Dicari! Darah Pasien Sembuh COVID-19, Digunakan untuk Terapi Plasma
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Belakangan ini sedang ramai orang yang mencari calon pendonor darah. Uniknya yang mereka cari adalah donor darah dari seseorang yang pernah terkonfirmasi positif atau sembuh dari COVID-19.
Namun tak banyak yang bersedia melakukan donor tersebut. Terlebih karena selama ada kasus, identitas pasien selalu disembunyikan agar tidak disalah gunakan. Tetapi apa yang membuat orang-orang mencari donor darah dari pasien sembuh ini?
Dijelaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarty, rupanya hal itu disebut dengan terapi plasma darah.
"Terapi plasma darah, saat ini sudah ada di Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo (RSKD). Alatnya ada disana karena di sana ada UTD (unit transfusi darah)," terangnya, Kamis (25/9/2020) saat press rilis di halaman depan kantor Pemerintah Kota Balikpapan.
1. Merupakan antibodi dari pasien sembuh
Wanita yang akrab disapa Dio ini menuturkan, plasma darah tersebut dibutuhkan dari seseorang yang pernah terkena COVID-19 karena di dalam tubuhnya telah terbentuk yang namanya antibodi. Kemudian darah tersebut diambil dan diberikan kepada pasien COVID-19 lainnya.
Selama berjalan, sudah ada beberapa pendonor yang merupakan pasien sembuh memberikan darahnya kepada pasien lainnya dan akhirnya bisa sembuh juga.
"Nanti plasma darah ini diberikan kepada pasien-pasien gejala berat yang ada di ruang ICU," terangnya.
2. Sistem pengobatan yang lebih praktis
Dengan adanya terapi plasma darah ini, Dio mengatakan, bahwa bentuk pengobatan ini yang paling praktis. Selain mudah, juga termasuk murah.
"Kita tidak mengharap orang menjual antibodinya. Tetapi ini yang paling praktis juga saling menolong," ucapnya.
Saat ini pemerintah kota sedang mengupayakan agar rumah sakit lainnya dapat menerapkan terapi ini. Termasuk Palang Merah Indonesia (PMI).
Dari TNI/ Polri juga akan berusaha memberikan masukan serta motivasi mengenai sistem pengobatan ini
Baca Juga: Pemkot Balikpapan Usulkan Perda COVID-19 ke Gubernur Kaltim
3. Jumlah alat swab di Balikpapan bertambah
Sejauh ini pemeriksaan sampel COVID-19 yang digunakan Pemerintah Kota Balikpapan yaitu dengan menggunakan rapid test dan swab.
Hingga saat ini Pemerintah terus menggunakan metode tracing dan testing pada pemeriksaan swab karena merupakan salah satu pemeriksaan yang sangat terpercaya hasilnya.
Dan kabar gembira disampaikan oleh Tim gugus tugas, bahwa alat pemeriksaan swab kembali ditambahkan di beberapa rumah sakit. Yang terbaru didapatkan kabar bahwa Rumah Sakit dr Hardjanto Balikpapan juga telah kedatangan alat PCR baru.
"Alatnya sudah datang tetapi tinggal menunggu passwordnya dari Puslitbankes," jelasnya.
4. Jumlah kasus sudah hari ini sudah di bawah grafik
Hari ini, Jumat (25/9/2020) tim gugus tugas juga menyampaikan, grafik R-Nough yang telah berada di bawah angka satu. Meski begitu, Pemerintah Kota belum dapat mengambil keputusan melepasan pembatasan-pembatasan saat ini karena masih perlu evaluasi.
Tim gugus juga masih perlu melihat jumlah kasus hingga beberapa hari ke depan untuk dapat memastikan hal tersebut. Diketahui jumlah penambahan kasus positif di Balikpapan sudah mulai mengalami penurunan.
"Masih perlu dievaluasi beberapa hari ke depan jumlah kasusnya," ucap Dio, saat press rilis hari ini, Jumat (25/9/2020) di halaman depan kantor Pemerintah Kota Balikpapan.
5. Rincian kasus di Balikpapan hari ini
Tim gugus tugas mengumumkan, hari ini terdapat penambahan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 22 kasus. Dengan tambahan kasus dari kasus suspek sebanyak 8 orang, 10 orang dari kasus OTG, dan 2 kasus dari tracing kasus.
Kemudian terdapat 29 kasus selesai isolasi atau sembuh, diantaranya 3 pasien dari RSPB, 5 pasien dari RSUD Beriman, 3 pasien dari RSKD, 1 pasien dari RS Bhayangkara, dan karantina mandiri selesai sebanyak 17 pasien.
"Jadi total kasus kita saat ini yang terkonfirmasi positif sebanyak 2918. Yang dirawat 206 pasien, isolasi mandiri 637 pasien, yang sembuh 1893, dan positif meninggal 182," ujar Ketua Tim Gugus Tugas Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi.
Hari ini juga terdapat 2 kasus pasien positif yang meninggal dunia, dengan rincian umur 65 dan 56 tahun.
Baca Juga: Tambah Tiga, Kasus Pasien Sembuh di PPU Jadi 82 Orang
Baca Juga: Setahun Bebas, Dua Sekawan di Samarinda Dipenjara Lagi karena Narkoba