Jatuh Cinta Tanpa Drama: Yuk, Belajar Stoicisme untuk Pacaran Asyik

Samarinda, IDN Times - Jatuh cinta itu manis, tapi gak jarang bikin hati dag-dig-dug dengan sejuta kecemasan. Mulai dari takut kehilangan pasangan, overthinking soal masa depan, sampai merasa hidup kita cuma bisa bahagia kalau ada dia.
Pernah ngerasa gitu juga? Kalau iya, kayaknya ini saatnya kamu kenalan sama stoicisme. Filosofi kuno ini ngajarin cara mencintai tanpa drama dan fokus ke hal-hal yang benar-benar bisa kita kendalikan.
Penasaran? Yuk, intip gimana stoicisme bisa bikin kamu lebih chill dalam urusan cinta!
1. Kenali apa yang bisa dan tidak bisa dikendalikan

Salah satu kunci stoicisme adalah belajar bedain mana yang bisa kita kontrol dan mana yang enggak. Dalam hubungan, kamu gak bisa ngatur perasaan pasangan atau memastikan hubungan itu akan happily ever after. Tapi, kamu bisa banget ngatur caramu merespons situasi dan menjaga emosimu sendiri.
Daripada stres mikirin hal-hal yang gak pasti, fokuslah jadi pasangan yang lebih pengertian dan dewasa. Dengan mindset ini, kamu bakal lebih siap menghadapi drama-drama kecil dalam hubungan tanpa kebawa perasaan.
2. Hiduplah berdasarkan nilai, bukan perasaan

Perasaan itu kayak roller coaster, naik-turun terus. Hari ini kamu ngerasa cinta banget, besok bisa aja lagi ragu. Nah, stoicisme ngajarin buat gak gampang kebawa arus perasaan. Alih-alih, utamakan nilai-nilai yang bikin hubunganmu bermakna, kayak kejujuran, respect, dan komunikasi yang sehat.
Pasang target hubungan yang jelas, tapi jangan lupa tetap fleksibel. Dengan begini, kamu gak gampang goyah kalau perasaan lagi gak stabil. Ingat, cinta yang kuat itu lebih dari sekadar "baper."
3. Terima ketidaksempurnaan dalam hubungan

Kamu sering overthinking karena hubunganmu gak sesuai ekspektasi? Stop sekarang juga! Dalam stoicisme, ketidaksempurnaan itu adalah bagian alami dari hidup. Pasanganmu manusia, bukan malaikat. Dan hey, kamu juga punya kekurangan, kan?
Daripada sibuk memperbaiki hal yang gak perlu, cobalah lebih santai dan terima keadaan apa adanya. Dengan begitu, kamu bakal lebih bahagia dan bisa menikmati hubungan tanpa beban ekspektasi berlebihan.
4. Jangan biarkan cinta mengontrol kebahagiaanmu

Kebahagiaanmu gak boleh tergantung pada pasangan. Kalau kamu terlalu bergantung, kamu bakal mudah cemas setiap kali ada masalah kecil. Stoicisme ngajarin untuk jadi individu yang utuh dan mandiri. Dengan merasa cukup dari dalam, kamu bisa mencintai tanpa tekanan atau rasa takut kehilangan.
Jadi, ambil waktu buat diri sendiri, jalani hobi, atau pelajari hal baru. Ketika kamu bahagia dengan dirimu, hubunganmu pun akan terasa lebih ringan dan menyenangkan.
5. Pahami konsep Memento Mori

Buat kamu yang sering khawatir kehilangan pasangan, konsep stoicisme ini bisa jadi jawaban: memento mori. Artinya, ingatlah bahwa semuanya sementara. Bukan buat bikin sedih, tapi biar kamu lebih menghargai momen-momen yang ada sekarang.
Daripada terus-terusan overthinking soal masa depan, kenapa gak menikmati hari ini? Tertawalah bareng pasangan, jalani waktu berkualitas, dan cintai mereka dengan sepenuh hati. Kalau nanti hubungan ini harus berakhir, setidaknya kamu punya kenangan indah yang gak tergantikan.
Cinta yang sehat itu gak melulu tentang kebahagiaan instan atau menjamin semuanya berjalan mulus. Kadang, kita perlu belajar menerima, memberi ruang, dan tetap fokus pada pertumbuhan pribadi. Dengan menerapkan prinsip stoicisme, kamu bisa mencintai tanpa cemas dan lebih menghargai setiap momen yang ada.
Ingat, cinta bukan tentang mengontrol atau bergantung sepenuhnya pada pasangan. Cinta sejati adalah tentang kebebasan, pengertian, dan rasa syukur. Jadi, kenapa gak coba mulai mencintai dengan cara yang lebih dewasa dan tenang, seperti ajaran stoicisme? Kamu siap?