TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengintip Meriam Peninggalan Perang Jepang di Balikpapan

Membendung kedatangan pasukan sekutu

Situs meriam perang peninggalan Jepang di Gunung Seteleng (IDN Times/Istimewa)

Balikpapan, IDN Times - Catatan sejarah membuktikan Jepang pernah menjajah nusantara selama 3,5 tahun setelah mengalahkan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Pasukan Jepang masuk di Indonesia pertama-tama dengan menduduki Tarakan Kalimantan Utara (Kaltara) dan Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim). 

Baru setelah itu, pasukan Jepang menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Artikel ini akan mengulas sisa-sisa meriam raksasa peninggalan Jepang di Balikpapan. Check it out!

Baca Juga: Info Rute dan Lokasi Danau Semayang di Kutai Kartanegara

1. Sejarah serbuan pasukan Jepang di Indonesia

Pada 1 Maret 1942, Jepang berhasil mendarat di Pulau Jawa di tiga tempat sekaligus, yaitu Teluk Banten, Eretan Wetan (Jawa Barat), dan Kranggan (Jawa Tengah). Situasi ini memaksa Gubernur Hindia Belanda Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer menyerah tanpa syarat kepada tentara Jepang yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Hitoshi Imamura pada pertemuan di Kalijati pada tanggal 8 Maret 1942.

Pertemuan ini mengakhiri kekuasaan kolonial Belanda dan menjadikan Jepang sebagai penguasa baru Indonesia. Kekuatan ini memungkinkan Jepang untuk membagi wilayah Indonesia menjadi tiga markas, yaitu Angkatan Darat ke-16 yang ditempatkan di Pulau Jawa dan Madura di Batavia, Angkatan Darat ke-25 Sumatra yang ditempatkan di Bukit Tinggi, dan Angkatan Darat ke-25 yang ditempatkan di Bukit Tinggi. Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua Barat terletak di Makassar.

Angkatan Darat ke-16 yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Hitoshi Imamura diberi wewenang untuk memegang kekuasaan di wilayah Jawa. Secara umum, Jawa dianggap sebagai wilayah yang paling maju secara politik tetapi secara ekonomi kurang penting, dan sumber daya utamanya adalah tenaga kerja. Menimbang bahwa tujuan awal pendudukan Jepang di Asia Tenggara adalah untuk membentuk Konsorsium Asia Raya, ini memang yang dibutuhkan Jepang.

2. Peninggalan meriam Jepang di Balikpapan

Kita kembali lagi mengenai meriam peninggalan dari Jepang, meriam ini ada di sebuah kawasan penduduk di Balikpapan tepatnya pada jalan Jenderal Sudirman atau lebih tepatnya ada di Bukit Markoni Kelurahan Damai, Balikpapan Selatan.

Pada saat ini kondisi dari meriam peninggalan Jepang ini memiliki kondisi yang sangat banyak dan hampir memenuhi semua permukaan meriam.

Pemerintah berupaya untuk menjadikan tempat meriam ini sebagai salah satu situ sejarah dan sebagai cagar budaya yang ada di Balikpapan Selatan.

Akses menuju lokasi meriam peninggalan Jepang ini masih kurang dari kata baik, karena masih banyak jalan tanah yang harus dilalui. Apalagi ketika curah hujan yang sedang tinggi maka jalanan yang harus dilewati akan sedikit becek dan bahkan jika hujan seharian jalan yang dilewati akan menjadi susah untuk diakses.

Baca Juga: Cuti Lebaran, Ribuan Warga Padati Pantai Manggar di Balikpapan

Berita Terkini Lainnya