7 Fakta tentang Chousingha, Antelop Bertanduk Empat yang Pemalu

Samarinda, IDN Times - Chousingha, atau antelop bertanduk empat, adalah spesies antelop kecil yang berasal dari India dan Nepal. Tubuhnya memiliki panjang antara 80 cm hingga 1,1 m, dengan tinggi sekitar 55-64 cm dan berat 17-22 kg.
Chousingha dapat dikenali dengan mudah berkat tanduknya yang khas, tubuh ramping, kaki kurus, dan ekor pendek. Warnanya bervariasi dari cokelat kekuningan hingga kemerahan, dengan bagian bawah tubuh dan bagian dalam kaki berwarna putih. Nama ilmiahnya adalah Tetracerus quadricornis, dan ia termasuk dalam famili Bovidae.
Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang chousingha yang dapat menambah pengetahuanmu.
1. Wilayah penyebaran chousingha

Chousingha dapat ditemukan di India dan Nepal. Di India, mereka tersebar mulai dari kaki Pegunungan Himalaya di utara hingga dataran tinggi di selatan Dekkan. Antelop ini biasanya menghuni area dengan tutupan rumput atau semak lebat yang dekat dengan sumber air.
Menurut Animalia, chousingha cenderung menghindari daerah yang dihuni manusia dan lebih memilih hutan terbuka, kawasan kering, dan daerah perbukitan.
2. Chousingha sebenarnya hidup menyendiri

Chousingha biasanya lebih aktif di siang hari. Mereka pada dasarnya hidup menyendiri tapi bisa juga membentuk kelompok lepas yang terdiri dari 3-5 individu.
Kelompok tersebut terdiri dari satu atau lebih chousingha dewasa dan terkadang remaja. Jantan dan betina hanya berinteraksi saat musim kawin saja.
3. Cara berkomunikasi chousingha

Chousingha mempunyai panggilan khusus yang digunakannya untuk berkomunikasi dengan teman kelompoknya. Walaupun begitu, panggilan tersebut tidak mempunyai nama. Dalam situasi darurat, chousingha cenderung tidak bergerak dan bersembunyi di rerumputan tinggi.
Melansir Kidadl, tapi saat mereka sangat merasa terancam dan berada dalam bahaya, chousingha akan menggunakan panggilannya itu. Untuk menandai wilayahnya, mereka mengeluarkan sekresi kelenjar preorbital.
Chousingha juga menggunakan sinyal visual seperti memutar telinga, menundukkan kepala dan gestur lainnya untuk menyampaikan informasi.
4. Seberapa cepat chousingha

Kecepatan berlari chousingha masih belum diketahui. Tapi antelop dengan kemampuan berlari tercepat adalah prong horned antelop, mereka bisa mencapai kecepatan 95 km/jam.
Walaupun kecepatannya belum pasti, chousingha sebagai antelop tentu saja memiliki kemampuan berlari yang cukup baik.
5. Chousingha terkadang terlihat bersama langur

Chousingha mengonsumsi berbagai jenis makanan, termasuk rerumputan, semak, tanaman herbal, bunga, dan buah-buahan. Sekitar 29 persen dari diet mereka terdiri dari rerumputan, sementara sisanya mencakup dedaunan dan bunga. Mereka juga cukup sering minum.
Menariknya, chousingha sering terlihat bersama langur saat mencari buah.
6. Chousingha juga disebut sebagai antelop bertanduk empat

Chousingha memiliki penampilan yang unik dengan tanduk-tanduknya, sehingga mereka juga dikenal sebagai antelop bertanduk empat. Chousingha memiliki total empat tanduk di kepalanya.
Satu pasang tanduk terletak di antara telinga, sementara pasang lainnya berada di dahi.
7. Apa peran chousingha di habitatnya?

Peran chousingha dalam ekosistemnya masih belum sepenuhnya dipahami. Namun, mereka merupakan mangsa bagi berbagai pemangsa, sehingga dapat memengaruhi populasi predator yang bergantung pada mereka. Selain itu, pola makan chousingha mungkin juga berperan dalam memengaruhi komunitas tumbuhan di sekitarnya, seperti yang dilaporkan oleh Animal Diversity.
Chousingha adalah antelop kecil yang menarik. Sayangnya, informasi tentang sistem perkawinannya masih terbatas. Musim kawin mereka biasanya terjadi selama musim hujan, antara bulan Juli hingga September. Betina dapat melahirkan satu atau dua bayi setelah masa kehamilan selama sekitar 8 bulan.
Bayi yang lahir sudah cukup berkembang, namun tetap disembunyikan oleh induknya selama beberapa minggu pertama kehidupannya. Mereka tetap bersama ibunya selama sekitar satu tahun. Jika kamu tertarik untuk melihat antelop unik ini secara langsung, kamu dapat mengunjungi habitat alaminya.