Pembinaan UMKM Pangan Lokal untuk Wilayah Kutai Kartanegara

Ekspor produksi pangan Kaltim terus meningkat

Samarinda, IDN Times - Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan menggelar pembinaan UMKM pangan lokal untuk wilayah Kabupaten Kutai Kartanergara.

Kegiatan dalam rangka koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan advokasi edukasi dan sosialisasi konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) dilaksanakan di Hotel Grand Sawit Samarinda.

1. Produksi pertanian di Kaltim terus meningkat

Pembinaan UMKM Pangan Lokal untuk Wilayah Kutai KartanegaraJajanan Semarang roti sisir. (dok. Instagram @dekoningcake)

Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Siti Farisyah Yana menjelaskan produktivitas pertanian dan penjualan produk pertanian Kaltim sudah mulai meningkat.

"Kaltim meraih ranking 2 nasional ekspor komoditas pertanian. Hal ini tentunya sebuah prestasi yang tidak sekadar angka saja," kata Siti Farisyah Yana dalam akun Instagram Pemprov Kaltim. 

Ia berbicara  di hadapan peserta pembinaan terdiri 10 perwakilan pengusaha UMKM Kutai Kartanegara.

Baca Juga: Masih Status PPKM Level 4, Balikpapan akan Protes ke Pusat

2. Diversifikasi produk pertanian di Kaltim

Pembinaan UMKM Pangan Lokal untuk Wilayah Kutai KartanegaraJajanan Tahu Petis Semarang . (dok. Instagram @jaliteng.smg)

Kemajuan ini menurut dia, bisa dibuktikan adanya diversifikasi ekspor hasil pertanian sawit serta peningkatan ekspor komoditas lain seperti jahe dan ubi.

"Namun, kita juga harus menyadari bahwa produksi dan ekspor komoditas pertanian masih banyak kelemahan. Baik dari segi kualitas maupun perkembangan usaha serta impor itu sendiri," jelasnya.

Karenanya, Yana berharap pelatihan ini bisa menghasilkan produsen-produsen kuat yang bisa menghasilkan produk berkualitas bernilai ekspor yang bisa berkembang di dalam maupun di luar negeri.

3. Produk pangan harus punya nilai tambah

Pembinaan UMKM Pangan Lokal untuk Wilayah Kutai KartanegaraANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Hal ini sangat penting menurut Yana, terlebih instansinya mengemban tugas untuk memastikan produksi pangan lokal memiliki nilai B2SA (beragam, bergizi, seimbang dan aman).

Diakuinya, budaya B2SA di Kaltim masih jauh dari tercapai, karena populernya fast food yang dari penampilannya saja lebih menarik.

"Karenanya, dibutuhkan pelaku UMKM lokal yang bisa memastikan produknya bernilai B2SA dan tentunya bernilai ekspor, sehingga bisa tampil lebih menarik," ungkapnya. 

Baca Juga: Ratusan Atlet Kaltim Siap Bertanding dalam PON Papua

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya