TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta tentang Kerajaan Kutai Kartanegara yang Patut Kalian Tahu

Sejarah kerajaan yang akan jadi ibu kota baru

Museum Mulawarman di Tenggarong Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. (IDN Times/Wibisono)

Kukar, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengumumkan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di lokasi Penajam Paser Utara-Kutai Kartanegara Kalimantan Timur (Kaltim) pada 26 Agustus 2019 lalu. 

Berbicara soal Kutai Kartanegara dulunya adalah sebuah kerajaan Hindu pertama di Indonesia hingga akhirnya menjadi kesultanan Islam di Kaltim. Nah, ingin tahu mengenai bagaimana tentang Kutai? Begini Sejarahnya.

Baca Juga: Fakta Menarik tentang Kutai Kartanegara Dulunya Adalah Kerajaan Besar 

1. Kerajaan Hindu tertua di nusantara ada di Kaltim

Prasasti Yupa peninggalan Kerajaan Kutai di Museum Mulawarman. (IDN Times/Wibisono)

Bukti-bukti arkeologis menunjukkan, salah satu peradaban tertua di nusantara malah ditemukan di Kaltim. Para peneliti telah menemukan tujuh yupa, yakni sejenis tiang batu yang fungsinya untuk menautkan hewan kurban.

Pada ketujuh benda tersebut, terdapat teks Bahasa Sanskerta dengan aksara Palawa dari permulaan abad kelima. Isinya menggambarkan puji-pujian dari para brahmana atas sikap dermawan Raja Mulawarman yang telah menyumbangkan 20 ribu ekor lembu untuk suatu perayaan besar.

Yupa ini diyakini berasal dari zaman Kerajaan Kutai Martadipura yang berada di pinggir Sungai Mahakam. 

2. Mulawarman raja paling terkenal dari Kerajaan Kutai Hindu

Museum Mulawarman di Tenggarong Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. (IDN Times/Wibisono)

Raja Mulawarman merupakan cucu dari pendiri Kerajaan Kutai Martadipura bernama Kudungga. Sejak tahun 1350, kakeknya itu berkuasa, tetapi belum banyak dipengaruhi kebudayaan Hindu (India). Pengaruh India mulai masuk di zaman pemerintahan ayah Mulawarman bernama Raja Aswawarman.

Ketika Mulawarman menjadi penguasa, Kutai Martadipura mengalami masa kejayaan sebagai kerajaan Hindu tertua di nusantara.

Kutai Martadipura berpusat di Muara Kaman, daerah yang kini menjadi kecamatan sebelah barat laut Samarinda. Tidak jauh dari sana, muara Sungai Mahakam juga menjadi pusat Kutai Kartanegara.

Kerajaan ini didirikan pada tahun 1300 oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti. Dia kemudian menikah dengan Putri Meneluh sehingga menurunkan silsilah raja-raja Kutai Kartanegara.

3. Kerajaan Kutai bagian kekuasaan kerajaan lain

Seperangkat gamelan Jawa yang peninggalan Kesultanan Kutai Kartanegara di Museum Mulawarman. (IDN Times/Wibisono)

Etnolog Belanda Pieter Johannes Veth berpendapat, Kerajaan Kutai tersebut merupakan bagian dari kekuasaan Majapahit yang berekspansi pada abad ke-14. Kitab Nagarakretagama menyebut kerajaan ini sebagai Tanjung Kute yang telah direbut Mahapatih Gajah Mada.

Pada abad ke-15, pengaruh Majapahit mulai memudar di seluruh nusantara. Setelah itu, Kutai Kartanegara berada di bawah pengaruh Kerajaan Banjarmasin yang dipimpin Pangeran Samudra, raja pertama Banjarmasin yang memeluk Islam.

Namun, pemerintahan tetap dipegang para raja Kutai Kartanegara yang mengirimkan upeti kepada Banjarmasin. Majapahit dan Banjarmasin membawa pengaruh penting bagi perkembangan Kutai Kartanegara. 

4. Kutai Kartanegara-Kutai Martadipura bersatu

Kutai Kartanegara

Pada abad ke-16, Kutai Kartanegara yang dipimpin Anum Panji Mendapa berhasil menaklukkan Maharaja Dharma Setia, penguasa Kutai Martadipura. Raja ke- 13 Kutai Kartanegara itu kemudian menyatukan dua kerajaan tersebut sehingga menjadi Kutai Kartanegara ing Martadipura.

Pengaruh Islam di Kutai diduga bermula sejak ekspansi Kerajaan Banjarmasin. Namun, geliat dakwah agama ini dapat dilacak sejak penyebaran dakwah Islam oleh para mubalik dari Sumatra ke Sulawesi. Dua orang di antaranya, Datuk Dibandang dan Datuk Ditiro, berhasil menyiarkan Islam di sejumlah kerajaan di Sulawesi Selatan.

Mereka kemudian beranjak dari Makassar ke Kutai pada akhir abad ke-16 dengan misi menyampaikan ajaran-ajaran Islam. Raja Kutai, Mahkota (1545-1610), menerima dua dai tersebut dengan baik dan pada tahun 1605 memeluk agama Islam. Demikian keterangan dari Ramli Nawawi dalam Salasilah Kutai.

Baca Juga: Kisah Asal-usul Orang Basap dan Legenda Kutai Kartanegara

Writer

Mochamad Firdaus

Disebut malu-malu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya