Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Bahaya Mengintai ketika Kamu Ngejar Tujuan yang Gak Realistis

ilustrasi tujuan (pixabay.com/geralt)

Balikpapan, IDN Times - Pernah gak sih merasa terjebak ngejar sesuatu yang keliatannya keren, tapi ujung-ujungnya malah bikin capek hati? Tenang, kamu gak sendirian. Punya tujuan itu penting, tapi kalau tujuannya gak realistis?

Bukannya bikin sukses, malah bisa jadi sumber masalah. Yuk, bahas bareng 5 bahaya yang muncul kalau kamu terus maksa ngejar mimpi yang gak sesuai kenyataan!

1. Stres berkepanjangan yang melelahkan

ilustrasi stress (unsplash.com/Elisa Ventur)

Ngejar sesuatu yang gak mungkin tercapai cuma bikin diri kamu tertekan. Bayangin aja, tubuh dan pikiranmu kerja keras habis-habisan, tapi hasilnya nol besar. Akhirnya? Stres non-stop! Mulai dari sakit kepala, susah tidur, sampai daya tahan tubuh yang anjlok.

Ingat, stres itu musuh besar buat kesehatan fisik dan mental. Kalau kamu udah merasa gak cukup baik padahal udah kerja keras, mungkin waktunya untuk berhenti sejenak dan ngecek ulang: apakah tujuanmu realistis atau cuma ambisi kosong?

2. Kehilangan motivasi secara drastis

ilustrasi kecewa (unsplash.com/Gabrielle Henderson)

Bayangin kamu lari maraton, tapi gak tau di mana garis finish-nya. Capek, kan? Nah, begitulah rasanya kalau kamu ngejar tujuan yang gak realistis. Gagal terus-menerus bisa bikin kamu merasa gak cukup baik, sampai akhirnya kehilangan motivasi untuk mencoba lagi.

Buat ngehindarin burnout, coba deh set ulang ekspektasimu. Mulai dari tujuan kecil yang achievable, biar semangatmu balik lagi pelan-pelan.

3. Mengabaikan kesehatan fisik dan mental

ilustrasi sakit (unsplash.com/Yuris Alhumaydy)

Terlalu sibuk ngejar mimpi besar yang susah dicapai bisa bikin kamu lupa hal-hal sederhana kayak makan dengan benar, istirahat cukup, atau sekadar rehat sejenak. Ujung-ujungnya, kesehatan fisik dan mental kamu jadi taruhannya.

Gak cuma itu, kebiasaan buruk kayak pola tidur gak teratur atau overthinking juga sering muncul kalau ekspektasimu terlalu tinggi. Kalau tubuh udah ngasih alarm berupa rasa lelah terus-menerus, itu tanda kuat buat nge-rem dan pikir ulang prioritasmu.

4. Relasi sosial yang memburuk

ilustrasi konflik (unsplash.com/Afif Ramdhasuma)

Obsesi ngejar tujuan sering bikin kamu lupa kalau hidup bukan cuma soal diri sendiri. Waktu buat teman, keluarga, atau pasangan jadi minim banget. Orang-orang di sekitarmu bisa aja merasa diabaikan, atau bahkan menjauh karena kamu terlalu sibuk sama ambisimu sendiri.

Padahal, support system itu penting banget buat bantu kamu bertumbuh. Jangan sampai fokus ngejar sesuatu malah bikin kamu kehilangan orang-orang yang sebenarnya selalu ada buatmu.

5. Meningkatka risiko depresi

ilustrasi overthinking (unsplash.com/Tim Gouw)

Kegagalan berulang karena tujuan yang gak realistis bisa bikin kamu merasa putus asa, bahkan gak berharga. Kalau perasaan kecewa terus numpuk, risiko depresi bisa meningkat, lho.

Kalau kamu mulai merasa gak ada harapan atau terlalu keras sama diri sendiri, itu tanda buat berhenti sejenak. Tanya lagi ke dirimu sendiri: apakah tujuan yang kamu kejar benar-benar sepadan dengan harga yang harus dibayar?

Ngejar mimpi memang bagus, tapi pastikan mimpi itu masih dalam jangkauan. Hidup bukan tentang seberapa cepat kamu mencapai tujuan, tapi tentang gimana kamu menikmati prosesnya. Jangan takut buat nge-adjust ekspektasi atau bahkan ganti arah kalau perlu. Ingat, kamu berhak bahagia, sehat, dan hidup seimbang!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us