Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Takut Bicara Soal Seks? Bisa Jadi Kamu Mengalami Erotophobia

Sepasang kekasih sedang bermesraan.
Ilustrasi Erotophobia, Ketakutan untuk Berhubungan Seksual. (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Erotophobia adalah ketakutan terhadap seksualitas, keintiman, atau sekadar pembicaraan tentang hal tersebut. Ketakutan ini jarang dibicarakan karena terhalang tabu sosial. Bagi sebagian orang, topik tentang tubuh, keinginan, atau hubungan intim dapat menimbulkan rasa malu, canggung, hingga jijik.

Ketakutan ini bukan sekadar soal moral atau sopan santun. Erotophobia sering berakar pada pengalaman emosional, pola asuh yang represif, atau trauma masa lalu. Dalam masyarakat yang masih menstigma pembicaraan seksual, banyak orang tumbuh tanpa pemahaman sehat tentang keintiman, sehingga seksualitas dipandang sebagai sesuatu yang salah atau berbahaya.

1. Akar ketakutan dari rasa malu

Wanita takut telanjang.
Ilustrasi Gymnophobia, Rasa Takut dan Malu Melihat Diri Telanjang. (pexels.com/cottonbro studio)

Banyak penderita erotophobia dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap tubuh dan seksualitas sebagai hal tabu. Saat dewasa, segala hal terkait keintiman terasa menakutkan, meski terjadi dalam hubungan yang sehat. Rasa malu yang tertanam sejak kecil membuat seseorang menjauh dari tubuhnya sendiri dan sulit memandang keintiman sebagai sesuatu yang wajar.

Namun, erotophobia tidak selalu muncul karena rasa malu sosial. Pada sebagian orang, ketakutan ini berakar dari pengalaman traumatis seperti kekerasan atau pelecehan seksual. Tubuh yang pernah disakiti cenderung bereaksi dengan ketegangan atau kecemasan ketika menghadapi tanda-tanda keintiman. Menyadari bahwa ketakutan itu merupakan mekanisme perlindungan diri adalah langkah awal menuju pemulihan.

2. Trauma yang membungkam keintiman

Ilustrasi trauma psikologis
Ilustrasi trauma psikologis (pexels.com/Liza Summer)

Selain ketakutan fisik, erotophobia juga dapat muncul dalam bentuk penolakan terhadap kedekatan emosional. Seseorang mungkin terlihat nyaman secara sosial, namun memilih menjauh ketika hubungan mulai menjadi lebih dalam. Ketakutan untuk membuka diri sering berasal dari keyakinan bahwa kedekatan selalu berakhir dengan luka. Akibatnya, tembok emosional terbentuk dan menghambat hubungan yang sehat.

3. Ketika kedekatan emosional terasa menakutkan

Wanita sedih.
Ilustrasi Cherophobia, Takut untuk Bahagia dan Terluka Kembali. (pexels.com/RDNE Stock project)

Mengatasi erotophobia bukan proses instan. Ketakutan ini terbentuk dari pengalaman panjang dan keyakinan yang menumpuk. Namun, kondisi ini dapat diredakan melalui penerimaan diri dan upaya perlahan untuk berdamai dengan tubuh. Merawat diri, memahami kebutuhan tubuh, dan menghentikan kebiasaan menghakimi diri sendiri bisa menjadi langkah awal yang penting.

4. Berdamai dengan tubuh dan keintiman diri

Seorang pasangan sedang berpelukan mesra.
Ilustrasi Tips Mengatasi Pasangan Pendiam yang Jarang Bercerita. (pexels.com/Gustavo Fring)

Pada akhirnya, keintiman sejati bukan hanya tentang hubungan fisik, tetapi juga hubungan seseorang dengan dirinya sendiri. Saat kita mulai menerima tubuh dan perasaan tanpa rasa malu, ruang untuk mencintai diri dan orang lain secara lebih sehat akan terbuka.

Itulah ulasan singkat tentang erotophobia, ketakutan terhadap seksualitas yang kerap tersembunyi namun penting untuk dipahami.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us

Latest Life Kalimantan Timur

See More

Takut Bicara Soal Seks? Bisa Jadi Kamu Mengalami Erotophobia

15 Nov 2025, 02:00 WIBLife