Pengusaha: Pembatasan Operasional Truk Pengaruhi Stabilitas Ekonomi

Balikpapan, IDN Times - Imbas terjadinya laka beruntun di Tanjakan Muara Rapak, Balikpapan Utara, Kalimantan Timur (Kaltim) beberapa pihak mulai melakukan rembukan. Dalam ruang diskusi yang disediakan, yakni Forum Group Discussion (FGD) lalu lintas provinsi beberapa pengusaha juga turut dilibatkan. Di antaranya ada Asosiasi Logistik dan Forwader Indonesia (ALFI) dan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo).
Dua organisasi ini tentu yang paling utama untuk diajak dalam forum diskusi ini, mengingat usai insiden kemarin semua pihak perusahaan truk dan logistik menjadi sorotan.
Meski begitu, dua pihak ini tetap mengutip catatan di mana hal ini juga untuk pemenuhan kebutuhan logistik masyarakat.
"Ada catatan kecil buat kami bahwa sosial logistik itu tidak boleh dihambat karena menyangkut kebutuhan pokok masyarakat kota Balikpapan," ujar Ketua DPW ALFI, Faisal Tola pada, (26/1/2022).
Lanjutnya, dirinya pun menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya korban, atas insiden laka tersebut.
1. Gudang logistik masih di dalam kota

Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu diingat bahwa gudang kebutuhan pokok masyarakat Kota Balikpapan masih berdiri di dalam kota. Sehingga sulit untuk mencegah jika kendaraan-kendaraan tersebut beroperasi. Namun kata Faisal, inilah yang akan menjadi evaluasi bagi pihaknya agar lebih memperhatikan kelayakan kendaraan pengangkut logistik milik mereka itu.
Dirinya tak menampik, jika sampai terjadi peristiwa laka seperti kemarin tentu karena adanya kecerobohan.
"Jadi kami secara organisasi akan memperbaiki dan melakukan pengecekan pada alat angkut (truk) itu," kata dia.
Lanjutnya, jika sampai logistik-logistik itu terhambat tentunya akan memberikan dampak inflasi di Balikpapa.
2. Upaya negosiasi melihat kebutuhan masyarakat

Sementara itu mengenai surat edaran Wali Kota Balikpapan yang soal pengaturan jam operasional kendaraan besar, Faisal menuturkan, hal tersebut masih belum berjalan secara permanen. Mengingat aturan Perwali pertama masih belum dicabut.
Selain itu selama belum permanen, pihaknya tentu masih dapat melakukan negosiasi.
"Tadi (FGD) kan belum ambil keputusan yang sebenarnya. Jadi nanti akan dibicarakan kemudian," terangnya.
Ia meneruskan, mungkin saja akan ada pembicaraan bijak antara kebutuhan masyarakat dan lain sebagainya.
3. Banyak faktor mempengaruhi

Faisal mengatakan, ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi terjadinya insiden kemarin. Tak bermaksud menyalahkan satu pihak, hanya saja tentu kondisi sopir akan menjadi penilaian utama. Salah satu contoh, jika sopir lama menunggu BBM, tentu itu akan mempengaruhi kondisinya, baik secara fisik maupun psikologis.
Termasuk uji layak jalan kendaraan, memang perlu adanya pemeriksaan berkala. Yang pasti dilakukan oleh Dishub.
"Termasuk kondisi jalan dan gudang (logistik) yang masih dalam kota. Jadi ini perlu benar-benar adanya aturan yang tidak merugikan pihak mana pun," jelasnya.