Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perlukah Setia Saat PDKT? Ini Batas Sehat dalam Pendekatan Cinta

Pacaran.
ilustrasi hubungan tahap pendekatan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kesetiaan kerap dianggap sebagai fondasi utama dalam hubungan percintaan. Sikap ini mencerminkan komitmen untuk menjaga perasaan, keutuhan, dan keharmonisan hubungan. Namun, pertanyaan kerap muncul ketika hubungan masih berada di tahap pendekatan atau PDKT. Apakah kesetiaan sudah perlu diterapkan meski belum ada status resmi?

Pada fase pendekatan, mengenal lebih dari satu orang masih dianggap wajar. Tujuannya agar seseorang dapat menemukan pasangan yang benar-benar sejalan dengan hati dan nilai hidupnya. Meski demikian, kesungguhan dan konsistensi tetap diperlukan apabila ingin membangun hubungan yang sehat dan bermakna.

1. Setia pada tahap ini berpotensi bikin kamu rela mengorbankan diri

Berpikir.
ilustrasi seseorang yang selalu berkorban dalam hubungan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Gambaran tentang kesetiaan sering kali diperkuat oleh cerita-cerita romantis di film. Tokohnya digambarkan rela berkorban demi orang yang dicintai, bahkan tanpa kejelasan status. Mereka tetap bertahan meski menerima perlakuan yang tidak seimbang, semata-mata atas nama cinta.

Namun, kondisi tersebut tidak selalu berjalan manis dalam kehidupan nyata. Pengorbanan tanpa komitmen belum tentu membuat seseorang jatuh cinta. Bahkan, tidak jarang orang yang disukai justru memilih menjalin hubungan dengan orang lain. Pada akhirnya, pengorbanan yang dilakukan bisa berujung sia-sia dan menyisakan luka.

2. Gak harus berpikiran untuk selalu menyenangkannya

Berpikir.
ilustrasi laki-laki sedang duduk sambil berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ketika sudah bersikap setia di tahap PDKT, seseorang kerap terdorong untuk terus menyenangkan dan membahagiakan gebetan. Padahal, pada fase ini, seharusnya kedua belah pihak sama-sama menilai apakah satu sama lain mampu memberi kebahagiaan. Memberi perhatian sesekali tentu tidak menjadi masalah, tetapi jika harus dilakukan secara berlebihan, hal tersebut patut dipertimbangkan ulang.

Bersikap setia tanpa kejelasan arah hubungan juga bisa membuat posisi menjadi timpang. Jika kamu terus berusaha sementara dia masih ragu atau memilih orang lain, maka risiko terluka akan sepenuhnya berada di pihakmu.

3. Terlalu banyak menghabiskan waktu untuknya

Santai.
ilustrasi cowok sedang menunggu balasan chat (pexels.com/Eren Li)

Umumnya, orang yang setia akan meluangkan lebih banyak waktu untuk kebersamaan. Namun, dalam tahap pendekatan, pembagian waktu tetap perlu dijaga. Perhatikan apakah intensitas kedekatan tersebut membuatnya nyaman atau justru sebaliknya. Jika tidak ada respons yang seimbang, mungkin sudah saatnya meninjau kembali kelanjutan pendekatan tersebut.

4. Santai dan nikmati dengan penuh kesenangan

Bermain.
ilustrasi orang bermain dan bercanda bersama (pexels.com/Katerina Holmes)

Menetapkan kesetiaan sejak PDKT juga dapat menimbulkan tekanan batin. Berbagai pertanyaan tentang masa depan hubungan kerap muncul dan membebani pikiran. Karena itu, menjalani pendekatan dengan lebih santai bisa menjadi pilihan yang lebih sehat.

Nikmati proses mengenal satu sama lain tanpa ekspektasi berlebihan. Dengan begitu, hubungan yang terjalin dapat berkembang secara alami dan memberikan pengalaman yang lebih menyenangkan bagi kedua belah pihak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
Sri Gunawan Wibisono
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest Life Kalimantan Timur

See More

Sering Menyerah? Waspadai 6 Dampak Negatif Pasrah pada Keadaan

21 Des 2025, 01:00 WIBLife