Banjir di Malinau, Jatam Anggap Ada Andil Eksploitasi Tambang

Terdapat empat perusahaan tambang di Malinau

Balikpapan, IDN Times - Banjir bandang di Malinau Kalimantan Utara (Kaltara) diduga ada andil ekspolitasi tambang batu bara di area hulu sungai setempat. Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menilai pertambangan punya kaitan langsung dengan deforestasi jadi lokasi tangkapan air hujan.

“Hipotesis kami sementara ini memang seperti itu. Tambang batu bara jadi penyebab banjir ini di sini,” kata simpul Jatam Kaltara Andri Lalingka, Senin (24/5/2021).

Bencana banjir melanda 5 kecamatan di Malinau ketinggian 3 hingga 4 meter pada Minggu 15 Mei 2021 lalu. Lokasi terendam air  yakni Kecamatan Mentarang Hulu, Mentarang, Malinau Kota, Malinau Utara dan Malinau Barat.

1. Malinau terdapat 4 perusahaan tambang batu bara

Banjir di Malinau, Jatam Anggap Ada Andil Eksploitasi TambangIlustrasi tambang/Pexels.com/ Pixabay

Andri mengatakan, Malinau terdapat empat perusahaan tambang memegang izin usaha pertambangan (IUP) yang memiliki area konsesi luas. Perusahaan-perusahaan ini mayoritas beroperasi di area hulu Malinau yang merupakan hutan primer setempat.

Jatam memang belum mengantongi bukti keterkaitan antara perusahaan tambang ini dengan bencana banjir  kini menimpa masyarakat. Namun secara logika, eksploitasi tambang yang memang punya potensi menimbulkan dampak kerusakan lingkungan.

Baca Juga: Hari Lebaran, 11 Desa di Kaltara Malah Terendam Banjir

2. Banjir terbesar selama 20 tahun terakhir di Malinau

Banjir di Malinau, Jatam Anggap Ada Andil Eksploitasi TambangBanjir masih nuasa lebaran di Kalimantan Utara, Minggu (16/5/2021). Foto istimewa

Soal bencana banjir di Malinau, Andri memastikan menjadi yang terbesar dialami warga setempat sejak 20 tahun terakhir. Sejak lahir dan besar di Malinau, ia belum pernah mengalami luapan air bah yang mencapai ketinggian maksimal 4 meter.

“Kalau cerita orang-orang dulu memang pernah banjir sebesar itu, pada tahun 20 tahun silam. Tapi saya gak mengalami langsung. Itu pun tidak sebesar sekarang ini,” ungkapnya.

Banjir kali ini menyebabkan ratusan orang kehilangan harta benda yang hanyut terbawa derasnya arus. Cakupan air meluas hingga menjangkau lima kecamatan yang berada di wilayah Malinau.

3. 200 rumah warga terendam banjir

Banjir di Malinau, Jatam Anggap Ada Andil Eksploitasi TambangBencana banjir di Malinau Kalimantan Utara, Minggu (16/5/2021). Foto istimewa

Dari 5 desa di Kecamatan Mentarang Hulu ini, terdapat sekitar 200 unit rumah dan fasilitas umum seperti sekolahan terendam banjir. Bahkan, 2 desa di Kecamatan Mentarang Hulu sempat putus arus transporasi dan komunikasi yakni Desa Lung Berang dan Lung Simau.

Sementara itu, di Kecamatan Mentarang banjir yang melanda turut merendam 2 desa yakni Desa Pulau Sapi dan Long Bisai. Akibatnya, sekitar 160 rumah warga dan kantor Koramil 07/MTR ikut terendam banjir.

Banjir musiman di Kabupaten Malinau ini juga merendam Kecamatan Malianu Kota di kecamatan tersebut terdapat 3 desa terdampak mulai dari Desa Pelita Kanaan, Malinau Hulu, dan Malinau Kota. 

4. Tambang sudah jadi ancaman di Malinau

Banjir di Malinau, Jatam Anggap Ada Andil Eksploitasi TambangIlustrasi pertambangan (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Aktivitas tambang sudah lama mengancam warga Malinau. Bulan Februari lalu, Jatam mencatat jebolnya tanggul penampung limbah tambang perusahaan batu bara.

Lokasinya  berada di sekitar kawasan 14 desa daerah aliran sungai (DAS) Malinau. Limbah batu bara membuat warna air sungai berubah menjadi keruh kecokelatan. Ratusan ikan pun ditemukan mati mengambang menandakan kerusakan keseimbangan ekosistem air sungai.

Persoalan paling utama adalah terancamnya pasokan air bersih bagi 8 desa sekitar DAS Malinau. Jatam mendata desa-desa terancam; Sengayan, Langap, Long Loreh, Gongsolok, Batu Kajang, Setarap, Setulang, dan Setaban. 

Selain itu, 6 desa DAS Mentarang dan DAS Sesayap; Lidung keminci, Pulau Sapi, Tanjung Lapang, Kuala Lapang, Malinau Hulu, dan Malinau Kota.

Baca Juga: Pantau Banjir Malinau, Gubernur Kaltara Carter Pesawat Sewaan

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya