DBD di Banjarmasin Dilaporkan Sebanyak 59 Kasus

Dinkes Banjarmasin foging ke area rawan DBD

Banjarmasin, IDN Times - Demam berdarah dengue (DBD) di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) dilaporkan tercatat sebanyak 59 kasus pada bulan Mei ini. Penyakit disebabkan nyamuk aedes aegypti ini sudah membawa sebanyak 6 pasien yang dirawat di RSUD Sultan Suriansyah.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin M Ramadhan mengatakan, siklus pasien DBD setiap bulannya cenderung mengalami penurunan. Pihaknya berharap serangan DBD minim dan bahkan tidak ada lagi, Kamis (18/5/2023).

1. fogging dilakukan ke sejumlah titik rawan DBD

DBD di Banjarmasin Dilaporkan Sebanyak 59 KasusPengasapan DBD memasuki rumah warga di Banjarmasin.

Ramadhan mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin rutin menggelar pengasapan atau fogging menyisir ke beberapa titik kota yang dinilai rawan perkembangbiakan nyamuk DBD. 

Terbaru ini dilaksanakan fogging di Jalan Pramuka, RT 21, wilayah puskesmas terminal Banjarmasin.

Ia pun melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) untuk memantau ada atau tidaknya jentik di lingkungan rumah sekitar. 

"Sesuai adanya kasus dan laporan masyarakat, maka kami melakukan fogging di area rawan DBD. Itu yang dilaporkan hasil PE positif dilakukan PSN, pembagian abate dan fogging," katanya.

Baca Juga: Lebih dari Setengah Penduduk Banjarmasin Menderita Asma

2. Kelurahan Sungai Andai kasus DBD tertinggi

DBD di Banjarmasin Dilaporkan Sebanyak 59 KasusIlustrasi (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Ia menyebutkan penyebaran penyakit DBD di Banjarmasin terjadi di 52 kelurahan setempat. Kelurahan Sungai Andai yang paling banyak terserang.

Menurut Ramadhan, di kelurahan itu ada 7 kasus yang dilaporkan pihak Puskesmas Sungai Andai. Sementara, bila dirincikan data mulai bulan Januari hingga Mei ini.

Bulan Januari angka DBD yang tertinggi. Adapun datanya, Januari ada 23 kasus, Februari 17 kasus, Maret 7 kasus, dan April 5 kasus.

"Kasus tertinggi ada di bulan Januari dan hingga sekarang mengalami penurunan. Namun satu wilayah yakni di Sungai Andai yang merupakan kasus terbanyak sementara ini," ujarnya.

3. Jaga lingkungan dan amalkan 3M plus

DBD di Banjarmasin Dilaporkan Sebanyak 59 KasusIlustrasi (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Lebih lanjut, Ramadhan mengimbau masyarakat agar disipling dalam penerapan 3M plus (menguras, menutup, mengubur dan memberikan bubuk abate) di lingkungan masing-masing. Cara paling efektif dalam menghindari penyakit DBD.

"Ketika masyarakat belum terbiasa membuang sampah pada tempatnya, misalnya sampah bekas minuman atau juga membiarkan genangan air hujan. Maka nyamuk aides agypti menyukai tempat tersebut dan berkembang biak di situ," katanya.

Bagi warga positif terjangkit DBD, Ramadhan menyarankan agar korban segera dilakukan penanganan intensif, PSN, dan penyelidikan epidemiologi. Jika memang urgen akan dilakukan fogging  ke uskesmas terdekat.

Pihaknya juga terus melakukan penyuluhan tentang DBD, seperti menyampaikan pemberian serbuk abate, pola hidup sehat, dan mengamalkan 3M.

Baca Juga: Banjarmasin Sambut Banyumas yang Belajar Pengolahan Air Sungai 

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya