Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Alasan Mengapa Sulit Mengakui Bahwa Kamu Tersesat dalam Hidup

potret seorang wanita sedang berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Balikpapan, IDN Times - Apakah hidup terasa tidak lagi istimewa bagi kamu akhir-akhir ini? Mungkin kamu tak lagi merasa ada semangat yang membara ketika berhubungan dengan hobi atau minatmu. Lebih penting lagi, apakah kamu mulai kehilangan pandangan terhadap apa yang benar-benar diinginkan? Menjadi tersesat dalam hidup memang tidak indah, namun kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk kamu yang kelihatannya sudah memiliki semuanya.

Pada tahap ini, kamu mungkin merasa enggan mengakui bahwa kamu sedang kebingungan mengenai arah hidup. Namun, menghadapi dan menerima kebenaran kondisi ini adalah cara yang baik untuk kembali berdiri kokoh. Untuk itu, mari lihat apa saja alasan yang mungkin jadi penyebab kamu sulit mengakui ketersesatanmu dalam hidup saat ini.

1. Hidup di dalam mimpi milik orang lain

potret seorang dokter kelelahan (pexels.com/Cedric Fauntleroy)

Alasan pertama ini mungkin sangat sulit untuk kamu terima. Meski kamu sukses, apa yang kamu jalani saat ini bukanlah apa yang benar-benar kamu inginkan. Itu bukan sesuatu yang membuat hatimu bergembira dan penuh semangat ketika melakukannya. Hal ini karena tujuan yang kamu upayakan pada dasarnya bukan datang darimu, melainkan dari mimpi orang lain.

Misalnya, kamu berhasil menjadi dokter karena dahulu orangtuamu bersikeras agar kamu menjalani karier ini. Padahal, keinginanmu sebenarnya adalah menjadi penulis novel best-seller. Contoh lain adalah kamu tinggal di pinggiran kota karena pasanganmu yang menginginkannya, meskipun sebenarnya kamu selalu lebih menyukai kehidupan di perkotaan. Jika kamu berada dalam situasi ini, maka alasan yang kuat untuk kembali ke jalur yang benar adalah jujur pada dirimu sendiri.

2. Menolak refleksi diri

potret seorang wanita sedang merenung (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Alasan lainnya kamu tidak mau mengakui tersesat dalam hidup adalah tidak pernah melakukan refleksi diri. Artinya, coba sesekali melakukan perenungan yang mendalam mengenai apa saja yang sudah kamu lalui, lakukan pada hidupmu hingga kini. Apakah semuanya memang seperti apa yang kamu inginkan, apakah kamu merasa bersyukur dan bahagia karenanya.

Cara untuk melakukan refleksi diri ini mungkin untuk yang lebih niat bisa dengan membiarkan diri sendiri melakukan perjalanan jauh. Namun, cara mudah lainnya dengan hanya meluangkan waktu sekali dalam sebulan khusus untuk menengok kembali pada apa yang sudah kamu capai dan belum juga bisa kamu lakukan.  Melalui cara ini kamu akan bisa lebih berpikir jernih soal jalur selanjutnya apa yang harus kamu ambil dalam hidup agar tak lagi tersesat.

3. Terlalu keras pada dirimu sendiri

potret seorang wanita tertidur di meja (pexels.com/Min An)

Pemicu lain yang membuatmu enggan menyadari bahwa kamu tersesat dalam hidup adalah sikapmu yang terlalu keras terhadap diri sendiri. Misalnya, jika kamu seorang perfeksionis, kamu selalu menetapkan standar yang sangat tinggi untuk setiap pekerjaanmu. Meskipun kamu sudah melakukan presentasi dengan lancar, hanya karena kamu tersendat di bagian akhir, kamu merasa itu adalah sebuah kegagalan.

Ini adalah saat kamu menyabotase dirimu sendiri, di mana kritik batinmu mengambil alih. Ketika kondisi ini terjadi, ingatlah bahwa hidup adalah tentang kemajuan, bukan kesempurnaan. Sadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Tidak masalah jika kamu hanya maju sedikit setiap harinya. Bahkan, kamu akan merasa lebih nyaman dengan kesalahan, karena kamu tidak perlu menjadi sempurna.

4. Takut akan perubahan

potret seorang wanita menulis catatan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Seseorang yang takut akan perubahan biasanya cenderung menolak kesempatan baru yang datang, bahkan jika itu peluang besar. Kamu mungkin takut menerima tanggung jawab baru, pindah ke lokasi baru, bertemu orang-orang baru, atau khawatir tidak bisa memberikan performa yang baik dalam peran baru. Di sisi lain, kamu juga merasa mandek atau tidak maju di posisi yang sekarang dijalani.

Apakah kamu pernah merasakan ini? Ingin maju, tetapi tertahan karena ketakutan. Kamu mungkin hanya ingin semuanya tetap sama. Padahal kenyataannya, dunia terus berputar, dengan atau tanpa kamu di dalamnya. Cepat atau lambat, kamu akan merasa seperti bola salju yang tertinggal. Orang-orang di sekitarmu bergerak maju, sementara kamu hanya diam di tempat. Inilah yang membuatmu tersesat tanpa menyadarinya.

5. Memilih untuk mengalihkan perhatian

potret perempuan kelelahan di depan laptop (pexels.com/Karolina Grabowska)

Saat ini, banyak orang mudah terdistraksi dalam situasi ini. Ketika mendengar suara notifikasi di ponsel, mereka segera terjebak menyelami isi media sosial selama berjam-jam. Mereka juga bisa terlalu asyik bermain game atau tenggelam dalam episode-episode serial di platform streaming yang seakan tidak ada habisnya.

Tidak ada salahnya sesekali memanjakan diri dengan hal-hal ini. Ketika banyak pikiran menghantui benak kita, beristirahat sebentar memang ada baiknya. Namun, terlalu banyak beristirahat bisa membuat dirimu tersesat. Selain itu, gangguan-gangguan ini dapat berdampak nyata terhadap kesehatan mentalmu. Aliran informasi yang konstan dan gambar yang berubah dengan cepat dapat menyebabkan kekacauan mental.

Merasa tersesat dalam hidup itu wajar; semua orang mungkin mengalaminya setidaknya sekali seumur hidup. Yang harus kamu lakukan ketika itu terjadi adalah jangan lari dan menyalahkan diri sendiri. Sebaliknya, pahami dan terima kondisi tersebut, beri dirimu waktu untuk lebih mengenal diri. Saat pikiran sudah jernih, kamu bisa membuat keputusan yang lebih baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us