Sedih, Nenek 94 Tahun di Balikpapan Tinggal Sendirian di Gubuk Reyot

Ruangan 2x3 meter itu lembap dan gelap. Pernah dimasuki ular

Balikpapan, IDN Times - Senyum bahagia nampak menghiasi wajah Mbah Warti. Dia tidak menyangka akan mendapatkan bantuan bedah rumah dari para relawan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Awalnya, Mbah Warti merupakan salah satu warga yang menerima bantuan sembako dari relawan Balikpapan Avenger dua minggu lalu. Saat itu, relawan melihat rumah nenek berusia 94 tahun itu dinilai tidak layak untuk ditinggali. Sebab rumah petak dari kayu itu sudah reyot termakan waktu.

"Yang buat kami kaget ketika kami masuk ke dalam menginjak lantainya itu sudah seperti lumpur. Dalam dan kaki tenggelam," kata Eddy Wijaya, Ketua Relawan Avanger, Kamis (28/1/2021).

1. Rumah Mbah Warti pernah kemasukan ular

Sedih, Nenek 94 Tahun di Balikpapan Tinggal Sendirian di Gubuk ReyotMbah Warti di Balikpapan, Kalimantan Timur. IDN Times/Istimewa

Eddy mengatakan, sebelumnya rumah Mbah Warti pernah kemasukan ular karena rumah kecil itu lembap dan gelap. Situasi itu membuat para relawan merasa khawatir pada keselamatan nyawa Mbah Warti.

"Pernah ada ular yang masuk, tapi dari kesehatan juga kami khawatir jika Mbah tetap tinggal dengan kondisi rumah seperti itu," ucap Eddy.

Kondisi Mbah Warti membuat para relawan segera berkoordinasi dengan organisasi kemanusiaan lainnya, seperti KOPI (Komunitas Orang Pinggiran), Gerakan Peduli Sesama, Srikandi LMP, PSB (Peduli Sesama Balikpapan), OTAB (Orang Tua Asuh Balikpapan), dan Hipakad Balikpapan untuk segera melakukan renovasi rumah.

2. Dapur dan kamar di satu ruangan yang sama

Sedih, Nenek 94 Tahun di Balikpapan Tinggal Sendirian di Gubuk ReyotRumah Mbah Warti sebelum dibedah oleh tim relawan di Balikpapan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Eddy juga bercerita, saat pihaknya datang ke rumah Mbah Warti, penampakan rumah itu seperti gudang. Berwarna hitam dan berlumpur. Seketika itu pula, rekannya berkata bahwa rumah itu tak layak.

"Bahkan tempat tidur Mbah Warti saja hanya beralaskan kardus dan triplek. Kata teman, ya tidak layak," imbuhnya.

Selama satu minggu, rumah milik Mbah Warti dibedah dan dapat diselesaikan pada hari Selasa, 26 Januari kemarin.

Selain bedah rumah, para anggota relawan juga memberikan bantuan berupa kasur, pakaian, bahan pokok, serta alat dapur.

Baca Juga: Potensi Bencana Balikpapan, Rawan Banjir dan Tanah Longsor

3. Tak nyaman bertemu orang lain

Sedih, Nenek 94 Tahun di Balikpapan Tinggal Sendirian di Gubuk ReyotMbah Warti di Balikpapan, Kalimantan Timur. IDN Times/Istimewa

Rizka, anak Mbah Warti yang sudah berkeluarga mengatakan, Mbah menolak untuk tinggal bersamanya. Mbah Warti, kata Rizka, merasa tak enakan jika tinggal di rumahnya. Itulah mengapa Mbah bertahan di rumah kecil berukuran 2x3 meter tersebut.

Terkadang Rizka atau Ibu mertuanya datang membawakan makanan untuk Mbah Warti. Kadang juga ada orang lain yang memberikan.

"Kami kadang bawakan, cuma memang Mbah ini tak nyaman bertemu orang. Syukur-syukur bisa keluar melihat matahari," ujar Rizka.

Baca Juga: Ogah Tes Rapid Antigen Masuk Balikpapan, Warga Samarinda Pilih Pulang

Topik:

  • Irwan Idris
  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya