Mengamuk, PDP Klaster Gowa di Samarinda Ancam Petugas Medis Pakai Kaca

Samarinda, IDN Times – Belum juga sepekan di ruang isolasi, seorang Pasien dalam Pengawasan (PDP) berinisial N mengamuk dan meminta pulang ke rumahnya di kawasan Jalan Pemuda, Samarinda.
Tak tanggung-tanggung pasien berusia 52 tahun itu nekat memecahkan kaca dan mendobrak pintu rumah sakit. Kejadian pada Jumat (10/4) sempat bikin geger petugas medis, sebab dia mengancam menggunakan pecahan kaca.
1. Menghindari hal tak diinginkan rumah PDP diberi garis polisi
Dikonfirmasi mengenai kejadian tersebut, Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Samarinda, Ismed Kosasih membenarkan kabar itu. Dan saat ini pihaknya terus memantau PDP tersebut. Ia juga meminta warga tak perlu panik dengan kejadian ini.
“Pagi ini jam 9.00 Wita, kami ke rumahnya. Dia pasti gak berani, sudah ada garis polisi sebagai penanda dan menghindari hal tak diinginkan,” kata Ismed saat dikonfimasi lewat telepon pada Sabtu (11/4).
Baca Juga: 5.700 Karyawan di Balikpapan Dirumahkan dan Kena PHK karena COVID-19
2. Dinyatakan positif versi rapid test pada 8 April 2020 dan langsung diisolasi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Lebih lanjut dia menerangkan, pasien N itu merupakan peserta agenda Ijtima Dunia Zona Asia di Gowa, Sulawesi Selatan pada 19-22 Maret 2020 lalu.
Setelah kembali ke Samarinda dan melapor kemudian mendapat rapid test pada 8 April lalu dinyatakan positif. Meskipun demikian pengambilan sampel swab tenggorokan belum dilakukan oleh petugas medis RSUD Abdul Wahab Sjahranie karena pasien selalu menolak.
“Belum ada seminggu diisolasi, baru beberapa hari,” katanya.
3. Petugas medis akan mengambil sampel swab pasien N beserta istrinya
Kata Ismed, pagi ini dia dan sejumlah tim medis dengan alat pelindung diri (APD) lengkap bakal bertamu ke rumah PDP ini. Tujuannya mengambil swab tenggorokan dari pasien N dan istrinya, sebab selama istrinya kontak erat dengan suaminya.
Selain itu, untuk 30 hari ke depan petugas keamanan serta warga bakal jadi pengawas, jangan sampai keduanya keluar dari rumah.
“Nanti urusan makanan bisa diantar ke rumahnya,” imbuhnya.
4. Dianggap mengganggu, PDP dipulangkan dan bakal jalani karantina rumah selama 30 hari
Dikonfirmasi terpisah, Pelaksana tugas Kepala Diskes Kaltim Andi Muhammad Ishak, menuturkan hal senada. Pasien tersebut menolak dirawat dan diambil sampel swab-nya oleh petugas medis. Makanya dia memaksa minta pulang dengan memecahkan kaca, dobrak pintu bahkan ancam petugas medis dengan pecahan kaca.
“Makanya daripada mengganggu dan ancam petugas, dia dipulangkan dan selama 30 hari bakal jalani karantina mandiri di rumah,” terang Andi.
5. Pasien N merupakan salah satu dari 25 PDP klaster Gowa di Kaltim
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kaltim ini juga menjelaskan, pasien N merupakan satu dari 25 PDP dari klaster Gowa di Kaltim.
Sementara untuk orang dalam pemantauan (ODP) ada 147 kasus dan 9 orang tanpa gejala (OTG), kategori ini pernah kontak dengan pasien positif namun dirinya tak memiliki gejala demam apalagi pneumonia.
Nah, untuk total peserta dari klaster Gowa di Kaltim ada 1.642 orang, sementara dari Samarinda ada 200 orang turut serta. Dan hingga saat ini jumlah peserta yang berhasil dilacak Diskes ada 653 orang atau 39 persen dari total partisipan Kaltim.
“Sampai saat ini kami terus melacak dan mencari tahu keberadaan peserta kegiatan ini,” sebutnya.
6. Kejadian pertama di RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Sementara itu, Humas RSUD AWS, dr. Arysia Andhina juga tak menampik kabar tersebut. Dan ini merupakan kejadian pertama PDP minta pulang ke rumah saat sedang diisolasi. Meski demikian, dia menyangkal soal ancaman ataupun kaca pecah.
"Perawat aman aja, kacanya masih mulus kok," tutupnya kemudian terkekeh saat dikonfirmasi via WhatsApp.
Baca Juga: Cukup Untuk 10 Hari, Kaltim Terima Bantuan APD dan Masker Kemenkes