Dalam Sepekan, Ada 11 Pekerja Tambang di Kaltim Terkonfirmasi COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Kasus virus corona atau COVID-19 di Kaltim patut jadi perhatian. Selain trennya tak bisa ditebak, dalam sepekan terakhir sebagian besar kasus berasal dari luar daerah. Persisnya pekerja perusahaan tambang batu bara hingga migas yang baru menamatkan cutinya.
“Total ada 11 karyawan yang terdeteksi lewat screening. Semuanya positif COVID-19,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kaltim, Andi Muhammad Ishak saat dikonfirmasi pada Selasa (9/6) sore.
1. Sebagian besar yang terkonfirmasi positif berasal dari karyawan tambang batu bara
Belasan karyawan yang terkonfirmasi positif corona ini paling banyak berasal dari Tabang, Kutai Kartanegara tercatat 7 kasus, lalu Berau 3 orang dan 1 lagi dari Balikpapan. Dari informasi yang diterima Gugus Tugas, sebagian besar pekerja tambang batu bara. Hanya satu yang dari sektor migas, yakni pasien di Balikpapan.
“Kasus kini dalam penanganan rumah sakit masing-masing daerah,” tuturnya.
2. Pekerja disarankan menjalani PCR dahulu sebelum masuk ke Kaltim
Menurut pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim ini, langkah penyaringan atau screening sudah tepat. Lantaran tiap orang yang hendak masuk ke Kaltim bakal dites kesehatannya lebih dahulu. Hanya saja, ada baiknya tes tersebut dituntaskan sebelum berangkat ke Kaltim.
“Dengan demikian, kasus bisa diantisipasi lebih awal,” sebutnya.
Baca Juga: Tetap Waspada! Kasus Penularan COVID-19 di Kaltim Tak Bisa Ditebak
3. Gugus tugas dan Diskes masing-masing daerah diminta lebih awas dengan perusahaan yang mempekerjakan karyawan luar daerah
Itu sebabnya dia meminta Diskes serta gugus tugas kabupaten/kota lebih intensif mengawasi hingga menguji, utamanya perusahaan-perusahaan yang banyak mempekerjakan orang luar dari Kaltim. Sebab, para pekerja tambang yang terkonfirmasi positif COVID-19 ini tak tertular di Kaltim melainkan dari daerah asalnya.
“Jadi pengawasan dan pengetatan di pintu-pintu masuk jalur darat, laut maupun udara sangat penting,” pungkasnya.
Baca Juga: Gara-gara COVID-19, Penumpang Pesawat di Kaltim Turun 77,8 Persen