Keluarga Menuntut Pengungkapan Kematian Prajurit Arhanud Makassar

Kematian bunuh diri diragukan

Kukar, IDN Times - Pihak keluarga menuntut pengungkapan kematian Sersan Dua Muhammad Herdi Fitriansyah (21) yang dianggap tidak wajar. Prajurit TNI berdinas di Yon Arhanud/16 Makassar Sulawesi Selatan yang sempat dilaporkan tewas gantung diri pada Jumat 14 April 2023 lalu. 

Keluarga yakin Herdi menjadi korban penganiayaan seniornya selama bertugas di Yon Arhanud/16 Makassar. 

"Kami meminta agar diungkapkan dengan jelas kematian dari anak saya ini," kata Hata Ardiansyah ditemui IDN Times di Jalan Tanjung Gresik RT 02 Desa Perjiwa Kecamatan Tenggarong Seberang Kutai Kartanegara Kalimantan Timur, Selasa (25/4/2023). 

1. Korban mengaku menjadi korban penganiayaan senior

Keluarga Menuntut Pengungkapan Kematian Prajurit Arhanud MakassarSersan Dua Muhammad Herdi Fitriansyah di Yon Arhanud/16 Makassar. Foto istimewa

Hata mengatakan, anaknya kerap menjadi korban pemukulan para seniornya dengan alasan tidak jelas. Penganiayaan terjadi selama Herdi ditugaskan ke Arhanud/16 Makassar setahun terakhir ini. 

"Abah, saya sudah ga tahan di sana, dipukuli setiap hari," keluhnya. 

Kepada orangtuanya, Herdi mengaku perlakuan diterimanya beda dengan para rekan-rekannya yang lain di mana ia sering dibawa tengah malam untuk dianiaya. 

"Terkadang dari jam 8 (malam) sampai jam 2 (pagi), jam 10 (malam) sampai jam 4 (pagi). Dipukuli terus," ungkap Hata. 

Ia pun lantas bertanya kesalahan sudah diperbuat Herdi. 

"Saya tidak tahu juga," ungkap Herdi seperti ditirukan Hata.   

Baca Juga: Pemkab Kukar Subsidi Ongkos Angkut untuk Menekan Laju Inflasi

2. Tanda-tanda bekas penganiayaan korban

Keluarga Menuntut Pengungkapan Kematian Prajurit Arhanud MakassarIlustrasi kekerasan (IDN Times/Mardya Shakti)

Dalam pemeriksaan fisik di tubuh korban, Hata menemukan fakta di mana ditemukan bukti-bukti penganiayaan di sekujur tubuh korban. Dari luka bibir, dada, hingga bagian tulang rusuk yang diduga patah bekas pukulan benda tumpul. 

Selain itu, Hata pun menemukan tanda-tanda penganiayaan di bagian paha hingga kemaluan korban yang membiru. Ia menduga semuanya merupakan tanda-tanda bekas penganiayaan pada anaknya. 

"Ada di mulut, bagian dada, tulang rusak yang terlihat masuk ke dalam hingga bagian menghitam di paha hingga kemaluan," ungkapnya. 

3. Korban sering dimintai uang para senior

Keluarga Menuntut Pengungkapan Kematian Prajurit Arhanud MakassarIlustrasi (IDN Times/Mardya Shakti)

Hata melanjutkan, anaknya juga menjadi korban pemalakan para seniornya selama bertugas di Arhanud/16 Makassar. Uang gajinya selalu habis hingga tidak bisa mengirimi uang bagi orangtuanya di Tenggarong Seberang. 

"Mak, saya tidak bisa mengirim uang ke rumah ya, uang saya habis terus diminta senior," katanya menirukan pengakuan Herdi. 

Tante korban bernama Ayu menambahkan, keponakannya kerap menjadi korban pemalakan seniornya dari sekadar uang hingga barang. Seniornya berutang barang-barang di koperasi setempat dengan mengatasnamakan korban hingga mencapai Rp1 juta per bulannya. 

"Seperti rokok merek mahal itu untuk seniornya, itu terjadi terus," tuturnya.

Dalam bukti chat WhatsApp, ia menyampaikan keluhan keponakannya yang sampai dihajar habis-habisan saat menolak melunasi utang koperasi itu. Penganiayaan terjadi selama kurang lebih enam jam dari pukul 22.00 hingga 04.00 Wita. 

4. Para terduga pelaku penganiayaan

Keluarga Menuntut Pengungkapan Kematian Prajurit Arhanud MakassarTerduga pelaku penganiayaan Serda Herdi di Yon Arhanud/16 Makassar. Foto istimewa

Karenanya, Hata dan Ayu menolak percaya kematian korban disebabkan bunuh diri. Keduanya sama-sama yakin, Herdi menjadi korban penganiayaan para senior yang juga bertugas di Arhanud/16 Makassar. 

Hata meminta agar para pelaku seluruhnya memperoleh tindakan setimpal sesuai bukti kejahatan sudah dilakukan. Baru-baru ini, pihak keluarga mengaku dikirimi foto tiga pelaku terduga penganiayaan dari Polisi Militer di XIV Kodam Hasanuddin, terdiri Sertu Moksen, Sertu Eko, dan Serda Mokodampit.

Apalagi korban selama ini sudah menjadi tulang punggung utama keluarga di Tenggarong Seberang. 

Baca Juga: Ini Lokasi Pasar Murah yang Digelar di Samarinda dan Kukar

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya