Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bisa Nggak Ikan Tenggelam? Ini 6 Fakta tentang Hewan Air Bernapas

ilustrasi ikan di air laut (pexels.com/Francesco Ungaro)
ilustrasi ikan di air laut (pexels.com/Francesco Ungaro)

Samarinda, IDN Times - Siapa sih yang nggak tahu kalau oksigen itu penting banget buat semua makhluk hidup? Manusia, hewan darat, sampai hewan laut - semua butuh oksigen biar bisa bertahan hidup.

Tapi, pernah kepikiran nggak, gimana caranya ikan dan hewan air bernapas, padahal mereka hidup di dalam air? Bisa nggak sih mereka sampai tenggelam? Yuk, intip faktanya!

1. Apakah ikan bisa tenggelam?

ilustrasi kumpulan ikan mati (pexels.com/Oziel Gómez)
ilustrasi kumpulan ikan mati (pexels.com/Oziel Gómez)

Menurut Collins Concise Dictionary, “tenggelam” artinya mati karena tubuh terendam dalam cairan. Nah, karena ikan hidup di air, jadi mereka nggak mungkin tenggelam seperti manusia. Tapi, meskipun nggak bisa tenggelam, ikan tetap bisa mati lemas, lho! Hal ini terjadi kalau air di sekitar mereka kekurangan oksigen terlarut, baik di laut maupun air tawar.

2. Bagaimana cara ikan mendapat oksigen?

ilustrasi ikan bernafas di dalam air (pexels.com/Guillaume Meurice)
ilustrasi ikan bernafas di dalam air (pexels.com/Guillaume Meurice)

Sebagian besar ikan bernapas dengan mengandalkan insang. Air yang mengalir melewati insang akan membawa oksigen ke dalam tubuh mereka. Jadi, kalau insang rusak atau air nggak mengalir lancar, ikan bisa kehabisan oksigen dan akhirnya mati lemas. Inilah alasan kenapa insang jadi organ super penting bagi ikan.

3. Terdapat beberapa ikan yang mengambil oksigen dari udara

ilustrasi Ikan Paus Orca mengambil nafas di udara (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi Ikan Paus Orca mengambil nafas di udara (pexels.com/Pixabay)

“Hewan laut juga butuh oksigen untuk hidup. Bedanya, mereka mengambil oksigen dari air, sedangkan kita dari udara,” jelas Frances Withrow, ilmuwan kelautan dari Oceana, dikutip dari Live Science. Jadi, meskipun tinggal di air, hewan laut tetap ‘ngirup’ oksigen, cuma caranya aja yang beda.

4. Ikan yang bisa bernapas di udara

ilustrasi manusia menjala ikan (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)
ilustrasi manusia menjala ikan (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Nggak semua ikan cuma mengandalkan air. Contohnya Arapaima, ikan air tawar raksasa asal Amerika Selatan. Ikan ini punya insang kecil dan dilengkapi kantung renang yang memungkinkan dia mengambil oksigen langsung dari udara. Nggak heran kalau Arapaima bisa bertahan hidup di luar air sampai 24 jam!

5. Mamalia air yang bisa menyelam sangat lama

Paus biru (commons.wikimedia.org/NOAA Photo Library)
Paus biru (commons.wikimedia.org/NOAA Photo Library)

Mamalia laut kayak paus dan lumba-lumba, serta reptil laut seperti penyu, nggak bisa bernapas di dalam air. Mereka harus muncul ke permukaan buat hirup udara. Tapi jangan salah, mereka jago nahan napas, bahkan Paus Berparuh Cuvier tercatat bisa menyelam sampai 138 menit non-stop menurut penelitian Live Science tahun 2014.

6. Perburuan liar merusak keanekaragaman hayati laut

Ikan hiu (pexels.com/Lachlan Ross)
Ikan hiu (pexels.com/Lachlan Ross)

Faktanya, banyak hewan laut yang mati bukan karena kehabisan oksigen alami, tapi karena ulah manusia. Jaring, kail, hingga perburuan sirip hiu sering bikin insang atau tubuh ikan rusak. Hiu yang kehilangan siripnya nggak bisa berenang dan akhirnya mati lemas atau kelaparan.

Menurut Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional, sekitar 300.000 paus, lumba-lumba, dan penyu mati tiap tahun karena ulah manusia. Selain itu, perubahan iklim juga bikin oksigen di laut makin sedikit, apalagi air hangat cenderung nggak bisa menyimpan oksigen sebanyak air dingin - hasilnya? Zona mati di laut makin meluas.

Walau hidup di air, hewan laut tetap butuh oksigen buat bertahan hidup. Insang dan sirip jadi senjata utama bagi ikan, sementara paus dan penyu butuh udara dari permukaan. Sayangnya, kerusakan lingkungan dan perburuan liar bikin mereka kesulitan bernapas. Yuk, lebih peduli sama laut, supaya kehidupan di bawah air tetap terjaga!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
Sri Gunawan Wibisono
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us