Bukan Latah New Normal, Diskes Samarinda Sebut Angka R0 Penuhi Syarat

MUI Kaltim akan lakukan kajian saat new normal diberlakukan

Samarinda, IDN Times- Salah satu indikator yang harus dipenuhi oleh kabupaten/kota untuk menerapkan ner normal atau kenormalan baru di wilayahnya adalah angka reproduksi kasus COVID-19 atau basic reproduction number (R0) dibawah satu. Plt Kepala Dinas Kesehatan Samarinda dr. Ismid Kusasih menjelaskan, ibu kota Provinsi Kaltim ini memiliki angka R0 sebesar 0,6 per hari ini, Sabtu (30/5). 

"Kita (Samarinda) sudah masuk syarat dan kita sudah masuk fase relaksasi menurut hitungan epidemiologisnya. Jadi bukan karena kita latah-latahan penerapan ini (new normal)," ucap Ismid melalui telpon seluler.

1. Pada fase relaksasi, Diskes Samarinda akan gencarkan rapid test dan swab massal

Bukan Latah New Normal, Diskes Samarinda Sebut Angka R0 Penuhi SyaratPlt Kepala Dinas Kesehatan Samarinda dr Ismid Kosasih (IDN Times/Yuda Almerio)

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus positif di tengah penerapan new normal di Samarinda, Ismid menuturkan pihaknya akan semakin gencar melakukan rapid test dan pengambilan sampel swab massal dengan target pelaksanaan 100-200 pengujian setiap hari.

"Kami akan terus mencari. Saya tidak mau di tengah fase relaksasi ini petugas malah 'tidur' yang bisa menyebabkan second wave (COVID-19)," ucapnya.

Baca Juga: Ribuan Guru Balikpapan Akan Rapid Test Sebelum Tahun Ajaran Baru

2. Pengujian rapid test dan swab massal terakhir dengan hasil negatif

Bukan Latah New Normal, Diskes Samarinda Sebut Angka R0 Penuhi SyaratHasil negatif uji sampel rapid test. (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Sebagai acuan, beberapa waktu terakhir pihak Diskes Samarinda memang gencar melaksanakan rapid test dan pengambilan sampel swab massal, dengan hasil akhir berkisar 8.000 pengujian. Teranyar, Kamis (28/5) lalu, pihak medis melakukan pengujian di Kecamatan Loa Janan Ilir sekira 90 sampel dengan hasil negatif.

"Ini sekaligus menunjukan kita berada di fase tenang, tapi jangan sampai semu dengan artian tiba-tiba kasus melonjak. Dan mudahan besok juga sudah keluar hasil swab diseputaran lokasi banjir," terangnya.

Pada Kamis kemarin, tim medis terpantau melakukan rapid dan pengambilan swab massal warga terdampak banjir dengan jumlah sekitar 200-300 orang warga. Hasil rapid test ini akan diumumkan besok melalui ponsel pribadi setiap pasien.

3. Jika terjadi lonjakan kasus, new normal terancam tak dilanjutkan

Bukan Latah New Normal, Diskes Samarinda Sebut Angka R0 Penuhi SyaratPixabay.com/fernandozhiminaicela

Meski saat ini penerapan tatanan normal baru di Samarinda begitu nyata, namun skenario tersebut bisa batal atau tidak dilanjutkan apabila kurva COVID-19 di Kota Tepian kembali melejit.

"Kalau kemungkinan ada penambahan ya bisa saja (tidak dilanjutkan new normal). Karena sewaktu-waktu bisa saja berubah (angka R0)," imbuh Ismid.

Seperti diberitakan sebelumnya, new normal diatur dalam Surat Edaran Wali Kota Samarinda, Nomor 360/003/300.07 tentang Fase Relaksasi Tahap Pertama Pengendalian Covid-19 di Kota Samarinda pada Kamis (28/5).

Pemkot Samarinda telah menyiapkan beberapa tahapan pembukaan seluruh OPD pelayanan publik, pusat perbelanjaan modern, tempat peribadatan dan tempat hiburan yang akan kembali beroperasi pada 1- 11 Juni pada tahap awal ini.

4. MUI Kaltim akan lakukan kajian penerapan new normal di Samarinda

Bukan Latah New Normal, Diskes Samarinda Sebut Angka R0 Penuhi SyaratInstagram/Ridwan Kamil

Kendati angka kumulatif COVID-19 di Samarinda terus menunjukkan perbaikan dan memenuhi persyaratan normal baru, tapi bukan berarti pelaksanaannya bisa begitu mudah dilakukan.

Begitu juga dengan kembali dibukanya tempat ibadah yang menjadi tempat pertemuan atau berkerumun banyak jemaah. Menyikapi hal tersebut, Ketua MUI Kaltim, Hamri Has menuturkan, kalau dalam waktu dekat pihaknya akan melaksanakan kajian terkait perihal normal baru.

"Hari ini saya baru menerima (edaran new normal Samarinda) dan Selasa (1 Juni) nanti kami bicarakan lagi buat kajiannya. Kami pasti melakukan kajian karena perlu informasi lanjutan setiap hari dari camat-camat, lurah, dan petugas lainnya tentang bagaimana situasi di daerah mereka," beber Hamri.

Hamri menegaskan, jika semua sesuai persyaratan maka wajib bagi tempat peribadatan untuk melaksanakan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, memakai masker, hingga mencuci tangan dengan sabun.

"Lebih-lebih ini masalah ibadah dan cukup sensitif. Oleh karena itu kalau ada masjid yang terdapat penularan, maka akan kita tutup," pungkasnya.

Baca Juga: New Normal di Samarinda per 1 Juni, Warga Senang Namun Juga Khawatir

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya