pasien berstatus probable COVID-19 yakni, Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Yogyana serta seorang pendeta (68) asal Kelurahan Maridan Kecamatan Sepaku, PPU Senin (17/8/202) malam meninggal dunia di ruang isolasi.

“Almarhum Bapak Yogyana berstatus probable COVID-19 sedangkan pendeta asal Maridan dinyatakan probable dan menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Ratu Aji Putri Botung (RAPB) PPU, masuk sepekan lalu dengan hasil rapid test reaktif namun kami masih menunggu hasil swab keduanya,” ujarnya kepada IDN Times, Selasa pagi (18/8/2020) di Penajam.

Dikatakannya, kepala DPKP PPU merupakan suami dari pasien konfirmasi positif COVID-19 dengan kode PPU 37 berusia 57 tahun domisili di Kelurahan Penajam, Kecamatan Penajam, PPU. Pasien tercatat sebagai salah satu ASN di Inspektorat PPU dan dirawat di Rumah Sakit (RS) Siloam Balikpapan.

1. Istri kepala DPKP berstatus konfirmasi, maka kami lakukan rapid test dan pengambilan sampel swab

Probable COVID-19, Kepala DPKP dan Pendeta di PPU Meninggal Dunia  Prosesi pemakaman pasien probable menunggu swab di pemakaman Nenang dengan protokol COVID-19 (IDN Times/Ervan Masbanjar)

“Karena istri kepala DPKP berstatus konfirmasi, maka kami lakukan rapid test dan pengambilan sampel swab untuk diuji terhadapnya. Untuk rapid test-nya sendiri reaktif tetapi hasil swab belum kami terima sehingga pasien berstatus probable COVID-19 karena ada penyakit penyerta atau komorbid berupa diabetes,” beber Arnold.

Sementara itu, lanjutnya, pada pasien meninggal dari Maridan berstatus probable memiliki komorbid berupa diabetes. Kedua pasien masuk ke RSUD PPU satu pekan terakhir dan dirawat di ruang isolasi sembari menunggu hasil swab, namun sayang keduanya meninggal dunia di waktu hampir bersamaan.

Arnold mengungkapkan, karena berstatus probable maka keduanya dimakamkan dengan protokol COVID-19 pada malam itu juga dengan pengawalan dan pengamanan petugas polisi dari Polres PPU.

Ia juga menjelaskan, jenazah almarhum Yogyana dimakamkan di pemakaman terpadu Kelurahan Nenang sementara pendeta dikuburkan di pemakaman kristen Marinda, keduanya selesai dimakamkan pada Selasa (18/8/2020) pagi dini hari.     

Baca Juga: Empat Tenaga Medis RSUD Ratu Aji Putri Botung PPU Sembuh dari COVID-19

2. Proses pemakaman berjalan lancar sesuai protokol COVID-19

Probable COVID-19, Kepala DPKP dan Pendeta di PPU Meninggal Dunia  Prosesi pemakaman pasien probable COVID-19 di pemakaman Nenang, Kabupaten Penajam Paser Utara dengan protokol COVID-19 (IDN Times/Ervan Masbanjar)

“Proses pemakaman berjalan lancar pada dini hari tadi pendeta di Kelurahan Maridan selesai dilakukan pada sekitar pukul 03.30 Wita oleh tim Satgas sedangkan pemakaman di pemakaman terpadu Nenang selesai sekira pukul 02.09 Wita. Prosesi kedua pemakaman tersebut sesuai protokol COVID-19,” tutur Arnold.

Untuk diketahui, sebut Arnold, saat ini ada puluhan pasien yang hingga kini masih menunggu hasil swab. Meskipun hasil rapid test reaktif, bagi pasien dengan gejala dirawat di ruang isolasi RSUD PPU sedangkan yang tanpa gejala melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing.

3. Tambahan tiga kasus konfirmasi COVID-19

Probable COVID-19, Kepala DPKP dan Pendeta di PPU Meninggal Dunia  Mobil jenazah RSUD PPU di pemakaman terpadu Nenang, Penajam Paser Utara (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Selain terdapat dua pasien reaktif menunggu hasil swab meninggal dunia, tambahnya, pagi ini pihaknya mendapat informasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terdapat tiga orang pasien konfirmasi positif COVID-19 dan dirawat di RSUD PPU.

Tiga orang konfirmasi hasil swab positif COVID-19 tersebut, dua dari Kecamatan Babulu yakni berkode PPU 44 laki-laki berusia 19 tahun dan PPU 45 perempuan usai 32 tahun keduanya berdomisili tempat sama di Desa Babulu Darat, Kecamatan Babulu. Keduanya diduga terpapar karena kontak erat dengan salah satu pasien positif.

Sedangkan pasien konfirmasi positif lainnya berkode PPU 46 laki-laki usai 60 tahun tinggal di Desa Tenging Baru, Kecamatan Sepaku, dengan penyakit bawaan atau komorbid.

"Sehingga total konfirmasi PPU sebanyak 46 kasus dengan rincian 31 orang dinyatakan sembuh, 15 orang masih dalam pengobatan dan perawatan serta satu orang meninggal dunia dengan hasil swab positif. Harusnya ada 47 kasus, tetapi karena ada satu pasien karena ber -KTP Balikpapan maka tidak dimasukan ke data kasus di PPU meskipun yang bersangkutan kerja di Penajam," tukasnya.

4. Kedua pasien meninggal memiliki gambaran khas COVID-19

Probable COVID-19, Kepala DPKP dan Pendeta di PPU Meninggal Dunia  Pasein PPU 24 mendapatkan surat sembuh COVID-19 dari Direktur RSUD PPU, dr Jansje Grace Makisurat (IDN Times/ Ervan Masbanjar)

Terpisah Direktur RSUD RAPB PPU, dr. Jansje Grace Makisurat menerangkan, kedua pasien meninggal dunia tersebut, sempat menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD, namun diwaktu hampir bersamaan sekitar pukul 22.00 Wita kedua pasien meninggal dunia, tetapi hasil swab belum diterima tetapi rapid test reaktif.  

“Almarhum pasien Yogyana masuk RUSD pada 14 Agustus 2020 sedangkan pasien pendeta di tanggal 12 Agustus 2020. Dari hasil pemeriksaan kami, keduanya pasien memiliki gambaran khas COVID-19 dan terdapat komorbid diabetes, walaupun hasil swab belum keluar. Saat ini kami, juga sedang merawat enam orang pasien, lima diantaranya telah dinyatakan terkonfirmasi positif dan  satu hasil rapid test reaktif tetapi belum di swab karena baru masuk malam tadi,” katanya..

5. Melalui Facebook Bupati PPU ingatkan masyarakat tak remehkan COVID-19

Probable COVID-19, Kepala DPKP dan Pendeta di PPU Meninggal Dunia  Tuilsan Bupati PPU, Abdul Gafur Masud dalam akun Facebooknya (https://www.facebook.com/besar044)

Sementara itu, Bupati PPU, Abdul Gafur Masud melalui akun Facebooknya mengingatkan masyarakat agar tak menganggap remeh COVID-19.  

“Media jangan bungkam dan si tukang nyiyir juga jangan bungkam, buka matamu baik baik, bisa kalian bayangkan kalau jazadmu yang ada di dalam peti mati itu tanpa ada pengatar dari keluargamu," tulis Bupati Gafur.

Ia memberikan semangat kepada Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di PPU agar tak ragu mengambil keputusan untuk menyelamatkan banyak orang. 

Baca Juga: Satu ASN Inspektorat Penajam Paser Utara Positif COVID-19

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya