Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pembunuhan Leno dan Rosemary LaBianca, Tragedi Kedua Charles Manson

petugas polisi mengamankan tempat kejadian di 3301 Waverly Drive, kediaman Leno dan Rosemary LaBianca (youtube.com/grimmlifecollective)

Balikpapan, IDN Times - Benedict Canyon di Los Angeles adalah kawasan indah yang dihuni oleh rumah-rumah mewah milik orang-orang kaya. Terletak jauh dari hiruk-pikuk pusat kota, alamat di 10050 Cielo Drive menjadi tempat pelarian aktris Sharon Tate untuk menghindari sorotan pers dan publik. Saat itu, Sharon Tate sedang hamil delapan setengah bulan. Keamanan menjadi prioritas utama baginya sembari menunggu suaminya, sutradara Roman Polanski, pulang dari Eropa.

Namun, kebahagiaan itu lenyap dalam sekejap mata. Kenyamanan yang dinikmatinya hancur pada malam 8 Agustus 1969. Malam itu, Sharon Tate, Abigail Folger, Jay Sebring, Wojciech Frykowski, dan Steven Parent, seorang satpam lingkungan, dibunuh dengan kejam oleh para pengikut sekte yang dipimpin Charles Manson.

Tragedi pembunuhan Sharon Tate menutup berita tentang kekejaman yang diteror Manson Family pada malam berikutnya. Selain pembunuhan aktris dan teman-temannya, kematian Leno dan Rosemary LaBianca sama tragisnya dan mungkin lebih menakutkan. Berbeda dengan Sharon Tate, keluarga LaBianca bukanlah selebritas; mereka adalah pebisnis biasa.

Faktanya, kematian Leno dan Rosemary LaBianca benar-benar membuat warga Los Angeles ketakutan dan paranoid. Pembunuhan malam kedua ini memicu kekhawatiran mendalam tentang siapa yang akan menjadi korban berikutnya. Inilah kisah nyata di balik pembunuhan Leno dan Rosemary LaBianca, korban Keluarga Manson yang sering terlupakan.

1. Latar belakang Leno dan Rosemary LaBianca

Franklin Hills di distrik Los Feliz, Los Angeles Tengah, California (commons.wikimedia.org/Brian Grogan)

Berbeda dari para korban pembunuhan Sharon Tate, Leno dan Rosemary LaBianca bukanlah bagian dari dunia Hollywood, sosialita, atau selebritas. Menurut CieloDrive.com, sebuah situs web yang merinci pembunuhan Tate-LaBianca, Leno LaBianca lahir di Los Angeles pada 6 Agustus 1925. Sebagai generasi pertama Amerika yang lahir dari imigran Italia, Leno bersekolah di Benjamin Franklin High School, di mana ia dikenal sebagai siswa unggul dan bintang tim lari.

Selain itu, Leno LaBianca adalah seorang veteran Perang Dunia Kedua. Setelah kembali dari teater Eropa, ia mengikuti jejak ayahnya sebagai pebisnis bahan makanan. Pada tahun 1959, Leno bertemu dengan istri keduanya, Rosemary Struthers, dan mereka menikah.

Rosemary LaBianca, yang lahir di Meksiko pada 15 Desember 1929, dibesarkan di panti asuhan Arizona dan diadopsi oleh keluarga Harmon pada usia 12 tahun. Saat bekerja sebagai carhop (pelayan di restoran drive-in) di restoran Los Feliz, dia bertemu dengan suami pertamanya, Frank Struthers, dan dikaruniai dua anak.

Setelah perceraian dari Struthers pada tahun 1958, Rosemary menikah dengan Leno LaBianca dan membuka butik pakaian yang sukses. Dari mantan pramusaji, Rosemary berkembang menjadi seorang pengusaha kaya dalam waktu kurang dari satu dekade.

Pada tahun 1968, keluarga LaBianca pindah ke rumah masa kecil Leno di 3301 Waverly Drive, distrik Los Feliz, Los Angeles. Di sinilah mereka akan menemui akhir tragis mereka satu tahun kemudian.

2. Sehari sebelum terjadinya pembunuhan

Danau Isabella, pusat distrik perumahan di Lake City, Florida (commons.wikimedia.org/Ebyabe)

Sebagaimana yang dirinci dalam jurnal Helter Skelter: The True Story of the Manson Murders oleh Vincent Bugliosi dan Curt Gentry, yang diterbitkan tahun 1995, Leno dan Rosemary LaBianca menghabiskan hari Sabtu, 9 Agustus 1969, bersama anak-anak Rosemary, Suzan dan Frank Struthers Jr., di Danau Isabella, kawasan resor populer 241 kilometer dari Los Angeles. Frank Jr., yang berusia 16 tahun, menghabiskan hari liburnya bersama temannya, Jim Saffie, di kabin milik keluarga Saffie di Danau Isabella. Keluarga LaBianca mampir sebentar untuk mengambil speedboat mereka. Rosemary dan Leno mengizinkan Frank untuk menginap satu hari lagi di kabin rumah temannya itu.

Dalam perjalanan pulang, keluarga LaBianca mendengar berita mengejutkan tentang pembunuhan Sharon Tate di radio mobil mereka. Putri Rosemary yang bernama Suzan, menyatakan bahwa ibunya sangat sedih mendengar berita tersebut. Setelah menurunkan Suzan, keluarga LaBianca berhenti di kios koran terdekat yang dikelola oleh John Fokianos. Lelah karena perjalanan, keluarga LaBianca tiba di rumah pada dini hari tanggal 10 Agustus. Mereka memutuskan untuk memindahkan speedboat di pagi harinya saja. Leno tertidur di sofa, sementara Rosemary beristirahat di kamarnya.

3. Charles Manson ikut andil dalam pembunuhan di malam kedua

potret Charles Manson (commons.wikimedia.org/San Quentin)

Menurut Ed Sanders, penulis The Family, Charles Manson tidak puas dengan pembantaian di Cielo Drive. Meskipun Charles "Tex" Watson, Susan "Sexy Sadie" Atkins, dan Patricia "Katie" Krenwinkel telah membantai Sharon Tate dan teman-temannya di 10050 Cielo Drive, tetapi Charles Manson menganggap bahwa aksi mereka berantakan, ceroboh, dan kacau. Pembunuhan itu dianggap terlalu heboh karena ada korban yang nyaris melarikan diri.

Di pembunuhan malam kedua, Charles Manson ingin para korbannya tidak menyadari bahwa mereka akan dibunuh. Dia juga memilih senjata bayonet militer yang tajam ketimbang pistol yang dapat membuat kegaduhan. Charles Manson pun meminta kembali anggotanya yang melakukan pembunuhan Tate serta dua anggota Keluarga Manson lainnya, untuk ikut dalam aksi pembunuhan di malam kedua. Charles Manson sendiri akan ikut ke lokasi pembunuhan di malam kedua ini untuk mengawasi.

4. Rencana dan percobaan pembunuhan di malam kedua

potret pembunuh pengikut Keluarga Manson, Susan Atkins (kiri), Charles Watson dan Patricia Krenwinkel pada foto tahun 1971 (commons.wikimedia.org/Rosa Mauro)

Seperti yang didokumentasikan dalam Helter Skelter: The True Story of the Manson Murders karya jaksa agung Vincent Bugliosi, Charles Manson memanggil Linda Kasabian, Patricia Krenwinkel, dan Leslie Van Houten ke bunkhouse di tempat persembunyian Keluarga Manson di Peternakan Spahn Ranch setelah makan malam pada Sabtu, 9 Agustus 1969. Charles Manson menginstruksikan para remaja putri ini untuk membawa pakaian ganti. Kasabian, yang bertugas mengawasi pembunuhan Tate, sangat gelisah saat mengetahui bahwa dia akan dikirim lagi dalam misi pembunuhan untuk mengobarkan Helter berdarah Manson. "Tadi malam terlalu berantakan," kata Manson kepada mereka. “Kali ini saya akan menunjukkan cara melakukannya.”

Charles Manson mengemudikan mobil, para pengikut pembantaian, diantaranya, Charles "Tex" Watson, Susan Atkins, Krenwinkel, dan Kasabian, bersama dengan Van Houten dan Steve "Clem" Grogan, masuk ke dalam mobil Ford Galaxie 1959 berwarna kuning dan putih milik John Swartz, dan mereka pergi mencari korban berikutnya.

Keluarga Manson akhirnya tiba di sebuah rumah di Los Feliz. Rumah itu tidak asing lagi bagi Keluarga Manson. Pasalnya, Keluarga Manson pernah menghadiri pesta narkoba di sana setahun sebelumnya. Namun, target mereka adalah rumah di sebelahnya. Rumah yang terparkir mobil Ford Thunderbird hijau dan speedboat di atasnya. Berbekal pistol, Charles Manson keluar dari mobil dan berjalan sendirian untuk mengamati lingkungan sekitar rumah.

5. Aktivitas menyeramkan yang dilakukan Keluarga Manson

Ilustrasi Pencuri (IDN Times/Mardya Shakti)

Charles Manson adalah seorang penjahat yang menghabiskan 34 tahun hidupnya di balik jeruji besi. Manson adalah pemimpin anggota sekte yang suka membobol rumah secara random di tengah malam. Berbalut pakaian hitam dan bersenjatakan pisau, Keluarga Manson akan memasuki sebuah rumah dan masuk dari kamar ke kamar, menata ulang barang-barang milik penghuni yang sedang tidur. Selama persidangan Manson, Wakil Jaksa Wilayah, Vincent Bugliosi, menduga bahwa memasuki rumah orang di tengah malam itu hanyalah gladi bersih untuk pembunuhan.

Pada Minggu dini hari, 10 Agustus 1969, Manson menyelinap ke rumah Leno dan Rosemary LaBianca untuk mengamati rumah tersebut. Menurut memoar Charles "Tex" Watson berjudul Will You Die For Me?, Charles Manson kembali ke mobil dan memanggil Watson untuk ikut bersamanya. Mereka memasuki rumah melalui pintu belakang yang tidak terkunci.

Mendengar suara gaduh, Leno LaBianca yang tertidur di sofa sontak terbangun. Charles Manson menodongkan pistol ke arah Leno dan meyakinkannya bahwa dia tidak akan dilukai. Charles Manson mengatakan bahwa dia hanya ingin uangnya dan tidak bermaksud menyakitinya.

Lalu, Watson mengikat tangan Leno LaBianca di belakang punggungnya sementara Manson pergi ke kamar tidur untuk melihat Rosemary. Lebih lanjut, dia meyakinkan Rosemary yang ketakutan bahwa tidak akan ada yang terluka. Charles Manson pun pergi dari rumah itu dengan membawa dompet Rosemary LaBianca. Beberapa saat kemudian, Patricia Krenwinkel dan Leslie Van Houten memasuki rumah LaBianca saat Charles Manson memerintahkannya untuk membunuh Leno dan Rosemary LaBianca.

6. Tex Watson, Patricia Krenwinkel, dan Leslie Van Houten memulai aksi kejinya

3301 Waverly Drive, kediaman Leno dan Rosemary LaBianca (youtube.com/grimmlifecollective)

Tex Watson, Patricia Krenwinkel, dan Leslie Van Houten melanjutkan tugas berdarah mereka. Sambil menutup tirai, Krenwinkel dan Van Houten memilih peralatan pembunuhan, yaitu pisau bergerigi berukuran 20 sentimeter dan garpu yang mereka ambil dari laci dapur, lalu mereka bergegas menuju kamar Rosemary LaBianca.

Menurut buku Will You Die For Me? oleh Charles Manson yang diceritakan oleh Pendeta Chaplain Ray, Watson menutupi wajah Leno dan Rosemary LaBianca dengan sarung bantal dan mengikatnya dengan kabel lampu. Watson kemudian merobek kemeja piyama Leno LaBianca dan menusuk tenggorokan Leno dengan bayonet, melakukan serangan sebanyak 12 kali.

Mendengar teriakan suaminya, Rosemary LaBianca mencoba melawan Van Houten dan Krenwinkel yang menahannya. Namun, Watson memasuki kamar tidur dan menikam Rosemary beberapa kali. Krenwinkel kemudian mendekati Rosemary yang sekarat dan menyiksanya menggunakan pisau dapur. Van Houten, meskipun ragu, akhirnya teringat perkataan Charles Manson yang meminta semua pelaku pembunuhan untuk mengotori tangan mereka. Watson menyerahkan bayonetnya kepada Van Houten, yang kemudian menikam Rosemary yang sekarat di punggung bagian bawah sebanyak 16 kali.

7. Manson ingin menyasar Partai Black Panther

anggota perempuan Partai Black Panther (commons.wikimedia.org/Rainalee111)

Saat Tex Watson, Patricia Krenwinkel, dan Leslie Van Houten menjalankan misi mengerikan mereka, Charles Manson, Susan Atkins, Linda Kasabian, dan Steve "Clem" Grogan meninggalkan tempat kejadian. Charles Manson memberikan dompet Rosemary LaBianca kepada Kasabian, dan memerintahkannya untuk menghapus sidik jarinya. Surat izin mengemudi LaBianca dan kartu kreditnya tidak boleh disentuh.

Charles Manson ingin mengemudikan mobilnya ke perumahan yang mayoritas penduduknya berkulit hitam (bermaksud menyasar anggota Partai Black Panthers). Lalu, Kasabian akan melemparkan dompet Rosemary ke trotoar di sana. Manson berharap orang kulit hitam akan menemukan dompet itu dan menggunakan kartu kreditnya. Sehingga orang tersebutlah yang akan dituduh melakukan pembunuhan Leno dan Rosemary LaBianca.

Entah kenapa, Manson berubah pikiran dan malah pergi ke pengisian bensin terdekat. Manson malah memerintahkan Kasabian untuk meninggalkan dompet Rosemary di toilet perempuan. Kasabian, yang merasa ketakutan setelah mengikuti dua pembunuhan, malah menyembunyikan dompet LaBianca di dalam tangki toilet duduk ketimbang meninggalkannya di tempat yang mudah ditemukan. Sebuah bukti penting, dompet itu akhirnya ditemukan empat bulan setelah pembunuhan 10 Agustus itu.

8. Penemuan jasad Leno dan Rosemary LaBianca

ruang tamu tempat kejadian di rumah Leno dan Rosemary LaBianca (youtube.com/grimmlifecollective)

Putra Rosemary LaBianca, Frank Struthers Jr., pulang dari liburannya bersama teman-temannya di Danau Isabella sekitar pukul 20.30, pada 10 Agustus. Frank turun di depan rumah Waverly Street. Dia melihat mobil Leno LaBianca terparkir di jalan dengan speedboat yang masih terpasang.

Menurut Frank, hal ini sangat tidak biasa. Ayah tirinya tidak mungkin memarkirkan kendaraannya di jalan. Saat Frank Struthers mengetuk pintu belakang, tidak ada seorang pun yang menjawab atau membukakan pintu. Karena curiga, Frank berjalan menyusuri jalan dan menelepon saudara perempuannya, Suzan, dari restoran burger terdekat.

Sekitar pukul 22.30, Suzan Struthers dan tunangannya, Joe Dorgan, tiba di rumah Waverly Street. Dia mengambil kunci rumah dari mobil Leno yang tidak terkunci. Lalu, Dorgan dan Frank Struthers Jr. memasuki rumah. Di dalam rumah, mereka dikejutkan dengan kejadian yang sangat mengerikan.

Leno LaBianca terbaring dalam posisi berjongkok di ruang tamu, kepalanya ditutupi sarung bantal berwarna putih. Pisau dapur menyembul dari tenggorokannya, dan garpu tanam tertanam di perutnya. Kata “WAR” terukir di tubuhnya.

Jasad Rosemary LaBianca ditemukan di kamar tidur. Juga ditutupi sarung bantal, tubuhnya penuh luka tusuk. Di dinding ruang tamu tertulis "Rise" dan "Death to pigs", yang ditulis dengan darah para korban. Di dapur, pintu lemari es bertuliskan pesan berdarah "Healter Skelter [sic]." Tidak ada barang yang hilang kecuali dompet Nyonya LaBianca.

9. Warga Los Angeles panik setelah terjadinya dua pembunuhan sekaligus

petugas polisi mengamankan tempat kejadian di 3301 Waverly Drive, kediaman Leno dan Rosemary LaBianca (youtube.com/grimmlifecollective)

Penyelidik awalnya enggan menghubungkan pembunuhan LaBianca dengan pembunuhan Tate. Pada saat itu, polisi menganggap pembunuhan di Waverly Street sebagai kejahatan yang meniru pembunuhan Tate. Terlepas dari pernyataan resmi pihak berwenang, masyarakat sangat percaya bahwa pembunuhnya adalah orang yang sama. Dicengkeram rasa takut, Los Angeles menahan napas sambil menunggu siapa yang berikutnya menjadi korban pembunuhan.

Pada peringatan 50 tahun pembunuhan Tate-LaBianca, Linda Deutsch, reporter Associated Press yang menyampaikan kisah pembunuhan di Cielo Drive, menggambarkan bahwa warga Los Angeles berbondong-bondong membeli sistem alarm dan anjing penjaga untuk rumah mereka. Warga juga mempersiapkan senjata. Mereka sangat yakin bahwa ada pembunuh berantai yang sedang berkeliaran di Los Angeles.

10. Nasib para pembunuh saat ini

Charles Manson pada bulan Maret 2009 (commons.wikimedia.org/California Department of Corrections and Rehabilitation)

Pada 16 Agustus 1969, pihak berwenang menggerebek lokasi di Peternakan Spahn Ranch dan menangkap Charles Manson dan 25 anggota Keluarga Manson lainnya. Mereka dituduh melakukan pencurian mobil. Namun, Charles Manson dibebaskan karena surat perintah penangkapannya salah tanggal.

Keluarga Manson yang bernama Susan Atkins, pernah dipenjara di Sybil Brand Institute karena terlibat dalam pembunuhan guru musiknya, Gary Hinman. Anehnya, Atkins justru membocorkan kejahatan dirinya terkait pembunuhan Tate-LaBianca kepada sesama narapidana, yang kemudian sampai ke telinga pihak berwenang. Didakwa melakukan pembunuhan, Charles Manson, Tex Watson, Atkins, Patricia Krenwinkel, dan Leslie Van Houten dijatuhi hukuman mati.

Namun, Linda Kasabian dijadikan saksi karena tidak terbukti melakukan aksi pembunuhan tersebut. Kesaksiannya berperan penting dalam hukuman yang akan diberikan kepada Charles Manson dan para pengikutnya. Seperti dilansir Rolling Stone, Steve Grogan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas pembunuhan satu keluarga pemilik peternakan Donald "Shorty" Shea. Akan tetapi, Grogan dibebaskan bersyarat pada tahun 1985.

Pada tahun 1972, California menghapuskan hukuman mati. Hukuman bagi para pembunuh diringankan hanya menjadi seumur hidup. Susan Atkins meninggal karena kanker otak pada tahun 2009. Charles Manson sendiri menderita kanker usus besar, dan meninggal karena serangan jantung pada tahun 2017. Hingga tulisan ini dibuat, Watson, Krenwinkel, dan Van Houten masih berada di penjara.

11. Kematian cucu LaBianca, bernasib sama seperti kakek dan neneknya, LaBianca

Ilustrasi Garis Polisi (IDN Times/Arief Rahmat)

Pada Agustus 1969, gaungan pembunuhan yang menakutkan kembali menggemparkan publik. Ariana Wolk, cucu perempuan dari Rosemary LaBianca, ditemukan tewas di apartemennya di Denver, Colorado. Menurut laporan afiliasi Denver NBC KUSA, jasad Ariana Wolk yang berusia 40 tahun ditemukan oleh polisi Denver pada 3 Juli 2020. Ariana, putri Suzan Struthers-La Berge, ditemukan tergeletak di tempat tidurnya dalam genangan darah dan dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian. Dia menderita luka parah di leher dan kemungkinan sempat melawan hingga tangannya terluka.

Menurut KCNC-TV Denver, sidik jari yang ditemukan pada cangkir di halaman rumah Wolk mengarahkan pihak berwenang kepada penangkapan Jose Sandoval-Romero, seorang pria berusia 24 tahun dari Colorado Springs, yang kemudian mengaku melakukan kejahatan tersebut.

Hubungan kekeluargaan Wolk dengan kasus pembunuhan LaBianca, yang tercatat di beberapa situs web terkait kasus Manson, pertama kali dilaporkan oleh The Mercury News. Pada bulan Desember 2020, tabloid Inggris Daily Mail menarik perhatian internasional terhadap berita ini, yang kemudian diberitakan secara luas oleh media besar.

Pembunuhan yang dilakukan oleh Charles Manson dan pengikutnya benar-benar di luar nalar. Tidak ada alasan yang jelas mengapa keluarga yang tidak bersalah menjadi sasaran kejahatan brutal ini. Peristiwa tragis ini, yang mencakup pembunuhan Sharon Tate dan keluarga LaBianca, sempat membuat warga Los Angeles sangat ketakutan. Peristiwa tersebut akhirnya menjadi inspirasi bagi banyak film.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us