TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Siswa PPU Belajar Online: Bahan Pelajaran di Siaran TVRI Terlalu Umum

Siswa mengaku kangen teman-teman di sekolah

Siswi belajar di rumah (Dok.Ranoto Foundation)

Penajam, IDN Times - Sejumlah orangtua dan siswa peserta didik di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menilai, proses belajar secara daring atau online dinilai kurang efektif dibandingkan dengan tatap muka. Pasalnya sistem ini baru pertama kali dialami. Pun secara tiba-tiba.   

Yuni, orangtua siswi kelas VIII SMPN 1 PPU, kepada IDN Times, Rabu (22/4) di Penajam  mengatakan, sejak dilaksanakan pembelajaran secara online kepada seluruh peserta didik akibat mewabahnya virus corona, dinilainya kurang efektif, karena anaknya harus bisa belajar sendiri tanpa ada bimbingan langsung dari guru mereka.

Selain itu, tambah Yuni, sistem seperti ini baru pertama kali dialami oleh anaknya dan harus belajar  di rumah, jadi belum terbiasa. "Tetapi mungkin lama kelamaan mereka akan memahami bagaimana belajar dengan cara seperti saat ini," kata Yuni.

1. Walaupun kurang efektif, orangtua dan peserta didik harus bisa memahami kondisi saat ini

ilustrasi belajar online (IDN Times/Mela Hapsari)

"Menurut saya walaupun kurang efektif, tetapi semua harus memahami kondisi saat ini dan itu harus dilakukan, agar siswa tidak terkena corona. Semoga anak saya bisa terbiasa mengikuti pelajaran dan pembelajaran yang diberikan secara online itu," tambah Yuni.

Senada dengannya, Muksim bapak dari murid kelas VII SMPN 21 Penajam mengakui, di awal putri semata wayangnya sedikit kesulitan untuk menerjemahkan pelajaran secara online, namun kini sudah terbiasa dengan sistem pembelajaran seperti ini.

Diakuinya, semenjak diberlakukan belajar secara online di rumah, pengeluaran untuk pembelian kuota membengkak dalam satu hari sedikitnya Rp50 ribu, sehingga kini disiasati dengan memasang internet berlangganan Telkom setiap bulannya, yang harus membayar Rp377 ribu.

"Sebetulnya dengan membeli kuota setiap hari cukup memberatkan, tetapi saat ini agak berkurang karena sudah berlangganan internet," katanya.

Menurutnya, pembelajaran secara online di rumah semakin baik kalau orangtua juga ikut membantu anaknya apabila menghadapi kendala. Seperti yang dilakukannya pada saat anaknya kesulitan, ia kerap membantu dengan cara berdiskusi.

2. Pembelajaran secara online di rumah semakin baik kalau orangtua juga ikut membantu anaknya

Tayangan pembelajaran di TVRI untuk siswa belajar di rumah, Senin (13/4). (IDN Times/Wayan Antara)

Sementara itu, Annisa siswi kelas X SMKN 2 Penajam, menuturkan, pada awal mendapatkan pelajaran secara online dirinya agak kesulitan, tetapi kini sudah biasa dilakukan. Jika tidak terlalu memahami pelajaran yang diberikan, ia sering melakukan diskusi dengan orangtuanya di rumah.

"Sekarang saya sudah biasa belajar menggunakan komputer maupun laptop, jadi tidak lagi mengalami kesulitan, apalagi ayah dan ibu saya kerap membantu apabila ada pelajaran yang kurang saya mengerti," kata Annisa.

Baca Juga: Kasus Positif Corona di PPU Sudah 14 Orang, Semua Terkait Klaster Gowa

3. Kangen untuk bertemu dengan teman-teman dan para guru di sekolah

Ilustrasi belajar di rumah. IDN Times/Yogi pasha

Annisa menuturkan, meskipun belajar secara online tidak lagi menjadi kendala, tetapi ia mengaku kangen untuk bertemu dengan teman-teman dan para guru di sekolah. Selain itu, ia juga merasa jenuh dan bosan karena harus ada di dalam rumah setiap hari.

"Saya kangen bercanda dengan teman-teman dan bertemu dengan para guru di sekolah. Tapi harus bagaimana lagi kalau kita tidak boleh belajar di sekolah seperti biasa akibat penyebaran corona ini. Kami berharap semua ini cepat selesai dan kami kembali ke sekolah seperti biasa," harapnya.

Sementara itu, Hendrik pelajar kelas XII SMAN 4 PPU mengakui, saat ini dirinya sudah tidak lagi belajar secara online dan telah melaksanakan Ujian Akhir Sekolah (UAS) secara online di rumah pada 9-17 Maret silam.

4. Bahan pelajaran dari siaran TVRI terlalu umum

Para guru SMPN 5 PPU ketika memberikan soal dan lembar jawaban ujian secara online kepada siswanya (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Karena Ujian Nasional (UN) ditiadakan akibat corona, terang Hendrik, maka seluruh siswa kelas akhir lain hanya mengikuti UAS saja di rumah. Saat ini, mereka tinggal menunggu ijazah saja dari sekolah. Hendrik menuturkan, angkatannya di sekolah menjadi lulusan pertama yang tidak melaksanakan UN. Bahkan perpisahan saja, kata dia, ditiadakan. Kondisi ini yang membuat dirinya sedih berpisah dengan teman-teman tanpa bertatap muka.

Seorang guru juga mengungkap pendapatnya, Darmis pengajar di SMAN 1 PPU mengakui, sistem pembelajaran secara online itu merupakan salah satu pilihan yang tepat di tengah mewabahnya virus corona. Jadi, kata dia, suka atau tidak, semua pihak harus mengikuti cara ini walaupun berada di rumah masing-masing melalui aplikasi Whatsapp.

Menurutnya, belajar melalui siaran TVRI kurang efektif karena yang disajikan adalah bahan pelajaran secara umum. Berbeda jika materi itu berasal dari gurunya langsung, apa yang disampaikan lebih terfokus sehingga siswa menjadi lebih mudah dalam mencerna materi pelajaran yang diberikan.

Baca Juga: Waspada, PPU Bisa Susul Balikpapan Jadi Daerah Transmisi Lokal Corona

Berita Terkini Lainnya